Terbit: 20 May 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Apakah herd immunity (kekebalan kelompok) dapat mengatasi COVID-19? World Health Organization (WHO) telah menyatakan Coronavirus (COVID-19) sebagai pandemi. Ilmuwan di seluruh dunia pun sedang mencari obat atau vaksin untuk meredakan wabah ini, salah satunya adalah opsi herd immunity.

Herd Immunity: Definisi, Cara Kerja, Efek Samping, dll

Apa Itu Herd Immunity?

Herd immunity adalah tindakan pencegahan dari penyakit menular dengan cara membangun kekebalan kelompok dalam suatu komunitas. Ketika banyak orang yang sudah kebal terhadap infeksi tersebut, maka infeksi tersebut tidak mudah lagi ditularkan kepada siapa pun.

Sebagai contoh, jika seseorang yang memiliki campak dikelilingi oleh orang-orang yang sudah kebal atau sudah divaksinasi campak, maka penyakit campak tersebut tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Kekebalan kelompok tersebut akan memberikan perlindungan kepada orang-orang lain yang lebih rentan seperti bayi dan orang tua, namun kondisi ini hanya berfungsi jika mayoritas komunitas tersebut telah divaksinasi terhadap risiko infeksi tertentu.

Sistem inilah yang dikabarkan juga dapat digunakan untuk mengatasi wabah Coronavirus. Pemerintah Inggris dan Belanda pun mengupayakan metode kekebalan kelompok ini ini sebagai salah satu tindakan pencegahan penyebaran Coronavirus selain kampanye jaga jarak fisik (physical distancing) dan karantina wilayah (lockdown).

Kekebalan kelompok ini umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi khusus yang memiliki tingkat penyebaran tinggi. Sistem kekebalan kelompok ini dapat memperlambat penyebaran penularan virus dengan memvaksinasi lebih banyak populasi (bila ada vaksin) atau perawatan lain yang dikembangkan untuk mencegah perkembangan penyakit.

Walaupun demikian, butuh waktu dan usaha panjang untuk membangun kekebalan kelompok di sebuah populasi, kota, atau negara. Orang-orang yang sudah kebal dari penyakit tersebut tidak dapat menularkan virus atau penyakit tersebut lagi, namun masih memiliki risiko untuk mengembangkan infeksi. Terlebih lagi untuk mengatasi Coronavirus dimana wabah baru ini masih diteliti dan belum ditemukan vaksinnya.

Cara Kerja Herd Immunity

Cara kerja herd immunity adalah dengan membentuk proteksi kelompok sehingga kelompok orang yang sudah imun tersebut dapat melindungi orang lain yang rentan. Bagaimana caranya agar sebagian besar orang tersebut dapat kebal?

  • Vaksin

Vaksin untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap infeksi tersebut. Sebagai contoh dalam kasus campak, apabila dalam satu kota memiliki penduduk sebanyak 20 orang, maka 19 orang lainnya (atau setidaknya 60% dari populasi) harus sudah divaksinasi campak untuk melindungi yang tidak divaksinasi.

Karena itu, tingkat vaksinasi yang tinggi di sebuah wilayah sangat dibutuhkan terutama untuk infeksi atau wabah tertentu. Apabila Anda tinggal di wilayah dengan vaksinasi rendah, maka risiko terpapar infeksi virus atau penyakit menular lainnya sangat tinggi.

  • Cara Alami

Seseorang yang pernah terkena infeksi tersebut akan membentuk antibodi secara alami untuk mencegah virus tersebut menginfeksi lagi saat orang tersebut sembuh. Apabila metode kekebalan kelompok untuk mengatasi COVID-19 dikembangkan dengan cara ini, maka membutuhkan banyak sekali korban COVID-19 yang sudah sembuh untuk menerapkan konsep ini.

Apakah Herd Immunity dapat Menyembuhkan COVID-19?

Beberapa negara Eropa mengupayakan metode kekebalan kelompok ini untuk mengatasi pandemi COVID-19. Termasuk para ahli di Inggris dan Swedia yang mengklaim bahwa mereka sedang mempertimbangkan sistem kekebalan kelompok ini sebagai strategi untuk mengatasi wabah Corona ini.

Herd immunity adalah konsep bahwa sekelompok orang yang sudah imun terhadap suatu penyakit tidak akan menyebarkan penyakit tersebut dan melindungi kelompok kecil orang yang tidak imun terhadap penyakit, namun belum diketahui apakah konsep ini efektif untuk melawan Coronavirus.

Berarti, pembentukan konsepnya membutuhkan sekelompok besar korban COVID-19 yang sudah kebal terhadap Coronavirus tersebut setelah mereka sembuh. Apabila mereka akhirnya kebal dengan Coronavirus, mereka dapat melindungi sekelompok kecil lainnya yang rentan terkena virus agar tidak terpapar serta dapat mencegah agar virus tidak menyebar.

Konsep ini dianggap dapat mengontrol penyebaran COVID-19 namun para peneliti belum mengetahui apakah korban yang sembuh dari COVID-19 sudah kebal terhadap Coronavirus tersebut atau tidak serta tidak diketahui keamanan dan kemanjuran metode kekebalan kelompok ini untuk mengatasi virus yang belum ada vaksinnya.

Singkatnya, suatu infeksi virus atau penyakit menular harus memiliki vaksin terlebih dahulu sebelum metode kekebalan kelompok ini diterapkan. Berdasarkan penelitian sementara, kekebalan kelompok sepertinya bukan strategi tepat untuk mengatasi wabah COVID-19 yang sedang berlangsung.

Kekebalan kelompok ini biasanya digunakan para ahli untuk mengukur keamanan dan kemanjuran vaksin suatu infeksi untuk sebuah populasi dan alasan kenapa vaksin tersebut efektif untuk mencegah penyebaran infeksi atau wabah.

Para ilmuwan di seluruh dunia sedang bekerja sangat keras untuk mengatasi wabah ini dengan penelitian tentang vaksin, obat, atau strategi lain yang potensial untuk menekan dan melawan wabah COVID-19 ini.

Efek Samping Herd Immunity

Herd immunity biasa digunakan untuk mengatasi campak pada anak, jadi hampir seluruh anak diberi vaksin campak agar diri mereka kebal sehingga dapat menekan penularan campak pada kelompok tersebut. Ini juga dapat melindungi anak-anak lain yang defisiensi imun atau yang sistem kekebalannya ditekan karena alasan medis.

Risiko atau efek samping dari metode kekebalan kelompok ini adalah akan banyak kelompok orang yang sengaja tidak mau vaksin karena mereka dikelilingi dengan kelompok besar orang-orang yang sudah imun. Ketika pada satu populasi tertentu terlalu banyak orang yang tidak vaksin, maka kemampuan sistem kekebalan kelopok itu akan hilang dan penyebaran penyakit menular tetap tinggi.

Selain itu, aplikasi metode kekebalan kelompok ini berarti membutuhkan cukup banyak orang yang telah terpapar infeksi tersebut dan telah mengembangkan antibodi untuk kebal terhadap infeksi tersebut serta memiliki kekebalan alami. Serta, kekebalan kelompok biasanya digunakan untuk virus tertentu yang tidak menyebabkan epidemi.

Penelitian tentang COVID-19 masih terus dikembangkan. COVID-19 adalah pandemi yang disebabkan oleh Coronavirus dengan gejala umum batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Infeksi ini pertama kali dideteksi di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Sampai sekarang, belum ada vaksin dan obat untuk menyembuhkan penyakit ini sementara korban di seluruh dunia terus berkembang.

 

  1. Barr, Sabrina. 2020. IMMUNITY AND IS IT A POSSIBILITY FOR THE UK?. https://www.independent.co.uk/life-style/health-and-families/coronavirus-herd-immunity-meaning-definition-what-vaccine-immune-covid-19-a9397871.html. (Diakses pada 1 April 2020).
  2. Chia-Yi Hou. 2020. What is herd immunity and will it work against coronavirus?. https://thehill.com/changing-america/well-being/prevention-cures/490395-what-is-herd-immunity-and-is-it-a-strategy. (Diakses pada 1 April 2020).
  3. Dr. Sanchez, Eduardo. 2020. COVID-19 science: Understanding the basics of ‘herd immunity’. https://www.heart.org/en/news/2020/03/25/covid-19-science-understanding-the-basics-of-herd-immunity. (Diakses pada 1 April 2020).
  4. GAVI. 2020. WHAT IS HERD IMMUNITY?. https://www.gavi.org/vaccineswork/what-herd-immunity. (Diakses pada 1 April 2020).
  5. Science Media Centre. 2020. expert comments about herd immunity. https://www.sciencemediacentre.org/expert-comments-about-herd-immunity/. (Diakses pada 1 April 2020).
  6. VK.OVG. 2020. Herd immunity (Herd protection). https://vk.ovg.ox.ac.uk/vk/herd-immunity. (Diakses pada 1 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi