Terbit: 13 April 2020 | Diperbarui: 27 September 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

CRP (C-Reactive Protein) adalah zat alami yang diproduksi sebagai respons terhadap peradangan akibat suatu penyakit. Singkatnya, kadar protein C-reaktif dalam darah Anda akan meningkatkan apabila ada peradangan akibat infeksi atau beberapa penyakit autoimun yang terjadi. Ketahui apa itu CRP, fungsi, prosedur, hasil, dll.

CRP (C-Reactive Protein): Fungsi, Prosedur, Hasil, Efek Samping, dll

Apa Itu CRP (C-Reactive Protein)?

C-reactive protein (CRP) adalah protein yang diproduksi oleh liver saat tubuh Anda mengalami peradangan. Peradangan adalah respon alami tubuh saat sistem imun tubuh sedang melawan infeksi, cedera, atau penyakit. Sementara dalam keadaan sehat, produksi C-reactive protein di dalam darah rendah karena tidak adanya peradangan.

Tes C-Reactive Protein digunakan untuk memeriksa apakah ada peradangan di dalam tubuh sebagai penanda infeksi atau penyakit kronis. Umumnya, tes CRP dilakukan untuk mendeteksi adanya risiko serangan jantung, infeksi bakteri, dan diagnosis penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.

Melalui tes C-Reactive Protein ini, dokter akan mendapatkan informasi tentang peradangan dengan faktor-faktor lainnya seperti identifikasi gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan medis lainnya yang kemudian digunakan untuk membantu proses diagnosis penyakit. Pemeriksaan lanjutan mungkin dibutuhkan untuk memastikan penyakit yang dialami.

Fungsi Tes CRP (C-Reactive Protein)

Dokter akan menganjurkan untuk tes C-reactive protein untuk memeriksa apakah ada peradangan yang menjadi tanda suatu infeksi atau penyakit peradangan kronis di tubuh Anda. Ketahui fungsi tes C-Reactive Protein berikut ini:

  • Mendeteksi radang sendi.
  • Mendeteksi radang usus seperti penyakit Crohn atau kolitis ulserativa.
  • Mendeteksi risiko penyakit jantung.
  • Mendeteksi adanya infeksi seperti pneumonia atau tuberkulosis (TBC).
  • Mendeteksi vaskulitis atau radang pembuluh darah.
  • Mendeteksi luka bakar atau trauma.
  • Mendeteksi risiko kanker tertentu.
  • Mendeteksi infeksi bakteri seperti sepsis, dll.
  • Mendeteksi infeksi pada tulang seperti osteomielitis.

Tes C-reactive protein mungkin juga digunakan untuk membantu mendeteksi infeksi lain yang menyebabkan peradangan kronis pada bagian tertentu.

Siapa yang Membutuhkan Tes CRP (C-Reactive Protein)?

Dokter akan menyarankan tes C-reactive protein apabila Anda mengalami gejala-gejala penyakit peradangan serius akibat infeksi bakteri atau apabila Anda mengalami riwayat medis terkait penyakit kronis.

Berikut ini daftar orang yang membutuhkan pemeriksaan CRP dengan gejala peradangan seperti:

  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Menggigil
  • Panas dingin
  • Napas cepat
  • Detak jantung cepat

Pemeriksaan CRP juga dilakukan untuk:

  • Pasien pasca operasi untuk memastikan dirinya sudah sembuh dari infeksi.
  • Memantau perawatan atau pengobatan dalam penyakit kronis tertentu yang dilakukan secara berkala.
  • Memeriksa risiko penyakit kardiovaskular.
  • Memantau kesehatan pasien penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis.

Singkatnya, apabila pemeriksaan CRP menunjukan kadar C-reactive protein rendah dalam darah maka pengobatan yang digunakan berhasil untuk menekan gejala penyakit tersebut.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Bisa Menyebabkan Peradangan

Prosedur Tes CRP (C-Reactive Protein)

Pemeriksaan CRP adalah prosedur menggunakan sampel darah dari vena. Sampel darah akan dibawa ke laboratorium untuk analisis lebih lanjut. Ketahui prosedur tes C-reactive protein mulai dari persiapan hingga setelah tes dilakukan berikut ini:

1. Persiapan Tes C-reactive protein

Tidak ada persiapan khusus sebelum Anda melakukan pemeriksaan CRP standar atau tes hs-CRP. Anda tidak perlu berpuasa untuk pengambilan darah, namun pastikan tubuh Anda cukup baik dan Anda sedang tidak mengonsumsi obat-obatan karena akan berpengaruh pada kadar C-reactive protein Anda.

2. Selama Prosedur Tes C-reactive protein

Tes C-reactive protein dilakukan dengan mengambil sampel darah dari vena (pembuluh darah) di lengan menggunakan jarum suntik kecil. Setelah selesai, sampel darah disimpan di botol reaksi untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium. Pengambilan sampel darah ini dilakukan dalam durasi hanya sekitar 5 menit.

3. Setelah Tes C-reactive protein

Anda dapat pulang dan melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa setelah melakukan tes C-reactive protein. Hasil tes C-reactive protein akan keluar dalam waktu sekitar 2 minggu. Dokter akan menjelaskan pada Anda hasil dari tes C-reactive protein kemudian.

Baca Juga: Serangan Jantung: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Mengetahui Hasil Tes C-Reactive Protein

Apabila Anda sehat, kadar protein C-reaktif tidak bisa terdeteksi dalam darah. Setelah Anda melakukan pemeriksaan C-reactive protein, dokter akan memberitahu Anda hasilnya apabila hasilnya negatif atau positif.

Berikut ini adalah penjelasan tentang hasil tes C-reactive protein:

  • Normal: CRP di bawah 10 mg/L.
  • Tidak normal: CRP 10 mg/L atau lebih.

Sementara hasil CRP di atas 10 mg/L mengindikasikan adanya peradangan serius di tubuh dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Kondisi ini mungkin menunjukkan adanya:

  • Infeksi tulang atau osteomielitis.
  • Radang sendi autoimun.
  • Radang usus.
  • TBC.
  • Lupus, penyakit jaringan ikat, atau penyakit autoimun lainnya.
  • Kanker, terutama limfoma.
  • Pneumonia atau infeksi signifikan lainnya.

CRP 10 mg/L atau lebih menunjukan adanya peringatan infeksi serius, cedera, atau risiko penyakit kronis. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan diagnosis pasti.

Sementara itu, apabila Anda melakukan tes hs-CRP yaitu pemeriksaan C-reactive protein untuk mengevaluasi risiko penyakit kardiovaskular, maka kadar C-reactive protein memiliki indikator hasil yang berbeda. Menurut Cleveland Clinic, angka kurang dari 1 mg/L CRP menunjukkan Anda berisiko rendah terkena penyakit kardiovaskular. Berikut penjelasan tentang hasil tes C-reactive protein:

  • Risiko Rendah: kurang dari 1 mg/L CRP.
  • Risiko Sedang: Kadar antara 1 dan 2,9 mg/L CRP berarti Anda berisiko menengah.
  • Risiko Tinggi: 3 mg/L CRP berarti Anda berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular.

Kadar C-reactive protein meningkat mungkin karena efek penggunaan pil KB pada wanita dan tanda-tanda peradangan (inflamasi) belum tentu atau tidak selalu berarti abnormal pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Konsultasi pada dokter setelah Anda mendapatkan hasil dari pemeriksaan CRP.

Efek Samping Tes CRP

Setelah Anda melakukan tes C-reactive protein, beberapa efek samping mungkin terjadi saat pengambilan sampel darah, seperti:

  • Pusing.
  • Memar ringan pada bagian kulit yang disuntik.
  • Pendarahan berlebihan.

Efek samping ringan mungkin akan hilang setelah satu hari, harap hubungi bila terjadi komplikasi yang lebih parah.

Itulah pembahasan tentang apa itu CRP. CRP adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi risiko infeksi atau penyakit kronis dari kadar C-reactive protein dalam darah, yaitu sekelompok protein yang diproduksi apabila tubuh Anda mengalami peradangan.

 

Y

  1. Donovan, Robin and Kathryn Watson. 2017. C-Reactive Protein Test. https://www.healthline.com/health/c-reactive-protein. (Diakses pada 13 April 2020).
  2. Conrad Stöppler, Melissa, MD. 2020. C-Reactive Protein (CRP) Test: Ranges, Symptoms, and Treatment. https://www.medicinenet.com/c-reactive_protein_test_crp/article.htm. (Diakses pada 13 April 2020).
  3. MedlinePlus. 2020. C-reactive protein. https://medlineplus.gov/ency/article/003356.htm. (Diakses pada 13 April 2020).
  4. MayoClinic. 2017. C-reactive protein test. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/c-reactive-protein-test/about/pac-20385228. (Diakses pada 13 April 2020).
  5. WebMD. 2019. What Is a C-Reactive Protein Test?. https://www.webmd.com/a-to-z-guides/c-reactive-protein-test?print=true. (Diakses pada 13 April 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi