Terbit: 21 June 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Glutathione adalah jenis antioksidan yang secara alami diproduksi oleh liver, namun juga dapat ditemukan di buah, sayur, dan daging. Manfaat senyawa tersebut dikaitkan sebagai anti penuaan hingga mencegah autisme. Simak penjelasan lengkap mengenai fungsi hingga efek sampingnya di bawah ini.

Glutathione: Manfaat, Sumber Makanan, dan Efek Samping

Apa itu Glutathione?

Glutathione adalah antioksidan yang diproduksi secara alami oleh liver dan sel-sel saraf di otak. Antioksidan ini terdiri dari tiga asam amino penting, yaitu glutamin, glisin, dan sistein. Ketiga asam amino tersebut berperan untuk memproduksi semua jenis protein di dalam tubuh.

Kadar glutathione seseorang akan berkurang karena beberapa faktor seperti pertambahan usia, stres, kurangnya asupan nutrisi, dan faktor lingkungan.

Meski begitu, Anda tetap dapat memaksimalkan antioksidan ini dari konsumsi buah, sayur, dan daging-dagingan tertentu. Bila perlu, Anda dapat menggunakan jenis antioksidan ini dalam bentuk suplemen.

Jenis antioksidan ini dibutuhkan oleh tubuh untuk memproduksi DNA, meningkatkan sistem imun, mencegah radikal bebas, meregenerasi vitamin C dan vitamin E, serta membantu fungsi enzim.

Pada akhirnya, manfaat glutathione juga berfungsi untuk mencegah berbagai risiko penyakit kronis. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memenuhi kadar antioksidan ini dalam tubuh.

Baca Juga: Menjadi Sumber Antioksidan, Benarkah Kopi Bisa Mencegah Kanker?

Manfaat Glutathione untuk Kesehatan

Berbagai proses di dalam tubuh membutuhkan fungsi antioksidan. Salah satu fungsi glutathione adalah untuk membangun sel-sel, memperbaiki jaringan tubuh, memproduksi protein, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan fungsi vital lainnya.

Berikut adalah berbagai manfaat yang bisa Anda dapatkan, di antaranya:

1. Mengurangi Kerusakan Oksidatif pada Anak dengan Autisme

Berdasarkan laporan dari Medical Science, anak penderita autisme memiliki kerusakan oksidatif yang lebih tinggi dan kadar glutathione yang lebih rendah. Kondisi ini meningkatkan risiko kerusakan neurologis yang lebih parah pada anak-anak autisme.

Sebuah penelitian pada tahun 2011 menemukan bahwa suplemen glutathione yang diberikan pada anak dengan autisme mengurangi beberapa efek autisme, namun tidak tidak diketahui apakah itu membuat gejala autisme anak membaik. Penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk melihat pengaruh antioksidan ini pada penderita autisme.

2. Membantu Mengatasi Penyakit Autoimun

Beberapa penyakit autoimun adalah rheumatoid arthritis, penyakit celiac, dan lupus diakibatkan oleh perdagangan kronis dari efek samping stres oksidatif. Penyakit autoimun ini menyerang mitokondria dalam sel tertentu sehingga glutathione yang cukup sangat diperlukan.

Bentuk antioksidan ini berperan untuk melindungi sel mitokondria dari kerusakan sel dengan cara mengatasi radikal bebas yang menyerang. Berdasarkan penelitian, bentuk antioksidan ini juga dapat mengurangi respon peradangan dan stres oksidatif sehingga sangat membantu dalam mengatasi gejala penyakit autoimun tersebut.

3. Mengurangi Gejala Penyakit Pernapasan

Obat yang mengandung glutathione seperti obat N-acetylcysteine digunakan untuk mengatasi beberapa penyakit pernapasan seperti asma dan cystic fibrosis.

Kandungan ini digunakan untuk mengencerkan lendir sehingga pernapasan jadi lega. Kandungan antioksidan ini juga digunakan untuk mengurangi peradangan akibat masalah pernapasan.

4. Mengurangi Gejala Penyakit Parkinson

Parkinson adalah penyakit pada sistem saraf pusat. Belum ada obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit Parkinson.

Berdasarkan penelitian, suntikan glutathione dapat membantu mengatasi gejala Parkinson seperti tremor dan kekakuan. Walaupun demikian, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk membuktikan manfaat glutathione ini.

5. Membantu Mengatasi Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun pada kulit dengan gejala umum seperti kulit merah, gatal, ruam, dan bersisik. Berdasarkan penelitian kecil, menggunakan whey protein (oral) yang meningkatkan kadar glutathione dalam tubuh dapat mengatasi gejala psoriasis.

Para peneliti menyatakan bahwa dibutuhkan lebih banyak studi untuk memastikannya.

6. Mengurangi Dampak Penyakit Diabetes

Kadar antioksidan akan berkurang saat Anda memiliki riwayat gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini juga menyebabkan kerusakan jaringan dan peningkatan stres oksidatif. Salah satu pilihan untuk mengontrol gejalanya adalah dengan memenuhi kadar glutathione yang diperlukan.

Penelitian menunjukan bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung sistein dan glisin akan meningkatkan kadar antioksidan untuk menurunkan risiko kerusakan sel pada penderita diabetes dengan gejala yang tidak terkontrol.

Penelitian masih dibutuhkan untuk mengetahui hubungan antara kadar antioksidan ini dengan penurunan gejala diabetes.

7. Mengurangi Stres Oksidatif

Stres oksidatif terjadi ketika serangan radikal bebas terjadi di tubuh melebihi kapasitas yang dapat ditolerir. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan di tubuh karena sel-sel imun tubuh tidak mampu melawannya. Kadar stres oksidatif tinggi akan memicu penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian dari Journal of Cancer Science and Therapy, kekurangan kadar antioksidan jenis ini dapat memicu peningkatan stres oksidatif tersebut. Berdasarkan fakta tersebut, dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan glutathione untuk meningkatkan kadar antioksidan.

8. Memiliki Aktivitas Antioksidan

Glutathione adalah jenis antioksidan yang kuat untuk menangkal radikal bebas. Antioksidan dapat membantu tubuh mengurangi stres oksidatif yang kemudian akan mencegah penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan rheumatoid arthritis. Antioksidan ini juga akan membantu tubuh untuk melindungi sel-sel dari kerusakan.

9. Mengurangi Kerusakan Sel pada Penyakit Liver Berlemak

Manfaat glutathione selanjutnya adalah untuk mengurangi risiko kerusakan sel pada penyakit hati terkait alkohol dan non-alkohol. Berdasarkan penelitian, penderita penyakit hati berlemak yang diberikan suntikan suplemen glutathione mengalami penurunan malondialdehyde atau kerusakan sel liver.

Jenis antioksidan ini juga meningkatkan kadar protein enzim dan bilirubin dalam darah penderita penyakit kronis ini. Penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk membuktikan dampak positif antioksidan jenis ini pada penderita penyakit liver berlemak.

Sumber Makanan Glutathione

Tubuh Anda sudah memproduksi jenis antioksidan ini, namun Anda juga dapat menemukan kandungannya pada makanan, seperti:

  • Brokoli.
  • Kembang kol.
  • Kubis.
  • Bok choy.
  • Bawang putih.
  • Telur.
  • Kacang-kacangan.
  • Polong-polongan.
  • Ikan.
  • Daging ayam.
  • Protein tanpa lemak.
  • Flaxseed.
  • Whey protein.
  • Rumput laut.

Kandungan antioksidan jenis ini juga tersedia dalam bentuk suplemen dalam sediaan suntikan (interva). Anda mungkin harus berkonsultasi dengan dokter apabila membutuhkan suplemen tambahan untuk antioksidan ini, terutama untuk perawatan penyakit tertentu.

Efek Samping Suplemen Glutathione

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi, seperti:

  • Kram perut.
  • Kembung.
  • Kesulitan bernapas karena penyempitan bronkial.
  • Reaksi alergi seperti ruam dan gatal.

Membuat pola makan dengan tambahan antioksidan ini sebenarnya tidak memiliki efek samping apa pun. Kandungan antioksidan ini aman dan dibutuhkan untuk pemeliharaan kesehatan secara berkala. Walaupun demikian, bicara dengan dokter apakah tambahan suplemen antioksidan ini tepat untuk kebutuhan Anda.

Dosis Glutathione

Dokter akan memberikan dosis suplemen antioksidan ini secara suntikan atau intravena (IV) untuk perawatan penyakit kronis seperti kanker untuk mencegah efek samping dari kemoterapi.

Dosisnya akan disesuaikan dengan usia, kondisi kesehatan, jenis penyakit, dan kebutuhan untuk pemeliharaan kesehatan. Konsultasi pada dokter untuk dosis dan penggunaan yang tepat.

Pada akhirnya, glutathione adalah antioksidan yang berperan untuk menjalankan fungsi organ vital dengan baik dan pemeliharaan kesehatan. Kekurangan kandungan antioksidan ini mungkin akan berdampak buruk pada kesehatan. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

  1. Anonim. 2019. GLUTATHIONE. https://docs.google.com/document/d/12yIMxRbQY492YGKxzlFI_BD566WUQPa4ZRe0hTyJBU8/edit. (Diakses pada 18 April 2020).
  2. Galan, Nicole, RN. 2018. What are the benefits of glutathione?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323936. (Diakses pada 18 April 2020).
  3. Whelan, Corey. 2017. Glutathione Benefits. https://www.healthline.com/health/glutathione-benefits. (Diakses pada 18 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi