Terbit: 2 December 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Kebiasaan cebok usai buang air besar setiap orang berbeda-beda. Ada yang memakai tisu toilet sebagaimana orang Barat, namun ada juga yang menggunakan air sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang dari Asia. Hanya saja, sebenarnya apakah kita juga perlu menggunakan sabun untuk membersihkan anus saat cebok setelah buang air besar?

Haruskah Menggunakan Sabun pada Anus Saat Cebok?

Membersihkan Anus Saat Cebok BAB dengan Sabun

Sabun seringkali dianggap sebagai senjata ampuh untuk membersihkan badan. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam membuat kotoran yang menempel pada kulit lenyap dan membunuh berbagai macam bakteri, namun pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak sembarangan menggunakannya saat buang air, baik itu buang air kecil ataupun buang air besar.

Sebagai contoh, kaum hawa ternyata diminta untuk tidak sembarangan menggunakan sabun untuk membersihkan organ vitalnya, baik itu saat mandi ataupun saat buang air kecil karena bisa jadi sabun mandi yang digunakan akan menyebabkan iritasi atau gangguan kelembapan pada area intim tersebut. Hal ini tentu bisa berimbas buruk, bukan?

Tak disangka, dampak yang sama ternyata juga bisa terjadi jika kita memakai sabun untuk membersihkan sabun setelah melakukan buang air besar. Hal ini akan membuat minyak alami yang ada di kulit di sekitar anus menghilang dan akhirnya membuatnya kehilangan kelembapan. Anus pun akan rentan terkena iritasi dan masalah kulit lainnya.

Selain sabun, beberapa jenis produk perawatan yang memiliki bahan pewangi juga bisa menyebabkan dampak yang sama. Hal ini berarti, kita memang sebaiknya harus cermat untuk memilih sabun atau menggunakannya saat cebok setelah buang air besar.

Sabun Memiliki Nilai pH yang Tinggi

Kebanyakan orang tidak begitu memperhatikan nilai pH dari sabun dan hanya mementingkan aroma atau kemampuan sabun dalam melawan berbagai macam bakteri. Padahal, pakar kesehatan menyebut rata-rata sabun mandi memiliki kadar pH yang sangat tinggi dan membuatnya memiliki sifat basa yang sangat kuat.

Masalahnya adalah nilah pH pada kulit yang ada di sekitar anus cenderung jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang ada pada sabun mandi. Jika memakai sabun, akan terjadi perubahan pH dengan signifikan di bagian tersebut dan akhirnya membuat rbakteri penyebab infeksi akan semakin banyak.

Tak hanya menyebabkan gangguan pada kulit, penggunaan sabun saat cebok yang memicu iritasi juga bisa menyebabkan datangnya ambeien, gatal-gatal pada pantat, hingga perdarahan pada anus. Hal ini tentu sangat meresahkan, bukan?

Tips Cebok yang Benar

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa tips yang bisa kita terapkan saat cebok usai buang air besar demi memastikan bagian anus bersih tanpa menyebabkan efek samping bagi kesehatan.

Berikut adalah tips-tips tersebut.

  1. Perhatikan Arah Pembersihan

Usaplah anus dari arah depan menuju belakang sambil menyiramkan air. Jangan lakukan dengan arah yang sebaliknya. Lakukan gerakan pembersihan ini dengan lembut mengingat bagian anus cenderung sensitif.

  1. Gunakan Air Bersih

Pastikan untuk menggunakan air bersih saat membersihkan pantat usai buang air besar. Selalu bersihkan di bagian lipatan anus demi mencegah adanya kotoran yang tersisa di bagian tersebut.

  1. Gunakan Tisu Basah Jika Tidak Ada Air

Jika tidak ada air, gunakanlah tisu basah. Hanya saja, pastikan untuk tidak memilih tisu basah dengan bahan kimia seperti pewangi yang bisa memicu reaksi alergi atau iritasi.

  1. Keringkan Pantat Sebelum Memakai Celana

Keringkan pantat terlebih dahulu sebelum memakai celana dalam. Jika tidak, bagian pantat dan anus menjadi terlalu lembap dan bisa membuat bakteri berkembang biak.

  1. Cuci Tangan

Pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar dan keluar dari toilet sehingga tidak ada lagi kotoran dan kuman yang menempel pada tangan.

 

Sumber:

  1. Anonim.2019. KEEPING IT CLEAN: SHOULD I USE SOAP ON MY ANUS?. lacolon.com/article/keeping-clean-use-soap-anus. (Diakses pada 1 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi