Terbit: 5 November 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Apa saja bahaya suntik silikon? Ada banyak kasus komplikasi kesehatan dan bahkan kematian akibat penggunaan suntik silikon ilegal. Mari pahami apa saja efek samping suntik silikon dalam pembahasan ini.

10 Bahaya Suntik Silikon yang Harus Diwaspadai

Apa Itu Suntik Silikon?

Suntik silikon adalah salah satu metode paling kontroversial dalam dunia bedah kosmetik. Gel silikon pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962 dan mulai banyak digunakan pada tahun 1980-an sebagai bahan implan payudara.

Silikon adalah bahan sintetis yang terbuat dari campuran bahan kimia seperti oksigen, karbon, hidrogen, dan silikon itu sendiri yang merupakan elemen alami. Zat silikon pun digunakan sebagai bahan untuk implan tubuh seperti implan payudara, bokong, bibir, dan operasi bedan kecantikan lainnya.

Sekarang, U.S. Food and Drug Administration telah melarang penggunaan silikon cair sebagai implan tubuh. Implan dengan bahan saline lebih direkomendasikan. Pasalnya, implan payudara dengan silikon menyebabkan berbagai efek samping seperti penyumbatan pembuluh darah, pembengkakan, penyakit autoimun, implan pecah, dan lainnya.

Bahaya Suntik Silikon

Zat silikon yang masuk ke dalam tubuh akan terserap oleh tubuh dan memicu masalah kesehatan mulai dari gejala sedang hingga berat. Berikut ini efek samping suntik silikon:

1. Penyakit Autoimun

Paparan silikon yang bocor ke dalam tubuh juga dikaitkan dengan kondisi autoimun seperti lupus, artritis reumatoid, vaskulitis, dan sklerosis sistemik progresif. Penyakit autoimun terkait dengan implan silikon disebut dengan sindrom inkompatibilitas implan silikon atau kelainan reaktif silikon dengan gejala berupa nyeri sendi, nyeri dada, anemia, pembekuan darah, masalah kulit, hingga memicu masalah ginjal.

2. Limfoma Sel Besar Anaplastik Terkait Implan Payudara

Limfoma sel besar anaplastik terkait implan payudara atau breast implant–associated anaplastic large cell lymphoma (BIA-ALCL) adalah kanker langka pada jaringan payudara.

BIA-ALCL dikaitkan sebagai bahaya suntik silikon akibat kebocoran isi implan silikon dan garam yang menyerap ke tubuh dan memicu kanker payudara. Gejalanya berupa payudara asimetris, gumpalan cairan silikon, dan payudara terasa keras beberapa waktu setelah implan payudara dengan zat silikon.

 

3. Implan Payudara Pecah dan Bocor

Implan berisi zat silikon bukan untuk penggunaan selamanya. Biasanya, implan bertahan selama 7-12 tahun atau tergantung pada kualitas implan. Risiko kebocoran implan sangat mungkin terjadi dan sangat berbahaya.

Cairan silikon yang bocor dari cangkang implan akan menyebabkan gejala seperti nyeri, bengkak, pengerasan bagian tubuh, dan perubahan bentuk tubuh yang tidak Anda inginkan. Cairan silikon mungkin juga menginfeksi tubuh dan organ terdekat.

4. Perlu Operasi Lanjutan

Bila implan silikon sudah kedaluwarsa, Anda harus melakukan operasi lanjutan untuk mengangkat implan lama dan mungkin menggantinya dengan yang baru. Bila tidak, zat silikon mungkin bocor sewaktu-waktu.

Setelah bertahun-tahun, implan silikon juga mungkin membuat jaringan di sekitar implan mengeras (kontraktur kapsuler) dan merubah bentuk bagian tubuh tersebut. Maka dari itu, operasi lanjutan dibutuhkan untuk memperbaiki implan.

5. Perubahan Sensasi dan Penampilan yang Tidak Sesuai

Anda mungkin merasakan perubahan sensasi dan penampilan tubuh yang dipasangi implan atau suntik silikon. Efek sampingnya dapat berupa kerutan, pembengkakan, pengerasan, dan nyeri. Hasil dari implan mungkin juga tidak sesuai yang Anda inginkan.

Bila pada suatu hari Anda memutuskan untuk mengangkat implan silikon tersebut, makan bagian tubuh tersebut tidak dapat kembali ke bentuk semula. Ini menyebabkan kulit kendur dan tampak mengerut.

6. Meningkatkan Risiko Kanker

Suntik atau implan payudara dengan zat silikon akan mempersulit pemeriksaan mamografi untuk mendeteksi payudara. Pasalnya, jaringan payudara akan tertutup zat silikon tersebut sehingga hasil mamografi mungkin menjadi tidak akurat.

Selain itu, FDA menerima beberapa laporan dari pengguna implan silikon pada payudara terkait tumor dan kanker payudara yang mereka alami. Sel-sel abnormal (tumor atau kanker) bisa saja muncul akibat zat silikon cair yang mengendap, menginfeksi, dan menyebabkan peradangan payudara yang tidak disadari.

7. Nyeri Payudara

Zat silikon yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu rasa nyeri berulang. Bila Anda menerima suntikan silikon untuk memperbesar payudara, biasanya nyeri terasa pada puting dan seluruh bagian payudara disertai dengan pembengkakan dan luka memar.

Kondisi ini dipicu akibat penumpukan cairan silikon pada area sekitar. Gejala lainnya berupa pengerasan kulit, benjolan, dan infeksi pada area yang menerima suntikan silikon.

8. Penyumbatan Pembuluh Darah

Bila seseorang menerima suntikan silikon pada bagian tubuh yang kaya akan pembuluh darah seperti bokong, maka itu akan memicu penyumbatan pembuluh dara pada tahap tertentu. Silikon dapat masuk ke bagian tubuh lain melalui pembuluh darah dan menyumbat organ penting seperti paru-paru, otak, dan jantung. Kondisi ini adalah masalah medis serius dan berakibat fatal seperti stroke hingga kematian.

9. Efek Samping Suntik Silikon untuk Ibu Menyusui

Sebagian wanita yang menerima suntikan silikon pada payudara bisa tetap menyusui tanpa kendala, namun sebagian lainnya mengalami kesulitan karena jaringan payudara terhalangi oleh zat silikon.

Selain itu, cairan silikon bisa saja lolos melewati cangkang dan larut pada ASI. Kondisi ini dikhawatirkan berpengaruh buruk pada perkembangan anak di masa depan, walaupun belum ada pembuktian secara medis.

 

10. Bahaya Suntik Silikon Lainnya

Berikut ini beberapa bahaya suntik silikon pada payudara berdasarkan laporan dari Food and Drug Administration (FDA) yang harus Anda waspadai:

  • Asimetri payudara.
  • Penipisan kulit pada jaringan payudara.
  • Deformitas dinding dada atau perubahan bentuk pada dinding dada dan tulang rusuk bagian bawah.
  • Benjolan keras pada kulit yang merupakan deposit kalsium.
  • Kerusakan struktur dan jaringan kulit.
  • Hematofa, penggumpalan darah dengan gejala nyeri, bengkak, dan memar.
  • Kerusakan jaringan di sekitar area tubuh yang menerima suntikan silikon.
  • Toxic Shock Syndrome, keracunan mikroorganisme langka.
  • Inflamasi dan iritasi umum.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Zat silikon berpindah, bergeser, atau menyebar dari posisi awal.
  • Ptosis payudara (payudara kendur).

Maka dari itu, FDA melarang penggunaan zat silikon untuk tujuan bedah kosmetik. Setiap orang yang ingin melakukan bedah plastik harus mempertimbangkan jenis bedah dan zat kimia apa yang akan digunakan untuk mencegah kerugian dan bahaya yang mungkin terjadi.

 

  1. Cadman, Bethany. 2018. What are the risks of breast implant surgery?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321610. (Diakses pada 05 November 2020).
  2. Cirino, Erica. Is Silicone Toxic?. https://www.healthline.com/health/body-modification/is-silicone-toxic. (Diakses pada 05 November 2020).
  3. FDA. 2017. FDA Warns Against Use of Injectable Silicone for Body Contouring and Enhancement: FDA Safety Communication. https://www.fda.gov/medical-devices/safety-communications/fda-warns-against-use-injectable-silicone-body-contouring-and-enhancement-fda-safety-communication#:~:text. (Diakses pada 05 November 2020).
  4. FDA. 2020. Risks and Complications of Breast Implants. https://www.fda.gov/medical-devices/breast-implants/risks-and-complications-breast-implants. (Diakses pada 05 November 2020).
  5. FDA. 2017. The FDA Warns Against Injectable Silicone for Body Contouring and Enhancement. (Diakses pada 05 November 2020).
  6. WebMD. 2019. Breast Implant Safety. https://www.webmd.com/beauty/breast-implant-safety#1. (Diakses pada 05 November 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi