DokterSehat.Com- Salah satu film yang sedang booming di bioskop Indonesia adalah ‘Five Feet Apart’. Berbeda dengan film percintaan pada umumnya, Five Feet Apart juga mengangkat tema penyakit fibrosis kistik atau cystic fibrosis. Sebenarnya, apa itu fibrosis kistik yang katanya penyakit langka?
Sinopsis Film Five Feet Apart
Film ‘Five Feet Apart’ yang sudah tayang di bioskop sejak 15 Maret 2019 ini menceritakan tentang dua penderita fibrosis kistik yang saling jatuh cinta, Stella Grant dan Will Newman. Hanya karena menderita penyakit tersebut, mereka harus menjaga jarak sekitar lima langka pada semua orang.
Jika tidak, paru-paru di dalam tubuh mereka yang rentan terkena infeksi bisa saja mengalami komplikasi. Selain itu, Stella dan Will juga harus memakai masker dan tabung oksigen kemanapun mereka pergi agar bisa beraktivitas dengan normal.
Apa itu Fibrosis Kistik?
Fibrosis kistik termasuk dalam kelainan bawaan sejak lahir yang bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting tubuh layaknya paru-paru, sistem pencernaan, dan organ-organ lainnya.
Penderita penyakit fibrosis kistik akan mengalami gangguan sel-sel tubuh yang memproduksi lendir, keringat, serta enzim pencernaan. Lendir memiliki fungsi untuk melumasi sekaligus memberikan perlindungan bagi organ-organ tubuh.
Pada penderita fibrosis kistik, lendir-lendir ini cenderung lebih tebal dan lengket sehingga rentan menyebabkan penyumbatan pada saluran pencernaan dan sistem pencernaan. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun mereka yang berasal dari Eropa bagian utara cenderung lebih rentan terkena penyakit ini.
Gejala Fibrosis Kistik
Pakar kesehatan menyebut gejala fibrosis kistik yang menyerang sistem pencernaan dan pernapasan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Pakar kesehatan menyebutkan ada beberapa gejala fibrosis kistik, seperti:
- Batuk yang berlangsung dalam waktu yang lama dengan dahak yang cenderung tebal.
- Munculnya mengi yang membuat suara napas seperti siulan dengan nada yang tinggi.
- Hidung yang tersumbat dengan cukup parah sehingga menyebabkan sesak napas atau napas yang pendek-pendek.
- Sering terkena masalah pernapasan seperti pneumonia dan sinusitis.
- Sering mengalami sembelit dan anus cenderung menebal akibat sering mengejan demi buang air besar.
- Bau kotoran saat buang air besar cukup menyengat dan kotoran terlihat berminyak.
Penyebab Fibrosis Kistik
Penyebab fibrosis kistik menurut pakar kesehatan bisa terjadi akibat adanya kelainan pada gen CFTR.
Gen inilah yang mempengaruhi protein dalam mengendalikan pergerakan cairan dan garam dalam memasuki atau keluar sel-sel tubuh. Penderita penyakit ini akan mengalami gangguan fungsi protein tersebut sehingga membuat lendir di dalam tubuh cenderung lebih tebal dan lengket serta keringat yang jauh lebih asin.
Berikut adalah dua faktor yang mempengaruhi risiko fibrosis kistik:
-
Faktor riwayat keluarga
Jika kita memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini seperti orang tua, kakek dan nenek, atau kerabat dekat lainnya, maka risiko untuk terkena fibrosis kistik juga tinggi.
-
Berasal dari ras tertentu
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mereka yang merupakan keturunan orang kulit putih dari Eropa Utara cenderung memiliki risiko lebih besar untuk terkena fibrosis kistik.
Pengobatan Fibrosis Kistik
Pakar kesehatan menyebut fibrosis kistik sebagai penyakit yang tidak bisa diobati, namun penderitanya bisa mengonsumsi obat atau menjalani terapi demi meringankan gejalanya sekaligus menurunkan risiko terjadinya komplikasi.
Berikut adalah beberapa pengobatan untuk fibrosis kistik.
-
Obat-obatan
Penderita fibrosis kistik biasanya diminta untuk meminum obat-obatan yang bisa mengencerkan lendir secara teratur demi mencegah penyumbatan di saluran pernapasan. Jika perlu, mereka juga bisa mendapatkan antibiotik demi mengatasi infeksi.
-
Suplemen
Penderita fibrosis kistik bisa mendapatkan enzim untuk mendukung kinerja pankreas. Mereka juga harus mengonsumsi diet rendah lemak dan tinggi protein yang khusus demi memastikan tubuhnya berfungsi dengan baik.
-
Terapi pernapasan
Terdapat terapi pernapasan khusus yang bisa membantu penderita fibrosis kistik menghilangkan lendir pada paru-paru atau saluran pernapasan.
-
Mencabut polip hidung
Jika diperlukan, penderita fibrosis kistik bisa mencabut polip hidungnya lewat prosedur operasi demi membantu mencegah hambatan dalam saluran pernapasan.