Terbit: 10 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Apakah Anda berencana untuk berenang di laut di akhir pekan ini? Pakar kesehatan menyarankan Anda untuk berhati-hati dalam melakukannya karena sebuah penelitian berhasil membuktikan bahwa ada beberapa penyakit yang bisa muncul setelah berenang di laut. Apa sajakah penyakit tersebut?

Berenang di Laut Bisa Bikin Sakit Perut?

Dikutip dari BBC, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para pakar dari University of Exeter Medical School dan Center for Ecology and Hydrology menghasilkan fakta bahwa berenang di laut akan membuat risiko terkena gangguan saluran cerna meningkat hingga 29 persen, diare sebesar 44 persen, sakit perut hingga 27 persen, dan sakit pada telinga hingga 77 persen.

Fakta ini terungkap setelah para peneliti menganalisa data dari 120 ribu orang yang berasal dari Norwegia, Denmark, Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru sejak tahun 1961. Tak hanya berenang, mereka yang hanya bermain-main dengan air laut atau berselancar juga memiliki risiko yang sama.

Peneliti utama, Dr. Anne Leonard menyebutkan bahwa penyebab utama dari masalah kesehatan ini adalah adanya polusi di dalam air laut yang berasal dari limbah industri, sampah dari para wisatawan, hingga limbah dari dunia pertanian.

Pakar kesehatan lain yang juga terlibat dalam penelitian ini, Dr Will Gaze, menyebutkan bahwa penemuan ini tidak bermaksud untuk melarang orang-orang untuk bermain di laut. Meskipun ada risiko kesehatannya, berenang di air laut juga sudah terbukti mampu membuat fisik menjadi lebih sehat dan menenangkan pikiran. Selain itu, penyakit-penyakit yang bisa muncul dari kegiatan di laut ini juga cenderung mudah untuk disembuhkan.

Hanya saja, bagi mereka yang memang cenderung rentan untuk jatuh sakit seperti orang tua atau anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu, ada baiknya memang tidak sembarangan untuk berenang di air laut.

Sobat Sehat berencana menghabiskan akhir pekan ini dimana?


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi