Terbit: 17 January 2019 | Diperbarui: 19 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Rambut kemaluan dari pria dan wanita sering dibiarkan begitu saja tumbuh dengan subur. Beberapa orang ada yang mencukurnya sebagian dan ada yang memangkasnya hingga habis. Lantas mana yang benar, membiarkan rambut kemaluan begitu saja atau mencukurnya hingga gundul?

Pentingkah Mencukur Rambut Kemaluan pada Pria dan Wanita?

Sebenarnya masalah mencukur rambut kemaluan ini adalah preferensi masing-masing orang. Meski demikian, rambut kemaluan masih memengaruhi kesehatan kemaluan dari pria dan wanita. Lalu, apa yang bisa dilakukan dengan rambut kemaluan agar tubuh selalu sehat?

Merawat rambut kemaluan dengan benar

Rambut kemaluan yang Anda miliki harus dirawat dengan baik setiap harinya. Masalah nantinya akan dicukur atau tidak, bukan menjadi masalah. Berikut beberapa cara merawat rambut kemaluan.

  • Segera bersihkan kalau area selangkangan basah karena keringat sehabis kerja seharian atau berolahraga. Keringat yang berlebihan akan menyebabkan rambut menjadi lebih kumal. Selain itu kulit di bawah rambut juga bisa mengalami gatal dan berketombe.
  • Beri sampo khusus untuk membersihkannya. Misal menggunakan sampo bayi yang tidak menyebabkan iritasi. Kalau menggunakan sampo biasa bisa saja masuk ke kemaluan dan menyebabkan masalah yang lebih serius.
  • Kalau sudah terasa gatal berarti sedang ada masakah atau rambut terlalu tebal. Anda bisa merapikannya di beberapa sisi khususnya yang mengarah ke kemaluan.
  • Kalau muncul bisul atau iritasi di kulit, segera sembuhkan dan jangan dibiarkan begitu saja. Mengingat area selangkangan selalu lembap setiap saat, iritasi sekecil apa pun bisa menjadi lebih parah dari sebelumnya.
  • Periksa apakah di rambut kemaluan terdapat kutu. Kalau terdapat kutu segera beri obat agar kutu mati. Kalau tidak segera dibasmi, kutu akan terus memperbanyak diri dan membuat Anda susah mengatasinya. Selain itu, kudu juga menggigit kulit dan menyebabkan penyakit.

Mengapa rambut kemaluan tidak bisa dipangkas habis?

Meski rambut kemaluan terasa gatal dan tidak nyaman, Anda tidak disarankan langsung membasminya dengan habis. Berikut beberapa alasan yang mendasari larangan tersebut.

  1. Rambut kemaluan adalah pelindung

Rambut kemaluan adalah pelindung dari kemaluan itu sendiri. Hal ini berlaku pada pria dan juga wanita. Rambut kemaluan akan mencegah racun, bakteri, virus, dan radikal bebas lainnya masuk ke kelamin dengan langsung. Rambut akan menyaringnya dahulu atau menampungnya hingga dibersihkan.

Kalau rambut kemaluan dipangkas hingga habis, kemungkinan besar, bibit penyakit akan masuk ke kemaluan dengan cepat. Pada wanita kemungkinan terjadi iritasi hingga keputihan akan besar. Kalau Anda merasa tidak nyaman dengan rambut yang terlalu tebal, lebih baik dirapikan sedikit saja.

  1. Bisa dijadikan sebagai bantalan

Rambut kemaluan bisa dijadikan bantalan agar terlindung dari gesekan. Kalau Anda pernah mencukur habis rambut kemaluan, pasti akan merasa tidak nyaman. Gesekan yang terjadi di sekitar kemaluan akan besar dan menyebabkan masalah. Gesekan kemaluan dan celana dalam akan memberikan iritasi yang besar.

Saat mengendarai sepeda atau duduk, rambut kemaluan khususnya pada wanita juga bisa menjadi bantalan agar kemaluan tidak terasa sakit. Kalau Anda memangkas rambut kemaluan hingga habis, bantalan tidak akan ada. Selain itu ada kemungkinan gesekan dengan celana dalam semakin besar dan melukai kulit kemaluan.

  1. Kemungkinan terjadi iritasi

Kemungkinan terjadi iritasi pada kulit akan besar kalau rambut kemaluan dipangkas hingga habis. Iritasi terjadi karena gesekan kulit dengan celana dalam menjadi lebih sering terjadi. Selain itu, ada kemungkinan luka atau goresan saat mencukur dengan gunting atau pisau cukur.

Kalau Anda terpaksa mencukur habis rambut kemaluan, ada baiknya untuk memberikan pelembap. Dengan pelembap, iritasi tidak akan terjadi sehingga kulit akan membaik hingga rambut kembali tumbuh.

  1. Rambut kemaluan menjaga kelembapan

Kelembapan dari kemaluan juga sangat penting. Kalau terlalu panas bisa menyebabkan masalah pada produksi sperma dan membuat keringat di selangkangan menjadi banyak. Kalau terlalu kering juga bisa menyebabkan kulit kemaluan jadi kering.

Rambut kemaluan akan menjaga area kemaluan memiliki kelembapan yang sempurna. Kalau Anda merasa kelembapan di selangkangan terus meningkat, sedikit pangkas atau rapikan meski tidak semuanya. Dengan begitu kelembapan akan kembali seperti semula untuk aktivitas normal.

  1. Memberikan daya tarik pada pasangan

Alasan selanjutnya mengapa rambut kemaluan tidak disarankan untuk dipotong adalah daya tariknya cukup besar. Beberapa pasangan menyukai istri atau suaminya memiliki rambut kemauan yang tebal. Wanita melihat pasangannya terlihat lebih jantan dengan rambut kemaluan yang lebat.

Sebelum mencukur rambut kemaluan hingga habis ada baiknya untuk mencari tahu terlebih dahulu apalah pasangan menyukainya atau tidak. Kalau pasangan menyukainya tentu Anda tidak akan mau mengorbankan hal itu bukan. Bisa jadi pasangan jadi tidak bergairah lagi kalau area kemaluan menjadi lebih gundul.

  1. Sumber dari feromon

Pria tidak disarankan untuk memangkas rambut kemaluannya hingga habis. Hal ini terjadi karena pria menyimpan banyak feromon di dalam rambut kemaluannya. Meski penelitian tentang hal ini masih belum banyak, area vital dari pria itu memang bisa membangkitkan gairah seksual dari wanita bisa menciumnya atau berada di dekatnya.

Kalau rambut kemaluan dipotong hingga habis, konsentrasi dari feromon tidak akan ada lagi. Dampaknya, pria jadi tidak memiliki daya tarik seksual yang cukup besar. Lebih baik memangkas bagian pinggirannya saja kalau merasa tidak nyaman. Jangan sampai ketebalan rambut kelamin habis hingga bersisa kulitnya saja.

Dari ulasan di atas terlihat jelas kalau mencukur atau tidak mencukur rambut kemaluan tidak menjadi masalah. Kalau ingin mencukur jangan terlalu berlebihan karena rambut bisa jadi pelindung. Selanjutnya kalau tidak ingin mencukur ada baiknya untuk selalu menjaga sanitasinya setiap hari.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi