Terbit: 8 May 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Tahukah anda jika setiap hari kita bisa bernapas hingga 20.000 – 30.000 kali? Tanpa kita sadari, paru-paru kita terus bekerja tanpa henti. Saat kita melakukan aktivitas fisik tertentu, frekuensi pernapasan ini bahkan bisa meningkat meskipun saat kita tidur atau beristirahat, frekuensi ini akan menurun.

Melewatkan Waktu Makan Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan Paru

Dilansir dari Buzz. Definitely Filipino, paru-paru kita memiliki peran besar dalam menarik sekaligus menyediakan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh organ-organ dan sel tubuh. Jika sampai fungsi dari paru-paru ini terganggu, maka tubuh akan mengalami dampak kesehatan yang tidak bisa disepelekan karena banyak organ atau sel yang tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya.

Seorang mahasiswa bernama Angelica Gutierrez melalui media sosial Facebook mengungkapkan kisahnya yang menderita pulmonary edema, kondisi dimana paru-parunya dipenuhi dengan cairan dengan gejala seperti demam, asma, dan sakit tulang punggung.

Awalnya, Angelica dan keluarganya berpikir jika gejala asma dan demam ini sebagai masalah yang biasa saja. Lama-kelamaan, ia merasa seperti ada cairan yang memenuhi paru-paru dan tenggorokannya saat tidur, sehingga memutuskan untuk segera memeriksakan kondisi ini ke dokter.

Setelah menjalani pemeriksaan sinar x, Angelica terkejut tatkala dokter memberi tahu bahwa paru-paru kanannya sudah dipenuhi dengan cairan yang harus segera dikeluarkan. Meskipun sudah dua kali melakukan prosedur penghilangan cairan ini, kondisinya belum benar-benar membaik.

Dokter yang memeriksa kondisi kesehatannya menyebutkan bahwa salah satu penyebab dari masalah edema paru-paru ini adalah kebiasaan Angelica yang sering membiarkan keringat mengering pada tubuh tanpa sempat mengelapnya, melewatkan waktu makan baik itu makan pagi, makan siang, ataupun makan malam, dan memilih untuk tidur sembari menahan lapar.

Kini Angelica masih dalam tahap pengobatan dan berharap akan bisa segera sembuh setelah menjalani berbagai terapi yang cukup menyakitkan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi