Terbit: 2 August 2014 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Meningitis adalah peradangan pada meninges, yaitu membran atau selaput pelindung saraf pusat yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang. Penyebab utamanya adalah virus dan bakteri. Meningitis karena virus (meningitis viral) umumnya bersifat ringan dan akan sembuh dalam jangka waktu 7–10 hari.

Cara Untuk Mencegah Viral Meningitis

Akan tetapi, meningitis yang terjadi karena infeksi bakteri (meningitis bakterial) menunjukkan gejala dan tanda yang lebih serius, bahkan bisa mengancam nyawa si kecil.

Meningitis bakterial cukup banyak ditemukan, berkisar 30-50 kasus per 100.000 anak usia 0-5 tahun, dengan angka kematian yang cukup tinggi. Kalaupun meningitis tersebut dinyatakan sembuh, umumnya meninggalkan gejala sisa yaitu cacat permanen pada anak, seperti gangguan pendengaran dan saraf, epilepsi, keterbelakangan mental, dan kelumpuhan. Aduh, sungguh mengerikan!

Ada tiga penyebab meningitis bakterial, yaitu Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae tipe b, dan Neisseria meningitidis. Dari ketiga bakteri itu, Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) yang paling sering menyerang bayi dan anak di bawah usia 2 tahun dan merupakan penyebab meningitis terparah. Bahkan, masa inkubasinya tergolong sangat cepat, sekitar 24 jam!

Bakteri pneumokokus itu sebenarnya hidup secara alami di saluran hidung dan tenggorokan manusia, tapi bila mengganas dan menyebar ke dalam darah terutama saat daya tahan tubuh melemah bisa menimbulkan penyakit berbahaya, salah satunya adalah meningitis!

Sayangnya, tidak mudah mendeteksi meningitis pada bayi. Kalau anak-anak yang lebih besar atau orang dewasa bisa mengeluhkan gejala seperti leher kaku, sakit kepala, menggigil, maka hal itu sulit ditemukan pada bayi.

Sebaliknya, bayi mungkin hanya menampakkan gejala seperti luar biasa rewel, lesu atau demam. Tanda-tanda tersebut mencakup demam, kaku pada tengkuk, enggan menyusu/ mengisap karena refleks menelan berkurang, tidak nafsu makan, menangis terus menerus (melengking), lemah, gemetaran, muntah dan ubun-ubun membenjol.

Untuk mencegah hal ini terjadi, dan mencegah virus meningitis menyebar, setidaknya ada empat cara yang bisa ditempuh, yaitu:

1. Vaksinasi
Meningitis umumnya diderita anak-anak yang terinfeksi virus anak-anak seperti cacar air, polio, gondok, campak, rabies dan rubella. Jadi, mendapatkan vaksin sangat penting dilakukan sejak usia dini untuk menghindari virus penyakit tersebut sekaligus menghindari meningitis.

2. Hindari gigitan nyamuk
Karena virus dapat dibawa oleh nyamuk, maka menghindari gigitan nyamuk adalah salah satu jalannya. Anda bisa mulai dengan membasmi sarang nyamuk, membersihkan selokan dan menyemprot bagian-bagian rumah yang rawan ditinggali nyamuk.

Hindari pula pergi ke kebun saat sore menjelang senja hari, karena nyamuk biasa keluar pada jam-jam itu. Jadi, selain menghindari virus meningitis, Anda juga sekaligus mencegah berkembangnya nyamuk demam berdarah.

3. Cuci tangan
Menjaga kebersihan diri sendiri bisa dimulai dengan membiasakan cuci tangan hingga bersih dengan sabun atau air hangat agar terhindar dari bakteri dan virus penyakit seperti batuk, pilek, diare, dan tidak terkecuali meningitis.

4. Disinfektan
Bersinggungan dengan penderita meningitis bisa memberikan risiko besar tertular meningitis. Untuk itu, mencuci baju dengan bersih dan merendam dalam air hangat serta pembersihan dengan disinfektan bisa menjadi cara yang bisa dilakukan.

Jadi, menjaga kebersihan memang merupakan solusi tepat untuk menghindari segala penyakit, apalagi meningitis. Untuk itu, jangan ragu menerapkan kebiasaan baik mencuci tangan dan menjaga kebersihan seluruh anggota keluarga ya Ladies.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi