Terbit: 6 February 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak orang yang menyarankan penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi untuk memperbanyak asupan makanan berkalium demi menurunkan tekanan darah dalam tubuhnya. Sebenarnya, apakah makanan dengan kandungan kalium tinggi memang bisa membantu menurunkan tekanan darah dengan efektif?

Makanan Berkalium Bisa Turunkan Tekanan Darah?

Manfaat mengonsumsi makanan berkalium

Kalium adalah sejenis elektrolit yang memiliki peran besar dalam membantu saraf mengirim informasi. Selain itu, kalium juga berperan dalam fungsi otot, khususnya dalam hal berkontraksi untuk melakukan berbagai aktivitas. Kalium ternyata juga mempengaruhi kinerja jantung, khususnya dalam hal membantunya berdetak sehingga mampu mengirim nutrisi atau oksigen ke seluruh bagian tubuh. Fungsi lain dari elektrolit ini adalah menjaga kesehatan tulang dan membantu mencegah datangnya batu ginjal.

Pakar kesehatan Alicia McDonough, PhD yang berasal dari California University, Amerika Serikat menyebut ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menurunkan tekanan darah. Selain menurunkan asupan garam harian, baik itu dengan tidak menambahkan garam terlalu banyak pada masakan atau lebih cermat dalam memilih makanan kemasan yang berpotensi memiliki kandungan garam, kita juga diminta untuk memperbanyak asupan makanan berkalium tinggi.

Cara kalium dalam menurunkan tekanan darah

Pakar kesehatan menyebut kalium mampu menurunkan efek buruk dari garam atau natrium yang berasal dari makanan yang kita konsumsi dan mempengaruhi kinerja ginjal.

Sebagai informasi, ginjal di dalam tubuh memiliki peran dalam mengendalikan keseimbangan cairan tubuh. Jika sampai jumlah cairan ini semakin banyak, maka tekanan di dalam pembuluh darah juga akan meningkat. Ginjal pun akan berusaha untuk mengendalikan volume cairan ini dengan menyaring darah sekaligus menyerap kelebihan cairan yang akhirnya dibuang melalui air seni ini. Proses penyerapan kelebihan cairan dan pembuangan via urine inilah yang dipengaruhi oleh keseimbangan garam dan kalium di dalam tubuh.

Jika kita mengonsumsi garam dengan berlebihan, maka keseimbangan antara garam dan kalium akan terganggu dan hal ini akan menurunkan kinerja ginjal dalam membuang cairan yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah. Dengan mengonsumsi kalium, maka keseimbangan garam dan kalium akan kembali berlangsung sehingga fungsi ginjal akan membaik sehingga hal ini tentu akan membantu menurunkan tekanan darah dengan efektif.

Seberapa banyak kalium yang sebaiknya kita konsumsi setiap hari?

Institute of Medicine 2004 menyarankan kita untuk mengonsumsi sekitar 4700 miligram kalium dalam sehari jika ingin menurunkan tekanan darah, menurunkan risiko terkena batu ginjal, dan risiko osteoporosis.

Beberapa jenis makanan tinggi kalium yang bisa kita konsumsi adalah sayur dan buah-buahan. Buah pisang berukuran sedang misalnya, sudah mampu menyediakan 420 mg kalium. Jika kita makan setengah cangkir ubi jalar, maka kita sudah bisa mendapatkan 475 mg kalium. Selain itu, kita juga bisa menginsumsi makanan tinggi kalium lainnya seperti ikan tuna, ikan salmon, telur, yoghurt, sayur bayam, tomat, kentang, kacang-kacangan, dan jamur.

Jangan konsumsi kalium berlebihan

Meskipun bisa membantu menurunkan tekanan darah dan mengatasi hipertensi. Pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak sembarangan mengonsumsi makanan berkalium tinggi karena bisa memicu datangnya hyperkalemia atau kondisi kelebihan kalium yang bisa menyebabkan gejala sakit perut, pelemahan atau ketidakteraturan denyut nadi, hingga tubuh yang lemas hingga jatuh pingsan.

Mereka yang mengalami masalah pada organ ginjal juga tidak disarankan untuk mengonsumsi kalium dengan berlebihan karena bisa mempengaruhi kinerja organ ini dengan signifikan.

Agar tidak sampai berlebihan, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mendapatkan kalium dari makanan sehat layaknya sayur dan buah saja setiap hari, bukannya dengan mengonsumsi suplemen kalium karena bisa jadi dosisnya terlalu tinggi dari kebutuhan tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi