Terbit: 5 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Kesedihan yang mendalam wajar dirasakan ketika mengalami kehilangan. Namun, bila dibiarkan berlarut-larut, kesehatan fisik dan mental menjadi taruhannya. Oleh karena itu, ketahuilah berbagai cara mengatasi duka untuk mencegah hal-hal buruk menimpa. 

8 Cara Mengatasi Duka Akibat Kehilangan Orang Tercinta

Dampak Duka Akibat Kehilangan Seseorang

Duka tidak hanya mengacu pada kematian seseorang. Anda juga bisa berduka ketika kehilangan apa pun, termasuk perceraian, kehilangan pekerjaan, keguguran, pensiun, kehilangan persahabatan, dan masih banyak lagi.

Kehilangan orang yang kita sayang nyatanya bisa memengaruhi sejumlah aspek kehidupan. Mengutip Health Direct, kondisi ini bisa berdampak terhadap emosi, kesehatan fisik, dan spiritual. Bahkan, rasa sedih mendalam, depresi, dan traumatis berisiko terjadi akibat kejadian ini.

Kesedihan akibat kehilangan orang terkasih biasanya menyerupai gejala depresi. Bahkan, sebagian orang bisa mengalami depresi setelah kehilangan.

Orang yang ditinggalkan sering kali merasa kaget, mati rasa, dan masih menyangkal; apalagi jika ditinggal secara tiba-tiba.

Barulah ketika sudah mulai memahami keadaan, seseorang dapat merasakan kesedihan yang mendalam, hampa dan kesepian, bahkan terkadang merasa marah atau bersalah.

Reaksi duka yang ditunjukkan saat kehilangan seseorang akan berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum, beberapa kondisi yang bisa dialami antara lain:

  • Sedih.
  • Terkejut.
  • Menolak untuk percaya (denial).
  • Mati rasa.
  • Rasa bersalah.
  • Marah.

Jangan biarkan rasa sedih berlarut-larut. Mulailah untuk belajar mengatasi rasa kehilangan untuk mencegah dampak negatifnya terhadap kesehatan.

Baca Juga7 Manfaat Mendengarkan Lagu Sedih untuk Kesehatan Mental

Cara Mengatasi Duka Setelah Kehilangan

Agar kesedihan yang dirasakan tidak berlarut-larut, berikut ini adalah sejumlah cara yang bisa dilakukan:

1. Berikan Waktu kepada Diri Sendiri

Pada mulanya, Anda mungkin belum bisa sepenuhnya memproses apa yang terjadi. Hal ini wajar saja dirasakan, mengingat ada lima tahapan kesedihan saat berduka.

Tahapan-tahapan tersebut dikenal sebagai Five Stages of Grief . Teori ini dikemukakan oleh psikiater Elisabeth Kübler-Ross tahun 1969.

Menurut teori tersebut, lima tahapan kesedihan yang dapat dirasakan, antara lain:

  • Denial: Menolak untuk percaya.
  • Anger: Merasa marah dan mencari siapa yang bisa disalahkan.
  • Bargaining: Berkompromi terhadap apa yang terjadi.
  • Depression: Tidak bersemangat untuk melakukan apa pun.
  • Acceptance: Mulai menerima dan mau berdamai dengan keadaan.

2. Luapkan Emosi yang Dirasakan

Cara mengatasi duka selanjutnya adalah meluapkan berbagai emosi yang dirasakan. Salah satu cara untuk menyalurkannya adalah menangis.

Tak perlu menahan air mata saat kehilangan orang tercinta. Menangis sepuasnya justru bisa meluapkan emosi dan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental. Hal ini akan membuat Anda merasa lega dan lebih cepat melupakan kesedihan.

Jika sulit mengungkapkan apa yang dirasakan, tulislah perasaan Anda dalam jurnal. Cara ini dapat membantu mengungkapkan emosi Anda.

3. Berbicara dengan Orang Terdekat

Banyak orang yang baru kehilangan justru memilih untuk menutup diri dan menyendiri. Padahal, saat seseorang mengalami kondisi ini, ia membutuhkan dukungan dari keluarga atau teman-temannya.

Dengan lebih terbuka, mau bercerita dan mencurahkan segala perasaan, maka kondisi psikologis akan jauh lebih baik. Anda pun akan lebih mudah menghilangkan rasa sedih.

4. Lakukan Hal yang Disukai

Agar proses berduka bisa terlewati, Anda bisa melakukan hobi atau hal-hal yang disukai. Cobalah untuk pergi bersama dengan teman-teman atau melakukan hal lain yang bisa menghilangkan rasa duka meskipun sejenak.

Melakukan hobi atau hal yang disukai akan memberikan dampak positif bagi kesehatan mental Anda.

5. Tak Perlu Menyalahkan

Jangan lagi menyalahkan kondisi, orang lain, atau bahkan diri sendiri. Meskipun bisa saja terkait dengan kematian orang yang tercinta, terus menyalahkan justru akan membuat Anda sulit untuk menghilangkan duka.

Parahnya lagi, hal ini bisa saja memperparah kondisi psikologis yang akhirnya membuat Anda lebih rentan terkena depresi.

6. Perhatikan Kesehatan Fisik Anda

Cara melupakan orang yang sudah meninggal tidak akan mudah. Namun, Anda bisa mulai bangkit dengan menjaga kesehatan fisik.

Perlu diketahui, pikiran dan tubuh berhubungan. Jadi, jika pikiran Anda kacau akibat duka yang dirasakan, kesehatan Anda bisa menjadi taruhannya.

Sebaliknya, menjaga kesehatan fisik dapat membantu mengatasi duka karena kehilangan.

Anda dianjurkan untuk mendapatkan istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan rutin berolahraga. Hindari kebiasaan tidak baik, seperti merokok dan konsumsi alkohol serta obat-obatan terlarang.

Baca JugaGrief Counseling, Terapi Duka untuk Merelakan Kepergian

7. Bergabung dengan Komunitas

Rasa kehilangan yang mendalam bisa menyebabkan Anda merasa kesepian, sekalipun ada banyak teman atau kerabat yang mendampingi.

Maka dari itu, tak ada salahnya untuk bergabung dengan komunitas. Dengan begitu, Anda bisa berbagi kesedihan dengan orang lain yang memiliki nasib serupa.

8. Minta Bantuan Profesional

Jika duka dirasa semakin sulit untuk Anda tanggung, jangan sungkan untuk meminta bantuan profesional. Tindakan ini bisa menjadi cara mengatasi duka yang efektif.

Konsultasikan kepada dokter atau psikolog mengenai kesedihan atau emosi yang Anda rasakan. Dengan begitu, Anda dapat mengendalikan emosi tersebut. Semoga informasi ini membantu!

 

  1. Anonim. 2019. Grief After Bereavement or Loss. https://www.nhs.uk/mental-health/feelings-symptoms-behaviours/feelings-and-symptoms/grief-bereavement-loss/. (Diakses pada 5 Oktober 2022).
  2. Anonim. Grief and Loss. https://www.healthdirect.gov.au/grief-loss. (Diakses pada 5 Oktober 2022).
  3. Smith, Melinda, dkk. 2022. Coping with Grief and Loss. https://www.helpguide.org/articles/grief/coping-with-grief-and-loss.htm. (Diakses pada 5 Oktober 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi