Terbit: 29 July 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kekurangan yodium terjadi ketika kadar yodium di dalam tubuh berkurang. Kondisi ini menjadi penyebab utama hipotiroid dan penyakit gondok. Simak penjelasan mengenai tandanya pada tubuh hingga cara mengatasinya dalam ulasan berikut ini.

Kekurangan Yodium: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Tanda Tubuh Kurang Yodium

Kekurangan zat yodium dapat menimbulkan penyakit seperti gondok, kretinisme, dan hipotiroidisme.

Berikut ini adalah sejumlah tanda yang bisa Anda amati:

1. Gondok

Penyakit ini memiliki gejala khas berupa pembengkakan pada area laring akibat kelenjar tiroid yang membesar.

Pembesaran kelenjar tiroid terjadi akibat kurangnya kadar yodium di dalamnya. Secara otomatis, kelenjar tersebut akan membesar dan tampak seperti benjolan-benjolan (nodular).

Gondok juga bisa disertai oleh gejala-gejala lainnya, seperti:

  • Sesak napas.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sulit menelan.
  • Batuk.

Baca Juga10 Manfaat Yodium untuk Kesehatan Tubuh

2. Hipotiroidisme

Kondisi ini terjadi ketika kadar hormon tiroid di dalam tubuh tidak mencukupi, padahal hormon tiroid ini memiliki tugas penting bagi kelancaran sistem organ tubuh.

Beberapa gejala hipotiroidisme, di antaranya:

  • Tubuh terasa lelah sepanjang hari.
  • Nyeri sendi.
  • Kekakuan pada otot dan persendian.
  • Kulit kering.
  • Gangguan kognitif.
  • Gangguan menstruasi.
  • Sembelit.
  • Pelemahan detak jantung.
  • Penambahan berat badan.
  • Kolesterol tinggi.
  • Kelemahan otot.
  • Pembengkakan pada wajah.
  • Detak jantung melambat.
  • Rambut menipis.
  • Depresi.
  • Gejala menstruasi yang lebih berat pada wanita.
  • Tidak kuat berada di tempat bersuhu dingin.

Sementara itu, pada anak-anak hipotiroidisme dapat menimbulkan berbagai gejala berikut:

  • Pertumbuhan tinggi badan terhambat.
  • Pertumbuhan gigi terhambat.
  • Keterlambatan masa pubertas.
  • Gangguan mental.

Di sisi lain, hipotiroidisme pada bayi dapat dikenali melalui gejala berikut ini:

  • Pembengkakan pada wajah.
  • Lidah yang besar.
  • Sering tersedak.
  • Sembelit.
  • Tonus otot yang buruk.
  • Rasa kantuk.

3. Masalah Kognitif

Gangguan kognitif akibat kekurangan yodium dapat ditunjukkan dengan sejumlah gejala berikut:

  • Kesulitan belajar.
  • Cacat mental, terutama pada anak-anak.
  • IQ yang rendah.

4. Masalah pada Wanita

Kurangnya yodium di dalam tubuh wanita dapat diamati lewat sejumlah tanda berikut:

  • Masalah kesuburan.
  • Gangguan pada kehamilan, misalnya keguguran, bayi lahir mati, dan kerusakan otak dan saraf pada janin.

Kapan Harus ke Dokter?

Hipertiroidisme akibat kurang yodium bisa mengakibatkan komplikasi berbahaya, yaitu myxedema (koma miksedema). Meskipun kondisi ini tergolong langka, Anda perlu mewaspadainya.

Periksakan kondisi ke dokter jika mengalami berbagai gejala berikut:

  • Tidak kuat berada di suhu dingin.
  • Rasa kantuk yang diikuti oleh kelelahan ekstrem hingga mengakibatkan hilang kesadaran.

Selain itu, jika Anda mengalami gejala kekurangan yodium seperti yang telah disebutkan di atas, segera periksakan kondisi ke dokter.

Penyebab Kekurangan Yodium

Yodium adalah senyawa kimia yang masuk ke dalam kategori mineral non-logam. Yodium (iodine) adalah zat yang memiliki fungsi utama untuk menghasilkan hormon tiroid.

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar ini terletak di bagian bawah leher, persisnya di rongga pernapasan (laring). Hormon ini bertugas untuk menunjang kelancaran fungsi tubuh.

Mengingat fungsi yodium sangat penting untuk memproduksi hormon tiroid, kadar yodium yang kurang akan memberikan negatif bagi kesehatan tubuh.

Kekurangan yodium dapat terjadi jika kebutuhan yodium di dalam tubuh kurang dari jumlah yang dianjurkan. Penting diketahui, orang dewasa membutuhkan setidaknya 150 mcg yodium per hari. Sementara itu, kebutuhan pada wanita hamil akan lebih banyak, yakni 200 mcg tiap harinya.

Tubuh tidak bisa memproduksi yodium sendiri. Oleh karena itu, agar nutrisi ini bisa didapatkan tubuh, Anda perlu mengonsumsi makanan yang mengandung yodium, seperti:

  • Garam meja beryodium.
  • Ikan (tuna, salmon, cod).
  • Cumi-cumi, udang, kerang, kepiting.
  • Telur.
  • Daging.
  • Kacang-kacangan.
  • Susu dan produk olahannya.
  • Roti.
  • Rumput laut.
  • Kacang kedelai.
  • Daun bayam.

Baca JugaSelain Garam, Ini 11 Makanan yang Mengandung Yodium

Diagnosis Kekurangan Yodium

Mendeteksi kekurangan yodium, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, menjadi sangat penting mengingat akibat kekurangan yodium yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya.

Guna memastikan apakah pasien mengalami penyakit kekurangan yodium, dokter akan menegakkan serangkaian prosedur diagnosis, yakni:

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan pada pasien terkait keluhan yang dialami, seperti:

  • Apa yang dirasakan oleh tubuh?
  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Sudah berapa kali kondisi ini berlangsung?
  • Apakah ada riwayat keluarga yang mengalami penyakit ini?
  • Obat apa saja yang sudah dikonsumsi?

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada gejala-gejala umum daripada kekurangan yodium, seperti adanya pembengkakan kelenjar tiroid yang dapat terlihat dari leher yang membesar.

3. Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan menegakkan prosedur pemeriksaan penunjang guna memastikan diagnosis kekurangan yodium pada pasien. Prosedur pemeriksaan penunjang ini lantas terbagi menjadi:

  • Tes Darah

Dokter akan melakukan pemeriksaan darah guna mendeteksi kadar yodium dan kadar hormon tiroid di dalam tubuh pasien.

Pertama-tama, dokter akan mengambil sampel darah pasien, lalu mengirimkannya ke laboratorium untuk diidentifikasi.

  • Tes Urine

Pemeriksaan urine dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengidap kekurangan yodium atau tidak. Dokter akan meminta pasien untuk memberikan sampel urine dalam waktu 1 x 24 jam.

Setiap orang akan memiliki kadar yodium yang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, seperti usia dan riwayat kesehatan pasien.

  • Tes Patch Yodium

Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah seorang pasien mengalami kekurangan yodium atau tidak.

Pada prosedur ini, dokter akan mengoleskan yodium pada kulit pasien. Setelah menunggu selama 24 jam, dokter akan memeriksa perubahan warna yang terjadi.

Jika jumlah yodium pada pasien cukup, warna yodium pada kulit pasien tersebut akan hilang cukup lama, yakni lebih dari 24 jam. Sementara itu, yodium tersebut akan mudah hilang pada pasien yang mengalami kekurangan yodium.

Pengobatan Kekurangan Yodium

Pengobatan dilakukan guna mengatasi komplikasi dan morbiditas yang ditimbulkan dari masalah kesehatan ini. Beberapa cara mengatasi kekurangan yodium meliputi:

1. Pengobatan Alami

Umumnya kurangnya yodium di dalam tubuh dapat diatasi dengan diet sehat. Konsumsilah lebih banyak makanan yang mengandung yodium.

2. Penggunaan Obat-obatan

Dokter akan meresepkan levothyroxine pada pasien yang mengalami hipotiroidisme. Selain itu, dokter juga kemungkinan akan meresepkan kortikosteroid dan aspirin untuk mengobati peradangan.

3. Tindakan Medis

Beberapa tindakan medis yang dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan yodium, di antaranya:

  • Operasi

Tiroidektomi, yakni prosedur operasi pembedahan untuk mengobati gondok yang sudah terlanjur membesar. Umumnya, cara mengatasi kekurangan yodium yang satu ini ditegakkan apabila gondok sudah menyebar sampai ke mediastinum anterior.

  • Yodium Radioaktif

Tindakan ini berfungsi untuk mengempiskan gondok yang terjadi akibat pembesaran kelenjar tiroid. Penggunaan yodium radioaktif diklaim mampu mengempiskan gondok sebesar 40-60 persen.

Kendati begitu, cara mengatasi kekurangan yodium dengan memberikan yodium radioaktif dapat menyebabkan hipotiroidisme permanen.

Baca Juga13 Manfaat Garam Himalaya bagi Kesehatan, Detoksifikasi hingga Kecantikan Kulit

Pencegahan Kekurangan Yodium

Cara mencegah kekurangan yodium yang utama adalah dengan mencukupi kebutuhan yodium harian.

Idealnya, angka kebutuhan yodium harian adalah sebagai berikut:

  • Bayi (0,11 – 0,13 mg/hari).
  • Anak-anak 1 – 11 tahun (0,09 – 0,12 mg/hari).
  • Dewasa (0,15 mg/hari).
  • Ibu hamil (0,22 mg/hari).
  • Ibu menyusui (0,29 mg/hari).

Demikian penjelasan seputar kekurangan yodium, mulai dari penyebab hingga tindakan pencegahan yang bisa dilakukan. Jangan lupa cukupi kebutuhan konsumsi yodium harian Anda agar tidak mengalami berbagai masalah kesehatan seperti di atas.

 

  1. Anonim. 2021. Iodine Deficiency. https://www.healthdirect.gov.au/iodine-deficiency. (Diakses pada 28 Juli 2022).
  2. Anonim. Levothyroxine. https://www.nhs.uk/medicines/levothyroxine/. (Diakses pada 28 Juli 2022).
  3. Cirino, Erica. 2017. What You Should Know About Iodine Deficiency. https://www.healthline.com/health/iodine-deficiency.(Diakses pada 28 Juli 2022).
  4. Burgess, Lana. 2018. What are the Signs of Iodine Deficiency. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320891.(Diakses pada 28 Juli 2022).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi