Terbit: 29 September 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com– Meskipun konsumsinya cenderung dilarang atau dibatasi di Indonesia, dalam realitanya masih banyak orang yang terbiasa mengonsumsi minuman beralkohol. Jika dicermati, mereka yang baru saja mengonsumsinya akan mengalami perubahan kondisi wajah menjadi lebih merah. Mereka juga merasakan sensasi hangat di sekujur tubuh. Apa penyebab dari hal ini?

Mengapa Alkohol Bisa Membuat Rasa Hangat dan Muka Merah?

Penyebab Alkohol Membuat Sensasi Hangat

Bagi yang terbiasa minum alkohol, mereka akan menganggap orang yang mengalami perubahan warna kulit menjadi lebih merah sebagai tanda bahwa orang tersebut baru pertama kali atau jarang minum alkohol. Padahal, dalam realitanya tidak begitu. Ada banyak orang yang terbiasa mengonsumsi alkohol namu tetap mengalami perubahan warna pada wajahnya.

Dalam dunia medis, perubahan warna kulit wajah menjadi lebih merah dan sensasi hangat pada tubuh disebut sebagai kondisi alcohol flush reaction. Hal ini biasanya terjadi pada orang-orang yang mengalami kelainan genetik yang membuat livernya mengalami masalah dalam memproduksi enzim tertentu. Sebagai informasi, hal ini akan membuat tubuh tidak mampu membuat kandungan alkohol bernama asetaldehida terpecah.

Kondisi ini akan menyebabkan dampak berupa penumpukan asetaldehida di dalam darah yang akhirnya membuat pembuluh darah menjadi lebih lebar, khususnya pada bagian muka. Aliran darah yag semakin meningkat pun akan membuat sensasi hangat atau panas. Hal ini juga akan membuat kulit menjadi lebih merah.

Pakar kesehatan menyebut kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita aau orang-orang yang berasal dari Asia Timur, namun jika dicermati, orang-orang dengan kulit putih juga cenderung mudah mengalami hal ini.

Pakar kesehatan menyebut perubahan warna pada wajah saat minum alkohol sebagai tanda bahwa alkohol sudah memberikan dampak serius bagi tubuh. Konsumsinya harus segera dihentikan sebelum akhirnya memicu mabuk atau dampak lainnya.

Dampak Lain Minum Alkohol

Pakar kesehatan menyebut ada dampak lain yang akan terjadi jika kita terbiasa mengonsumsi minum alkohol. Dampak pertama yang akan dirasakan tentu adalah sensasi mabuk yang membuat kesadaran dan fungsi kognitif kita terganggu. Kita juga sulit mengendalikan diri sehingga bisa meracau, mudah emosi, mengendalikan diri, atau mengalami kecelakaan akibat hal ini.

Dampak lain yang bisa dirasakan jika konsumsi alkohol sudah berlebihan adalah sensasi mual dan sakit kepala, peningkatan denyut jantung, hingga sensasi kulit kemerahan pada bahu dan leher. Jika sampai kita tidur atau kehilangan kesadaran akibat hal ini, maka saat bangun tubuh akan terasa sangat tidak nyaman.

Penelitian yang dilakukan di Korea Selatan, salah satu negara dengan konsumsi alkohol yang tinggi menghasilkan fakta bahwa 527 orang mengalami gejala alcohol flush reaction atau AFR setelah mengonsumsinya. Masalahnya adalah, para pria yang minum alkohol lebih dari 4 gelas dalam sepekan akan mengalami peningkatan risiko terkena hipertensi hingga 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak meminumnya.

Mengingat hipertensi terkait dengan penyakit kardiovaskular yang lebih serius layaknya penyakit jantung dan stroke, hal ini tentu tidak bisa disepelekan begitu saja, bukan?

Cara Agar Muka Tidak Mudah Merah Saat Minum Alkohol

Jika kita meminum alkohol demi keperluan tertentu seperti menghangatkan badan saat kondisi tubuh sedang kedinginan, ada cara yang bisa dilakukan agar wajah tidak mudah memerah setelah mengonsumsinya. Cara tersebut adalah dengan membatasi konsumsi alkohol agar tidak sampai merasakan sensasi rileks atau mabuk.

Konsumsi alkohol juga sebaiknya tidak dilakukan saat perut masih dalam kondisi kosong demi mencegah teriritasinya lambung. Selain itu, ada baiknya kita mulai membiasakan untuk menghindarinya demi mencegah masalah kesehatan.

 

Sumber:

  1. Thomas Scot. 2019. Feeling Warm & Flushed Skin from Drinking Alcohol.org/effects/warm-flushed-skin/. (Diakses pada 29 September 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi