Terbit: 17 January 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Hidung adalah anggota tubuh yang memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup karena inilah ‘gerbang’ utama pernapasan kita. Nah, ada baiknya jika Anda mengenal lebih jauh lagi tentang anatomi hidung. Di samping menambah pengetahuan, mempelajari anatomi hidung diharapkan dapat meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan indera penciuman ini. Yuk, disimak!

Hidung: Fungsi, Anatomi, Risiko Penyakit

Apa Itu Hidung?

Hidung adalah bagian tubuh yang masuk ke dalam sistem pernapasan dan menjadi ‘pintu’ keluar masuknya udara guna menunjang aktivitas bernapas. Hidung terletak di bagian tengah wajah, tepatnya di antara kedua mata.

Hidung manusia memiliki bentuk yang beragam, yang umum kita kenal dengan istilah ‘mancung’ dan ‘pesek’. Anggota tubuh ini pun kerap dijadikan salah satu simbol estetika wajah. Tak ayal, banyak orang yang rela mengeluarkan biaya cukup besar demi mempercantik tampilan hidungnya.

Fungsi Hidung

Hidung memiliki fungsi yang sangat penting sehingga kesehatannya harus dijaga dengan baik. Berikut adalah fungsi hidung yang perlu Anda ketahui:

  • Jalur keluar-masuk udara dan oksigen ke dalam tubuh
  • Memfiltrasi kotoran (debu dsb.) yang hendak masuk ke dalam tubuh
  • Menangkap bau

Anatomi Hidung

Hidung kita terdiri dari banyak bagian dan elemen-elemen kecil lainnya yang mana kesemuanya itu saling berkesinambungan untuk menunjang fungsi indera penciuman tersebut.

Hidung sendiri terdiri dari 2 (dua) buah lubang—disebut nostril—sebagai ‘pintu’ keluar-masuknya udara beserta oksigen. Kedua lubang ini lantas dipisahkan oleh tulang rawan (septum). Begitu masuk ke dalam nostril, udara akan melewati beberapa bagian sebelum sampai di tujuan akhir yakni paru-paru sebagai organ pernapasan utama.

Apa saja struktur anatomi hidung, khususnya di bagian rongga hidung (nasal cavity)? Berikut ini adalah ulasannya.

1. Nasal Vestibule

Bagian pertama dari anatomi hidung adalah nasal vestibule.

Nasal vestibule adalah lokasi pertama yang dilalui oleh udara setelah masuk melalui lubang hidung. Nasal vestibule sendiri terletak di balik tulang hidung—tepatnya tulang fleksibel—dan dilapisi oleh jaringan epitel.

Di sepanjang nasal vestibule ini juga terdapat bulu-bulu hidung yang lantas berfungsi untuk ‘menangkap’ partikel-partikel seperti debu, pasir, bahkan serangga agar jangan sampai masuk ke dalam tubuh lebih jauh lagi. Partikel-partikel tersebut lantas akan menggumpal dan menjadi kotoran hidung.

2. Silia

Di sepanjang nasal vestibule juga terdapat silia.

Silia adalah lapisan membran berbentuk menyerupai bulu-bulu halus dan menghasilkan lendir (mukus) Sama seperti bulu hidung, silia bertugas untuk menangkap partikel-partikel kecil yang masuk ke dalam hidung.

3. Conchae

Bagian dari anatomi hidung selanjutnya adalah conchae.

Sehabis melewati nasal vestibule dan juga bulu-bulu hidung, udara lantas bergerak menuju conchae yang mana conchae ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu:

  • Bagian atas (superior)
  • Bagian tengah
  • Bagian bawah (inferior)

Conchae lantas akan memproses udara yang datang, pun mengatur suhu agar bisa menyesuaikan dengan suhu tubuh.

Tak hanya itu, conchae juga berperan dalam menstimulasi saraf penciuman pada rongga hidung manakala ada bau yang tercium. Dari sini, saraf akan mengirimkan sinyal ke otak sampai pada akhirnya kita bisa mengidentifikasi bau yang muncul. Aktivitas ini juga didukung oleh kelenjar Bowman (Bowman’s glands).

4. Nasofaring

Nasofaring adalah bagian dari anatomi hidung yang tak lain merupakan penghubung antara rongga hidung dan rongga mulut.

Dari nasofaring inilah udara lantas kembali melanjutkan ‘perjalanan’ menuju bagian-bagian yang sudah masuk ke dalam wilayah rongga mulut seperti orofaring, trakea, esofagus, hingga sampai di paru-paru.

5. Sinus

Berbicara tentang anatomi hidung tak lepas dari bagian yang satu ini, yaitu sinus.

Sinus terbagi lagi menjadi 4 (empat), yaitu:

  • Sinus maksilaris
  • Sinus frontal
  • Sinus ethmoid
  • Sinus sphenoid

Belum dapat dipastikan apa yang sebenarnya menjadi fungsi sinus, kendati bagian hidung ini kerap dikaitkan dengan sejumlah aktivitas seperti memaksimalkan suara yang keluar dan sebagai pelembap udara. Sinus juga bisa mengalami peradangan (inflamasi) akibat adanya kotoran hingga mikroorganisme yang ‘terjebak’ di dalamnya. Kondisi ini umum dikenal sebagai sinusitis.

Gangguan Kesehatan Terkait Hidung

Sama seperti anggota tubuh lainnya, hidung juga tidak lepas dari yang namanya ancaman gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan pada hidung ada yang bersifat ringan hingga serius sekalipun.

Berikut ini adalah beberapa contoh gangguan kesehatan yang menyerang hidung:

  • Polip nasal, adalah kondisi ketika tumor jinak (polip) tumbuh di lapisan hidung atau sinus
  • Nasal fractures, adalah kondisi ketika hidung mengalami kerusakan. Bisa karena cedera, trauma, dan sebagainya
  • Rhinitis, adalah peradangan yang terjadi pada hidung karena sejumlah hal, salah satunya alergi

Selain itu, masih ada lagi masalah-masalah kesehatan lainnya yang bisa terjadi pada hidung seperti sinusitis, hidung tersumbat, hingga infeksi. Segera kunjungi dokter apabila Anda mengalami salah satu dari kondisi-kondisi di atas.

Cara Menjaga Kesehatan Hidung

Setelah mengetahui anatomi hidung beserta fungsinya yang sangat penting, Anda juga harus tahu bagaimana cara menjaga agar hidung senantiasa berfungsi baik dan tidak mudah terserang penyakit.

Berikut ini adalah tips atau cara menjaga kesehatan hidung:

  • Gunakan masker pelindung saat beraktivitas di luar ruangan
  • Rajin membersihkan area muka setiap habis beraktivitas di luar ruangan
  • Pastikan tangan dalam keadaan bersih sebelum menyentuh hidung
  • Hindari paparan asap berbahaya seperti asap rokok dan kendaraan
  • Hindari faktor pencetus alergi

Itu dia informasi mengenai anatomi hidung berikut sejumlah jenis penyakit yang mengancamnya dan cara menjaga agar hidung tetap sehat dan dapat berfungsi baik. Semoga bermanfaat dan sehat selalu, ya!

 

  1. Anonim. Nose Anatomy. https://www.britannica.com/science/nose (Diakses pada 17 Januari 2020)
  2. Anonim. Anatomy and Physiology of the Nasal Cavity (Inner Nose) and Mucosa. https://www.myvmc.com/medical-centres/lungs-breathing/anatomy-and-physiology-of-the-nasal-cavity-inner-nose-and-mucosa/ (Diakses pada 17 Januari 2020)
  3. Anonim. Nose Injuries and Disorders. https://medlineplus.gov/noseinjuriesanddisorders.html (Diakses pada 17 Januari 2020)
  4. Anonim. Disorders of the Nose. https://www.tgh.org/services/ear-nose-throat/disorders-nose (Diakses pada 17 Januari 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi