Terbit: 28 January 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Salah satu kuliner ekstrem yang masih banyak dikonsumsi meski dianggap tidak beretika adalah daging anjing. Daging ini terus dikonsumsi karena dianggap memberikan banyak manfaat khususnya menyembuhkan penyakit. Terlepas dari berbagai macam etika yang ada di dunia, sebenarnya mengonsumsi daging anjing itu sehat atau tidak?

Mengonsumsi Daging Anjing, Sehatkah?

Tradisi mengonsumsi daging anjing di Indonesia
Diam-diam konsumsi daging anjing di Indonesia mencapai 1 juta ekor per tahun berdasarkan data Dog Meat Free Indonesia. Konsumsi daging anjing paling banyak terjadi di kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan beberapa daerah di Sulawesi.

Di Bali, konsumsi daging anjing menjadi tinggi karena dianggap mampu menyembuhkan penyakit. Anjing dengan rambut hitam kalau diolah menjadi makanan mampu menyembuhkan penyakit asma.

Di Tomohon, Sulawesi Utara, daging anjing bahkan diperdagangkan di pasar tradisional. Masyarakat setempat menganggap daging anjing seperti halnya daging kelelawar (paniki), daging piton, dan daging tikus tanah yang dianggap biasa karena sudah membudaya.

Penyakit yang dibawa daging anjing
Daging anjing ternyata berbahaya saat dikonsumsi karena mampu menyebarkan penyakit mematikan seperti rabies. Penyakit ini bisa menyebar saat manusia terkena ludah, darah, atau daging anjing itu sendiri saat diolah.

Selain rabies yang bisa menyebabkan kematian, daging anjing masih mungkin mengandung E. coli dan salmonela yang menyebabkan diare. Lebih lanjut, kalau daging anjing tidak diolah dengan benar infeksi antraks, hepatitis hingga leptospirosis bisa menyebar dengan cepat dari daging ke tubuh manusia.

Penyakit-penyakit di atas bisa muncul dan menjangkiti manusia karena tidak semua anjing yang diolah sehat. Beberapa penyuplai daging anjing kerap menangkap dan menggunakan anjing liar di jalanan yang berisiko mengidap banyak penyakit.

Lebih baik mengonsumsi daging sapi, kambing, atau ayam yang diolah dengan baik ketimbang daging anjing yang berisiko dan sedikit menyalahi norma di masyarakat.

 


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi