Terbit: 3 March 2018
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Semakin banyak kendaraan berlalu lalang di jalanaan, semakin bertambah pula polisi yang dihasilkannya. Seperti kita tahu, polusi bisa mengganggu kesehatan, terutama pada pernapasan.

Awas! Asap Knalpot Kendaraan Berisiko Penyakit Saraf dan Fungsi Fisik

Menurut penelitian baru-baru ini, seperti melansir Medical News Today, seseorang yang terpapar asap knalpot kendaraan berisiko meningkatkan penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) —penyakit sistem saraf yang melemahkan otot-otot dan memengaruhi fungsi fisik.

Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.600 orang dewasa, para ilmuwan yang bekerja di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, MA, menemukan bahwa pria dengan paparan asap knalpot lebih tinggi selama 5-10 tahun setidaknya 20 persen lebih mungkin untuk mengembangkan ALS daripada pria yang tidak terpapar.

ALS adalah kondisi neurologis progresif dimana sel saraf yang mengendalikan gerakan otot akan rusak. Diperkirakan sekitar 14.000-15.000 orang di Amerika Serikat mengidap ALS.

Gejala awal penyakit ALS meliputi kram, kelemahan, dan kekakuan otot, masalah mengunyah dan menelan, dan berbicara tidak jelas. Mobilitas dan masalah pernapasan timbul saat penyakit berkembang.

Riwayat ALS, dimana mutasi genetik untuk penyakit ini diwarisi dari orangtua, menyumbang sekitar 5-10 persen dari semua kasus ALS. Sisanya 90-95 persen kasus bersifat sporadis, artinya tidak ada faktor risiko spesifik untuk kondisi tersebut.

Hubungan antara knalpot diesel dan ALS
Penelitian sebelumnya telah menyebutkan bahwa faktor lingkungan menyebabkan pengembangan penyakit ALS. Sebuah studi 2013 misalnya, menemukan kaitan antara paparan asap knalpot dan risiko ALS yang lebih besar.

Asap Knalpot adalah kombinasi gas dan partikulat yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar diesel.

Namun tidak ada penelitian yang secara langsung melihat hubungan antara eksposur asap knalpot selama titik waktu yang berbeda dalam kehidupan dan ALS.

Dengan pemikiran ini, peneliti dan timnya menyelidiki seberapa tinggi paparan asap knalpot selama 5 dan 10 tahun dapat berdampak pada risiko ALS.

Para ilmuwan memasukkan data 1.639 orang dewasa dari Danish National Patient Registry, yang rata-rata berusia 56. Mereka semua telah didiagnosis dengan ALS antara 1982 dan 2013.

Masing-masing orang dewasa ini cocok untuk usia dan jenis kelamin dengan 100 orang yang belum didiagnosis ALS.

Untuk memperkirakan eksposur kumulatif asap knalpot untuk setiap subjek, para peneliti melihat riwayat pekerjaan mereka. Orang-orang dengan pekerjaan tertentu, seperti pekerja bangunan, petugas stasiun, dan sopir bus, memiliki paparan yang lebih besar terhadap asap knalpot daripada populasi umum.

Tim peneliti menghitung eksposur asap knalpot hingga 5 dan 10 tahun sebelum periode waktu, di mana subjek dengan ALS didiagnosis dengan kondisinya.

Risiko ALS laki-laki meningkat hingga 45 persen
Para peneliti membagi peserta penelitian menjadi empat kelompok berdasarkan paparan asap knalpot.

Hasilnya, risiko ALS meningkat sebesar 20 persen untuk pria yang memiliki pekerjaan dengan paparan asap knalpot hingga 10 tahun sebelum dimasukkan dalam penelitian ini, dibandingkan dengan pria yang tidak memiliki paparan asap knalpot selama periode ini.

Bagi pria yang pekerjaannya menempatkan mereka pada kesempatan 50 persen terkena asap knalpot atau lebih besar sampai 10 tahun sebelum studi inklusi, risiko ALS meningkat sebesar 45 persen, dibandingkan dengan pria yang tidak memiliki paparan asap knalpot.

Para ilmuwan tidak menemukan kaitan antara paparan asap knalpot dan risiko ALS di kalangan wanita. Namun, mereka mencatat bahwa wanita dan pria dapat melakukan tugas yang berbeda dalam pekerjaan yang sama, yang mungkin telah mempengaruhi tingkat paparan asap knalpot.

Karena penelitian ini murni observasi, tidak dapat membuktikan sebab dan akibat antara paparan asap knalpot dan ALS. Namun, tim peneliti tersebut mengatakan bahwa temuan tersebut memerlukan penyelidikan lebih lanjut.

Hasil penemuan peneliti menunjukan bahwa semakin besar paparan terhadap knalpot, semakin besar risiko pengembangan ALS.

Paparan jenis asap knalpot patut mendapat perhatian dan studi lebih, karena para peneliti masih berusaha mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang menyebabkan ALS.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi