Terbit: 25 February 2018
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Bagi beberapa orang, membersihkan kotoran di telinga dengan cotton bud adalah suatu kebiasaan yang dianggap wajar. Nyatanya kebiasaan ini memiliki dampak yang tidak baik bagi kondisi telinga Anda.

Amankah Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?

Karena di dalam terowongan telinga terdapat banyak saraf, mereka yang rutin membersihkan telinganya sendiri mengklaim mendapatkan sensasi yang ‘menyenangkan’ dari aktivitasnya itu.

“Aturan praktis bagi kebanyakan orang adalah bahwa mereka seharusnya tidak meletakkan sesuatu yang kecil di dalam telinga mereka,” kata Richard Harvey, profesor rhinologi di Universitas New South Wales dan Macquarie University.

“Dengan memaksakan cotton bud, pada dasarnya Anda mendorong kotoran masuk lebih dalam telinga,” imbuhnya.

Sementara itu, seorang otolaryngologist bernama Dr. Seth Schwartz mengungkapkan, kebiasaan melakukan pembersihan telinga dengan cotton bud atau benda-benda asing lainnya adalah sesuatu yang harus dihindari.

“Pasien sering berpikir bahwa mereka dapat mencegah kotoran di telinga dengan membersihkan telinganya dengan cotton bud, paper clips, ear candles, atau sejumlah benda tak terduga yang masuk ke dalam telinga,” katanya.

Schwartz menjelaskan, apabila kebiasaan ini terus dilakukan hal ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang lain. “Masalahnya adalah bahwa usaha untuk menghilangkan kotoran telinga hanya menciptakan masalah lebih lanjut karena kotoran telinga baru saja ditekan dan terkena dampak lebih jauh ke saluran telinga,” tuturnya.

Senada dengan hal ini, William H. Shapiro, seorang audiologis di NYU Langone Medical Center menjelaskan, bahwa kotoran telinga adalah pelindung alami tubuh dari segala macam partikel asing, termasuk serangga, yang bisa masuk ke dalam tubuh melalui lubang telinga.

Kotoran telinga juga mengandung antibiotik dan antijamur, sehingga terlalu sering membersihkan telinga bisa berakibat pada komplikasi telinga dan kulit, termasuk infeksi telinga dan eksim di bagian luar telinga.

Pada umumnya, lubang dalam telinga tidak perlu dibersihkan. Telinga memiliki mekanisme pembersihannya sendiri. Lemak dan minyak dalam saluran telinga akan memerangkap segala partikel asing yang masuk ke dalam telinga dan membilasnya keluar sebagai kotoran telinga.

Rutinitas yang Salah

Menurut Dr. Shiella Lim dari Makati Medical Center dan De Los Santos Medical center, kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud adalah sesuatu yang salah. Saat Anda memasukan cotton bud ke dalam telinga, hal itu menurut Lim justru mendorong kotoran untuk masuk semakin dalam.

“Seiring waktu, kotoran yang menumpuk  dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan penurunan pendengaran,” kata Lim

Sementara itu, menurut Dr. Julius Perry Velasco, dokter bedah Telinga, Hidung, & Tenggorokan – Kepala & Leher di UST Hospital and MyHealth Clinics, Anda tidak boleh memasukan apapun yang lebih kecil dari lubang telinga tanpa bantuan orang lain.

Senada dengan dua pendapat sebelumnya, Dr. Francis V. Roasa mengatakan, bahwa penggunaan cotton bud bisa dilakukan untuk membersihkan telinga bagian luar saja tetapi tidak telinga bagian dalam karena hal akan menimbulkan banyak masalah pada telinga.

“Menggunakan cotton bud untuk membersihkan saluran telinga adalah penyebab paling umum dari gendang telinga yang berlubang atau pecah. Pembersihan telinga setiap hari dapat menyebabkan kotoran yang berlebihan dan pengelupasan kulit di saluran telinga—yang pada akhirnya bisa menyebabkan infeksi,” kata Dr. Roasa.

Dr. Roasa mengungkapkan, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai kotoran telinga. Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa kotoran dalam telinga adalah sesuatu yang buruk, faktanya: kotoran telinga adalah pelindung alami telinga dari segala macam partikel asing yang berpotensi membahayakan tubuh, seperti serangga, dan debu.

Kebiasaan lain yang dapat menimbulkan masalah pada telinga adalah memasukan kelingking ke dalam telinga. Sama seperti cotton bud, memasukan kelingking juga menyimpan risiko yang sama.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi