DokterSehat.Com- Berkeringat adalah hal yang wajar terjadi pada tubuh, khususnya saat kita sedang kepanasan atau melakukan aktivitas fisik. Hanya saja, jika kita cermati, kadangkala bau keringat kita jauh lebih menyengat dari biasanya.
Dikutip dari Fitday, Stres ternyata bisa membuat kita memiliki bau keringat yang jauh lebih menyengat. Padahal, kita seringkali mengalami stres saat sedang tertekan karena pekerjaan atau hal-hal lainnya. Namun, sebenarnya apa sih kaitan antara stres dengan aroma keringat yang lebih menyengat?
Di dalam tubuh terdapat dua kelenjar keringat, yakni kelenjar ekrin dan aprokrin. Kelenjar ekrin memproduksi keringat saat suhu tubuh meningkat layaknya saat melakukan aktivitas fisik. Karena lokasi kelenjar ini berada di seluruh tubuh, maka keringat ini juga akan muncul di sekujur tubuh kita agar suhu tubuh bisa kembali mendingin.
Kelenjar apokrin akan muncul tatkala kita sedang mengalami stres psikologis. Posisi kelenjar ini ada di ketiak dan pangkal paha kita. Keringat yang muncul dari bagian tubuh ini cenderung memiliki bau yang lebih menyengat.
Keringat yang diproduksi kelenjar ekrin sebagian besar kandungannya, tepatnya 99 persen, adalah air. Sementara itu, keringat dari kelenjar apokrin terdiri dari 80 persen air dan sisanya adalah protein dan lipid. Kandungan protein dan lipid inilah yang kemudian menjadi makanan bakteri yang memproduksi aroma menyengat.
Pakar kesehatan Ramsey Markus, MD menyebutkan bahwa keringat yang disebabkan oleh stres dipicu oleh bagian yang berbeda di dalam otak. Tepatnya pada bagian otak yang membuat kita lebih waspada. Bau yang menyengat dianggap bisa menjauhkan hewan atau berbagai hal lain yang bisa membahayakan kita sejak pada zaman purba dulu.
Alih-alih memakai deodoran, pakar kesehatan lebih menyarankan kita untuk lebih baik dalam mengelola stres agar tidak mudah terkena masalah bau keringat yang menyengat ini. Caranya adalah dengan melakukan latihan pernapasan yang mampu meredakan stres dan rajin-rajin mencukur bulu ketiak.