Terbit: 8 February 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Bakteri E. Coli adalah bakteri yang tinggal di saluran pencernaan. Sebagian bakteri E. Coli menjalani peran penting dalam saluran pencernaan, namun sebagian lainnya justru dapat menyebabkan infeksi. Bagaimana bakteri E. Coli menyebabkan infeksi saluran pencernaan? Berikut adalah berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang infeksi bakteri E. Coli!

Infeksi Bakteri E. Coli: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Pengertian dan Fungsi Bakteri E.Coli

Escherichia coli atau E. coli adalah bakteri yang hidup di usus manusia dan hewan yang sehat. Kebanyakan bakteri E. Coli pada dasarnya tidak berbahaya, namun terdapat juga berbagai spesies yang dapat menimbulkan infeksi pada saluran pencernaan.

Bakteri E. Coli menjalani beberapa fungsi dalam saluran pencernaan. Berikut adalah beberapa fungsi bakteri E. Coli:

  • Menekan pertumbuhan bakteri jahat
  • Membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar
  • Membantu produksi vitamin K melalui proses pembusukan sisa makanan

Di luar dari fungsi bakteri E. Coli tersebut, beberapa jenis bakteri E. Coli berpotensi menyebabkan infeksi primer pada usus. Beberapa spesies E. Coli tidak berbahaya dan hanya menyebabkan diare yang relatif singkat, namun beberapa lainnya dapat menyebabkan masalah pencernaan yang cukup parah.

Paparan bakteri E. Coli umumnya berasal dari air atau makanan yang terkontaminasi, paling sering dari sayuran mentah dan daging sapi yang tidak dimasak hingga matang. Jenis E. Coli yang paling umum menimbulkan infeksi adalah E. Coli O157:H7.

Penyebab Infeksi Bakteri E. Coli

Beberapa jenis bakteri E. Coli dapat memicu diare. Khusus untuk O157: H7, bakteri ini menghasilkan racun yang sangat kuat yang dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan usus halus, hingga menyebabkan diare berdarah.

Anda akan mengalami infeksi apabila menelan jenis bakteri ini. Bakteri E. Coli dapat menyebabkan infeksi bahkan jika tertelan dalam jumlah sedikit. Bakteri ini paling mungkin tertelan melalui air atau makanan yang terkontaminasi, tapi dapat juga melalui kontak personal.

1. Makanan yang Terkontaminasi

Beberapa contoh makanan yang terkontaminasi bakteri E. Coli adalah seperti:

  • Daging giling. Ketika sapi disembelih dan diproses, bakteri E.Coli yang ada diusus sapi dapat terkena daging. Daging sapi yang digiling berasal dari lebih dari satu sapi sehingga meningkatkan risiko kontaminasi.
  • Susu yang tidak dipasteurisasi. Bakteri E. Coli yang ada pada peralatan memerah susu berpotensi untuk masuk ke dalam susu mentah.
  • Sayuran mentah. Air yang mengalir dari peternakan sapi dapat mencemari ladang di mana produk segar seperti sayur-sayuran ditanam. Sayuran seperti bayam dan selada adalah jenis sayuran yang sangat rentan terhadap kontaminasi bakteri E. Coli.

2. Air yang Terkontaminasi

Kotoran manusia dan hewan yang mengandung bakteri E. Coli dapat mencemari air di tanah dan permukaan, termasuk aliran sungai, danau, dan air yang digunakan untuk mengairi tanaman.

Air yang berasal dari tanah dan tidak memiliki sistem desinfektan lebih berpotensi terkontaminasi E. Coli. Seseorang juga berpotensi mengalami infeksi apabila berenang di kolam atau danau yang terkontaminasi tinja.

3. Kontak Personal

Bakteri E. Coli juga ternyata dapat dengan mudah berpindah dari satu orang ke orang lain. Anda berpotensi tertular bakteri E. Coli apabila berinteraksi dengan seseorang yang terinfeksi dan tidak mencuci tangan. Interaksi dengan hewan yang membawa bakteri E. Coli juga berpotensi menyebabkan infeksi.

Faktor Risiko Infeksi Bakteri E. Coli

Siapa saja yang terpapar bakteri E. Coli dapat mengalami infeksi, namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi. Faktor risiko tersebut meliputi:

  • Faktor usia. Anak kecil dan lansia lebih berisiko tinggi mengalami infeksi bakteri E. Coli dan juga mengalami gejala yang lebih serius atau bahkan komplikasi yang lebih serius.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita AIDS atau pengguna obat-obatan untuk mengobati kanker memiliki risiko yang lebih tinggi terkena infeksi bakteri E. Coli.
  • Mengonsumsi jenis makanan tertentu. Jenis makanan yang berisiko menyebabkan infeksi bakteri E. Coli termasuk daging olahan yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi, hingga keju yang terbuat dari susu mentah.
  • Faktor waktu. Tidak diketahui dengan jelas penyebabnya, namun di Amerika Serikat, infeksi bakteri E. Coli paling banyak terjadi pada bulan Juni hingga September.
  • Penurunan kadar asam lambung. Asam lambung memberikan perlindungan saluran pencernaan terhadap E. Coli, penggunaan obat-obatan yang menyebabkan menurunnya kadar asam lambung akan berpotensi meningkatkan risiko infeksi bakteri E. Coli.

Gejala Infeksi Bakteri E. Coli

Gejala infeksi E. Coli O157: H7 biasanya dimulai setelah tiga atau empat hari terpapar bakteri. Namun sebagian orang juga merasakan gejala sehari setelah terpapar atau bahkan satu minggu setelah terpapar.

Tanda dan gejala infeksi E. Coli meliputi:

  • Diare, mulai dari diare ringan hingga diare parah dan berdarah
  • Kram dan nyeri perut
  • Mual dan muntah

Komplikasi Infeksi Bakteri E. Coli

Apabila tidak diatasi dengan baik, infeksi bakteri E. Coli dapat menyebabkan komplikasi atau gejala yang lebih parah dan mengancam jiwa. Beberapa gejala yang mengancam jiwa termasuk:

  • Gagal ginjal
  • Demam
  • Pendarahan
  • Kebingungan
  • Kejang

Jika Anda mengalami gejala parah seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Diagnosis Infeksi E. Coli

Dokter akan memulai diagnosis dengan menanyakan tentang gejala yang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.

Dokter mungkin akan mengirim sampel tinja untuk diperiksa di laboratorium untuk memastikan keberadaan bakteri E. Coli. Diagnosis dapat dilakukan dengan mengidentifikasi toksin spesifik yang diproduksi oleh bakteri E. Coli tertentu.

Pengobatan Infeksi Bakteri E. Coli

Umumnya infeksi bakteri E. Coli dapat hilang dengan sendirinya. Hingga kini belum terdapat perawatan khusus untuk menyembuhkan infeksi, meringankan gejala, maupun mencegah komplikasi.

Perawatan yang umumnya dilakukan untuk mengatasi infeksi bakteri E. Coli meliputi:

  • Bed rest
  • Meningkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi dan kelelahan
  • Menghindari makanan yang dapat memperburuk gejala seperti produk susu atau makanan tinggi lemak

Penggunaan antibiotik umumnya tidak disarankan, terutama apabila Anda mengalami diare berdarah, karena dapat berpotensi menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Penggunaan obat antidiare juga tidak disarankan karena dapat memperlambat sistem pencernaan sehingga memperlambat proses pembuangan racun yang ada pada sistem pencernaan.

Pencegahan Infeksi E. Coli

Belum tersedia vaksin maupun obat-obatan yang dapat melindungi Anda dari infeksi bakteri E. Coli. Berikut adalah langkah yang mungkin dapat Anda lakukan sebagai pencegahan terhadap infeksi bakteri E. Coli:

  • Masak daging dan olahan daging hingga matang sebelum memakannya.
  • Hanya minum susu, jus, dan sari buah yang telah dipasteurisasi.
  • Cuci sayuran hingga benar-benar bersih dan sebaiknya hindari mengonsumsi sayuran mentah apabila tidak dapat menjamin kebersihannya.
  • Cuci peralatan masak Anda dengan bersih, terutama peralatan yang bersinggungan dengan sayuran dan daging mentah
  • Gunakan peralatan secara terpisah antara bahan masakan yang masih mentah dengan makanan yang sudah matang
  • Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setelah dan sebelum menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, dan setelah mengganti popok Anda. Ajarkan juga pada anak-anak di rumah untuk selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah menggunakan kamar mandi, dan setelah menyentuh binatang.

 

  1. Anonim. 2019. E. coli. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/e-coli/symptoms-causes/syc-20372058. (Diakses 8 Oktober 2019).
  2. Anonim. 2018. What is E. Coli?. https://www.webmd.com/food-recipes/food-poisoning/what-is-e-coli#1. (Diakses 8 Oktober 2019).
  3. Denis, Rica. 2014. Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO). https://ejournal.unib.ac.id/index.php/gradien/article/download/136/110. (Diakses 8 Oktober 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi