DokterSehat.Com– Tanpa kita sadari, kita cenderung akan menggaruk atau mengusap-usap kepala tatkala sedang berada dalam kondisi bingung atau berpikir keras. Sebenarnya, apa penyebab dari kebiasaan ini?
Dilansir dari sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Psychology Today pada 2009 lalu, dihasilkan fakta bahwa kebiasaan menggaruk atau mengusap kepala sepertinya diturunkan dari nenek moyang kita sejak jaman purba. Menurut Alice Matther dari San Diego Reader, gerakan tangan yang kita lakukan di zaman modern ternyata juga banyak dipengaruhi oleh kebiasaan nenek moyang kita di masa lalu. Gerakan ini adalah salah satu cara manusia untuk mengekspresikan emosi.
Menurut para peneliti, gerakan menggaruk atau mengusap kepala dengan tangan memiliki efek yang sama layaknya bayi yang mendapatkan empeng, yakni bisa membuat kita menjadi lebih tenang atau berpikir dengan lebih baik.
Hanya saja, menurut penelitian lain yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal berjudul Scientific Reports pada 2017, kebiasaan ini ternyata juga dilakukan oleh hewan-hewan primata seperti kera. Dalam penelitian ini, 45 kera rhesus dicek kebiasaannya saat sedang dalam kondisi stres, khususnya saat berada di dekat dengan kera asing yang tidak termasuk dalam kawanannya. Hasilnya adalah, mereka cenderung lebih sering menggaruk kepalanya saat berada dalam kondisi tersebut.
Memang, menyamakan manusia dengan primata masih menjadi hal yang kontroversial karena para ahli juga masih memperdebatkannya. Hanya saja, ada kemungkinan kebiasaan ini memang menjadi cara alamiah manusia untuk membuat fisik dan pikiran menjadi lebih tenang saat bingung atau berpikir keras.