Terbit: 11 December 2019 | Diperbarui: 28 September 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bayam dikenal luas sebagai salah satu sayuran yang paling baik bagi kesehatan. Harganya juga terjangkau dan cenderung mudah didapatkan di mana saja. Hanya saja, apakah benar jika terlalu sering mengonsumsi bayam bisa meningkatkan risiko terkena batu ginjal?

Benarkah Bayam Bisa Sebabkan Batu Ginjal?

Kaitan Antara Bayam dengan Risiko Batu Ginjal?

Sebelum jauh membahas tentang kaitan antara bayam dengan batu ginjal, kita sebaiknya membahas tentang risiko dari penyakit yang bisa menyebabkan sensasi nyeri ini. Sebagai informasi, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013 silam membuktikan bahwa masyarakat Indonesia cenderung menerapkan gaya hidup yang buruk yang bisa memicu datangnya batu ginjal.

Penyakit yang lebih banyak diderita kaum pria dibandingkan dengan kaum wanita ini disebabkan oleh menumpuknya kalsium yang tak digunakan di dalam tubuh. Kalsium ini berjenis kalsium oksalat.

Pakar kesehatan menyebut makan bayam tidaklah secara langsung menyebabkan batu ginjal. Hanya saja, di dalam bayam memang terdapat kandungan kalsium oksalat yang secara tidak langsung bisa meningkatkan risiko terkena masalah kesehatan ini.

Jika mengonsumsi bayam satu porsi atau sekitar 100 gram, maka kita bisa mendapatkan oksalat sebanyak 970 miligram. Jumlah ini sebenarnya tidak begitu besar. Hal ini berarti, asalkan tidak dikonsumsi dengan berlebihan, makan bayam sebenarnya tidak akan langsung menyebabkan batu ginjal.

Hanya saja, bagi mereka yang mengalami masalah pada fungsi ginjal atau gangguan pencernaan, sebaiknya memang tidak berlebihan dalam mengonsumsi bayam atau membatasi konsumsinya demi mencegah datangnya batu ginjal.

Mencegah Batu Ginjal

Pakar kesehatan menyebut ada beberapa hal yang bisa kita lakukan jika ingin mencegah datangnya masalah batu ginjal.

Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan tersebut.

  1. Banyak Minum Air

Cara paling mudah yang bisa kita lakukan demi mencegah masalah batu ginjal adalah dengan banyak minum air. Pakar kesehatan merekomendasikan kita untuk mengonsumsinya setidaknya delapan gelas setiap hari. Hanya saja, jika kita cenderung aktif atau sering mengeluarkan keringat, ada baiknya memperbanyak konsumsinya.

Selain memperbanyak asupan air putih, sebaiknya kita membatasi minuman bersoda kopi, dan alkohol demi menurunkan risiko batu ginjal dengan signifikan.

  1. Menurunkan Asupan Garam

Garam jika dikonsumsi dengan berlebihan tak hanya akan menyebabkan kenaikan tekanan darah. Dalam realitanya, kandungan natrium di dalamnya juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal. Kita sebaiknya membatasinya maksimal 1 sendok teh atau sekitar 5-6 gram saja setiap hari.

Tak hanya garam yang kita gunakan untuk memasak, sebaiknya kita juga membatasi konsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi seperti kecap, saus, makanan kalengan, makanan cepat saji, dan lain-lain.

  1. Membatasi Asupan Protein Hewani

Makanan dengan kandungan protein hewani tinggi seperti jeroan, daging merah, dan makanan laut sebaiknya kita batasi konsumsinya karena tinggi kandungan purin. Tak hanya bisa memicu masalah asam urat, purin ternyata juga bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

Pakar kesehatan menyarankan kita untuk membatasi asupan daging maksimal 170 gram setiap hari demi menurunkan risiko terkena penyakit ini.

  1. Membatasi Asupan Makanan dengan Kalsium Oksalat

Beberapa jenis makanan dengan kandungan kalsium oksalat tinggi seperti okra, cokelat, kacang almond, kacang mede, produk kedelai, hingga bayam sebaiknya dibatasi demi mencegah datangnya masalah batu ginjal.

  1. Menjaga Berat Badan

Jika kita mengalami masalah kelebihan berat badan, maka risiko untuk mengalami masalah batu ginjal akan semakin meningkat. Pastikan untuk menjaganya berada dalam kondisi ideal. Jika berat badan kita berlebihan, sebaiknya segera menerapkan program diet sehat demi menurunkannya.

 

Sumber:

  1. Taylor, Eric. 2007. Oxalate Intake and the Risk for Nephrolithiasis. https://advancedtissue.com/2018/10/wound-cleaning-101-how-to-clean-wounds-for-proper-healing/ (Diakses pada 11 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi