Terbit: 25 August 2021 | Diperbarui: 31 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Medulla oblongata adalah bagian dari otak yang berperan penting dalam mengendalikan fungsi sejumlah sistem tubuh. Jika mengalami kerusakan, bagian otak ini dapat menimbulkan beberapa gejala yang mengganggu. Simak penjelasan selengkapnya, mulai dari definisi, fungsi, hingga penyakit yang memengaruhi medulla!

Mengenal Medulla Oblongata, Bagian Otak yang Mengendalikan Sistem Tubuh

Apa Itu Medulla Oblongata?

Medulla oblongata adalah dasar otak yang dibentuk oleh bagian atas sumsum tulang belakang. Bagian dari otak ini secara langsung mengontrol pernapasan, pencernaan, aliran darah, detak jantung, menelan, dan penghubung antara pons dan saraf tulang belakang.

Letak Medulla Oblongata

Medulla oblongata terlihat seperti kerucut bulat yang terletak di ujung batang otak, atau bagian otak yang terhubung dengan sumsum tulang belakang, terletak di depan bagian otak yang disebut otak kecil.

Cerebellum alias otak kecil terlihat seperti otak kecil yang tergabung di bagian belakang otak. Namanya secara harfiah diterjemahkan menjadi ‘otak kecil’ dari bahasa Latin.

Lubang di tengkorak yang memungkinkan sumsum tulang belakang melaluinya disebut foramen magnum. Medulla oblongata terletak pada tingkat yang sama atau sedikit di atas lubang tersebut.

Bagian atas medulla membuat lantai ventrikel keempat otak. Ventrikel adalah rongga berisi cairan tulang belakang serebral yang membantu memasok nutrisi untuk otak.

Fungsi Medulla Oblongata

Meskipun berukuran kecil, tetapi medulla oblongata memiliki banyak fungsi penting. Ini sangat penting untuk menyampaikan informasi antara sumsum tulang belakang dan otak. Fungsinya juga dapat mengatur sistem kardiovaskular dan pernapasan. Empat dari 12 saraf kranial berasal dari area ini.

Otak dan tulang belakang berkomunikasi melalui kolom serabut saraf yang melalui medulla, yaitu saluran tulang belakang. Saluran ini bisa naik (mengirim informasi ke otak) atau turun (membawa informasi ke sumsum tulang belakang).

Setiap saluran tulang belakang akan membawa jenis informasi tertentu. Misalnya, saluran spinotalamikus lateral dapat membawa informasi yang terkait dengan rasa sakit dan suhu.

Jika bagian dari medulla mengalami kerusakan, ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk menyampaikan jenis pesan tertentu antara tubuh dan otak. Ini yang membuat medulla oblongata fungsinya terganggu.

Jenis informasi yang dibawa oleh saluran tulang belakang, meliputi:

  • Rasa sakit dan sensasi
  • Sentuhan kasar
  • Sentuhan halus
  • Propriosepsi (perasaan pergerakan diri dan posisi tubuh)
  • Persepsi getaran
  • Persepsi tekanan
  • Kontrol sadar otot
  • Keseimbangan
  • Bentuk otot
  • Fungsi mata

Neuron motorik menyilang dari sisi kiri otak ke sisi kanan tulang belakang di medula. Jika terjadi kerusakan pada sisi kiri medula, ini akan menyebabkan hilangnya fungsi motorik ke sisi kanan tubuh. Demikian juga jika sisi kanan medulla mengalami kerusakan, itu akan memengaruhi sisi kiri tubuh.

Dampak Kerusakan dari Medulla Oblongata

Jika medulla rusak, otak dan sumsum tulang belakang tidak akan mampu secara efektif mengirimkan informasi satu sama lain.

Kerusakan pada yang terjadi pada medulla dapat menyebabkan kondisi berikut:

  • Masalah pernapasan
  • Disfungsi lidah
  • Muntah
  • Hilangnya refleks muntah, bersin, atau batuk
  • Masalah menelan
  • Kehilangan kontrol otot
  • Masalah keseimbangan
  • Cegukan tak terkendali
  • Hilangnya sensasi pada anggota badan, batang tubuh, atau wajah

Penyakit yang Memengaruhi Medulla Oblongata

Berbagai jenis gangguan dapat berkembang jika medula menjadi rusak karena stroke, degenerasi otak, atau cedera kepala mendadak. tanda dan gejala yang muncul tergantung pada bagian tertentu dari medula yang telah rusak.

Berikut ini beberapa penyakit yang memengaruhi medulla oblongata:

1. Penyakit Parkinson

Ini adalah penyakit progresif yang memengaruhi otak dan sistem saraf. Gejala utamanya dari penyakit Parkinson, termasuk gemetar (tremor), gerakan lambat, kekakuan pada tungkai dan batang tubuh, dan masalah keseimbangan.

Penyebab pasti penyakit Parkinson belum diketahui, tetapi ada banyak dari gejalanya terjadi akibat degradasi neuron yang menghasilkan neurotransmitter yang disebut dopamin.

Regenerasi otak kemungkinan dimulai di medulla sebelum menyebar ke bagian otak lainnya. Penderita Parkinson sering mengalami disfungsi kardiovaskular seperti mengatur detak jantung dan tekanan darah mereka.

2. Sindrom Wallenberg

Sindrom Wallenberg atau sindrom meduler lateral, sering kali terjadi akibat stroke di dekat medula. Gejala sindrom Wallenberg yang umum terjadi, meliputi:

  • Kesulitan menelan
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Masalah keseimbangan
  • Cegukan tak terkendali
  • Mati rasa di satu sisi tubuh
  • Hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada separuh wajah.

3. Sindrom Dejerine

Sindrom Dejerine atau sindrom meduler medial adalah kondisi langka yang terjadi pada penderita stroke, yang memengaruhi bagian belakang otak. Gejalanya sindrom Dejerine, meliputi:

  • Kelemahan lengan dan kaki di sisi berlawanan dari kerusakan otak.
  • Kelumpuhan anggota badan di sisi berlawanan dari kerusakan otak.
  • Kelemahan lidah pada sisi yang sama dari kerusakan otak.
  • Hilangnya sensasi di sisi berlawanan dari kerusakan otak.

4. Sindrom Meduler Medial Bilateral

Ini adalah komplikasi langka dari stroke. Sekitar 1% penderita stroke di bagian belakang otak mereka yang mengembangkan kondisi ini. Gejalanya sindrom meduler medial bilateral, termasuk gagal napas, kelumpuhan pada keempat anggota badan, dan disfungsi lidah.

5. Sindrom Reinhold

Sindrom Reinhold atau sindrom hemimedullary adalah kondisi yang sangat jarang terjadi. Hanya ada sekitar 10 pasien yang telah mengembangkan kondisi ini. Gejalanya penyakit ini, meliputi:

  • Kelumpuhan
  • Kehilangan sensorik di satu sisi.
  • Hilangnya kontrol otot di satu sisi.
  • Sindrom Horner
  • Hilangnya sensasi di satu sisi wajah.
  • Mual
  • Muntah
  • Kesulitan berbicara

Tes Kerusakan pada Medulla Oblongata

Mendeteksi kerusakan yang terjadi pada medulla dan bagian lain dari batang otak bisa menjadi sulit, hal ini karena orang yang mengalami cedera mungkin tidak bisa sepenuhnya mengikuti pemeriksaan.

Berikut ini beberapa contoh tes untuk mengetahui tingkat fungsi di batang otak.

  • Penilaian saraf kranial. Penilaian fisik yang memungkinkan penyedia medis untuk melihat fungsi apa yang mungkin terganggu berdasarkan tugas apa yang dapat Anda lakukan.
  • Computer Tomography (CT) scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Tes ini dapat membantu dokter memvisualisasikan area atau bagian medulla yang mengalami kerusakan.
  • Pemindaian perfusi otak. Ini adalah tes yang memungkinkan dokter melihat area otak mana yang menerima aliran darah, dan berguna dalam mendiagnosis kematian pada otak.

 

  1. Vaskovi?, Jana. 2021. Medulla Oblongata. https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/medulla-oblongata-gross-anatomy (Diakses pada 25 Agustus 2021)
  2. Yetman, Daniel. 2020. What Does the Medulla Oblongata Do and Where’s It Located?. https://www.healthline.com/health/medulla-oblongata#takeaway (Diakses pada 25 Agustus 2021)
  3. Zimlich, Rachael. 2020. The Anatomy of the Medulla Oblongata. https://www.verywellhealth.com/medulla-oblongata-anatomy-4799916 (Diakses pada 25 Agustus 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi