Terbit: 6 February 2019 | Diperbarui: 9 May 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Penis adalah organ tubuh yang memiliki fungsi penting. Selain sebagai alat reproduksi, penis juga berfungsi sebagai medium pembuangan urine. Melihat vitalnya peran si ‘Mr. P’ tersebut, maka kiranya wajib bagi Anda para pria untuk mengetahui anatomi penis agar dapat menjaga kesehatannya. Seperti apakah anatomi penis? Bagaimana penis bisa ereksi dan berejakulasi? Simak informasinya berikut ini.

Anatomi Penis yang Perlu Diketahui Pria!

Mengenal Anatomi Penis

Penis adalah organ seksual pria, dan mencapai ukuran maksimalnya pada masa pubertas. Penis terdiri dari tiga bagian utama, yakni pangkal (radix), batang (body), dan kepala (glans).

1. Pangkal Penis (Radix)

Bagian pertama dari anatomi penis adalah pangkal penis (radix). Pangkal penis ini tidak terlihat karena posisinya berada di dalam kantung perineum dangkal. Letak perineum dangkal sendiri ada di dasar panggul.

Radix atau pangkal penis memiliki tiga jaringan ereksi yang dilapisi oleh kulit, pembuluh darah, dan saraf. Ketiga jaringan ereksi tersebut adalah:

  • Gelembung penis (bulb)
  • Kaki-kaki (crus)
  • Otot pengikat (ischiocavernosus dan bulbospongiosus)

2. Batang Penis (Body)

Nah, jaringan-jaringan ereksi tersebut terus menjalar sampai ke bagian batang penis. Batang penis adalah bagian dari anatomi penis yang berbentuk seperti batang panjang dan berfungsi sebagai penghubung antara pangkal penis dengan kepala penis.

Batang penis memiliki dua sisi permukaan. Sisi pertama disebut dorsal, terlihat ketika penis dalam keadaan ‘istirahat’. Sisi kedua disebut ventral, dan mengarah ke testis.

3. Corpora Cavernosa

Bagian anatomi penis selanjutnya adalah corpora cavernosa, yang merupakan dua buah tabung pada kedua sisi alat kelamin. Tabung corpora cavernosa ini akan terisi darah saat penis tengah ereksi. Corpora cavernosa dipisahkan oleh tulang (septum).

4. Corpora Spongiosum

Sementara itu, corpora spongiosum adalah jaringan berongga yang berada di punggung penis. Corpora spongiosum dibentuk oleh jaringan gelembung penis (bulb). Di dalam corpora spongiosum, terdapat uretra atau saluran kemih. Corpora spongiosum juga teraliri darah saat penis ereksi sehingga membuka saluran kemih yang ada di dalamnya tersebut.

5. Kepala Penis (Glans)

Kepala penis adalah bagian paling depan dari anatomi penis secara umum. Kepala penis berbentuk kerucut. Bagian ini juga berfungsi untuk menyelubungi corpora cavernosa. Di bagian ujungnya, terdapat lubang saluran kemih yang menjadi tempat keluarnya urin maupun air mani.

Sebelum atau jika tidak disunat, kepala penis ditutupi oleh yang namanya kulit kulup. Kepala penis juga dilapisi oleh jaringan bernama mucosa. Jaringan mucosa ini sifatnya lembab dan berwarna merah muda. Namun setelah disunat, mucosa berubah menjadi kulit kering.

Bagaimana Penis Bisa Ereksi?

Penis bukanlah otot yang bisa mengalami pengerasan atau ereksi karena disengaja. Ada suatu proses yang dilalui Mr. P sebelum menegang. Saat pria mendapatkan rangsangan seksual, saraf di dalam penis akan membuat pembuluh darah melebar. Akibatnya, aliran darah masuk jadi lebih banyak ketimbang aliran darah yang keluar. Setelah itu, darah akan mengisi corpora cavernosa sehingga penis menegang alias ereksi.

Tanpa rangsangan seksual pun sebenarnya penis bisa mengalami ereksi. Hal ini biasa terjadi pada pagi hari dan malam hari saat tengah tidur.

Tidak ada penyebab pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi. Kendati demikian, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan suatu kewajaran, malah menunjukkan kalau penis berada dalam kondisi sehat.

Penis Ereksi, tapi Bengkok. Kenapa?

Pada anatomi penis, tidak tampak yang namanya tulang. Ini karena penis memang merupakan organ tubuh yang tidak memiliki tulang. Saat ereksi, ada kemungkinan penis tidak bisa ‘berdiri’ lurus alias bengkok, entah ke kanan atau ke kiri. Jangan khawatir karena ini merupakan hal yang wajar, bisa jadi berkaitan dengan cara Anda mengenakan celana dalam.

Lagipula, yang sebenarnya perlu Anda waspadai adalah cedera dan luka pada penis akibat dibengkokkan dengan sengaja dan keras. Hal ini karena saat ereksi, penis teraliri banyak darah. Pembengkokkan secara paksa dan tidak hati-hati akan menyebabkan darah keluar dari jaringan dan menimbulkan rasa nyeri yang sangat hebat.

Menariknya, 30 persen kasus seperti ini terjadi saat pasangan tengah melakukan hubungan seksual dengan posisi ‘woman on top’ atau wanita berada di atas pria. Oleh sebab itu, berhati-hatilah saat Anda dan pasangan tengah melakukan gaya ini saat bercinta, ya!

Selain itu, untuk kasus penis terluka, hal ini biasanya disebabkan oleh penetrasi penis ke vagina yang terlalu kasar.

Bagaimana Proses Ejakulasi pada Penis?

Anatomi penis sudah diatur sedemikian rupa guna menunjang kinerja dari penis itu sendiri, termasuk saat ejakulasi. Ejakulasi adalah proses keluarnya air mani yang berisikan sperma. Ejakulasi juga menjadi tanda jika pria telah mengalami orgasme.

Saat penis ereksi dan melakukan penetrasi ke dalam vagina atau cara lainnya (masturbasi), buah zakar (skrotum) akan tertarik ke dalam tubuh untuk mempersiapkan air mani.

Sebelum air mani dikeluarkan, sperma akan diambil dari tempat produksinya, yakni epididymis, melalui vas deferens atau selang pengangkut untuk dibawa ke ujung saluran uretra yang berada di kepala penis.

Sperma kemudian melewati beberapa “check point”, seperti prostat dan vesikulas seminalis. Keduanya akan mengeluarkan cairan yang berfungsi untuk mengencerkan sperma, pun menghasilkan cairan lengket berwarna putih susu yang tak lain adalah air mani.

Air mani kemudian berkumpul di ujung corpora spongiosum. Ketika air mani telah memenuhi uretra, otot akan terus berkontraksi dan mendorong cairan lebih banyak ke depan. Pada saat yang sama, kandung kemih menutup bukaan urin agar air mani tidak balik lagi ke dalam tubuh. Proses ini jugalah yang menyebabkan air kencing tidak ikut keluar saat ejakulasi.

Semakin banyak air mani yang memenuhi uretra membuatnya membengkak dua kali lipat. Kondisi ini menandakan air mani siap untuk dikeluarkan. Proses yang terlihat panjang ini nyatanya hanya membutuhkan waktu sekitar 3 detik.

Ketahui Anatomi Penis Anda dengan Baik agar Bisa Merawat Fungsinya

Setelah mengetahui anatomi penis berikut fungsinya masing-masing, Anda jadi lebih paham betapa pentingnya bagian-bagian penis tersebut, bukan? Jika salah satu bagian tersebut mengalami masalah, tentu akan memengaruhi kinerja Mr. P secara signifikan.

Perhatikan selalu kondisi kesehatan penis Anda dengan cara mencukupi kebutuhan nutrisi yang baik bagi penis, rajin berolahraga, dan terapkan hubungan seks yang sehat dengan pasangan. Semoga bermanfaat!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi