Terbit: 6 July 2018 | Diperbarui: 8 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Banyak orang yang percaya bahwa setiap orang sudah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan pasangan. Bagaimana jika beberapa orang lain percaya ditakdirkan untuk hidup lajang? Apakah orang yang memilih hidup melajang tidak lebih bahagia ketimbang mereka yang berpasangan?

Mengapa Seseorang Memutuskan untuk Hidup Melajang?

Adalah Jane Mathews yang telah melajang selama delapan tahun. Ia berpandangan bahwa hidup berpasangan bukanlah tujuan akhir. Pilihannya untuk melajang justru membuat hidupnya semakin bahagia.

“Saya semakin bahagia dan bahagia hidup sendiri. Dan semakin lama saya melakukannya, saya semakin mandiri,” katanya seperti dikutip dari abc.net.au.

Jane adalah salah satu di antara banyak wanita Australia yang memilih untuk hidup sendiri tanpa pasangan. Di Australia, data menunjukkan bahwa satu dari empat wanita berusia antara 35 sampai 65 tahun hidup melajang.

Jane mengungkapkan, meskipun stereotip wanita yang memutuskan hidup melajang adalah mereka yang tidak beruntung dalam hal percintaan, faktanya hal itu tidaklah benar. Hidup lajang justru menyimpan manfaat dan sering kali disalahpahami.

“Aku sangat bahagia di duniaku…dan aku tidak merindukan seseorang (pasangan) untuk menyempurnakah hidupku,” ungkapnya

Stereotip Lajang

Menurut dr. DePaulo, seseorang yang memutuskan untuk melajang seumur hidupnya akan terus mendapatkan stereotip dan mendapatkan stigmatisasi dari beberapa orang. “Orang-orang berpikir jika Anda adalah lajang, Anda sengsara, Anda sedikit kesepian … dan Anda tidak punya kegiatan selain bermain,” katanya.

“Lalu ada keyakinan lain bahwa jika Anda lajang, apa-apa yang Anda inginkan adalah memiliki pasangan,” imbuhnya.

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Journal of Women’s Health menemukan bahwa wanita yang lebih tua—yang mengalami perceraian atau perpisahan lebih mungkin mengalami perubahan positif dalam kesehatannya.

Penelitian itu menunjukkan bahwa orang lajang cenderung memiliki keterlibatan yang lebih besar dengan komunitas yang lebih luas daripada rekan-rekan yang sudah menikah. Selain itu, orang lajang juga cenderung berpartisipasi lebih banyak dalam kelompok sipil dan acara-acara publik.

Bagi Jane, hal terbaik menjadi lajang adalah memiliki otonomi total atas hidupnya sendiri. “Anda memiliki kebebasan yang sangat besar ketika melajang. Anda dapat melakukan banyak hal yang Anda sukai, kapan pun Anda suka,” katanya.

Sementara itu, dr. DePaulo mengatakan bahwa orang-orang yang beralih untuk hidup melajang juga dilandasi oleh kehidupan sebelumnya yang kurang baik. Mereka yang memutuskan hidup melajang lebih memungkinkan untuk menemukan hidup yang lebih ‘lengkap dan bermakna’

“Anda dapat memiliki teman, keluarga, anak-anak, dan seks jika Anda menginginkannya. Anda juga dapat memiliki rumah sendiri dan Anda dapat memiliki kemandirian finansial,” katanya.

Terlepas dari banyak sisi positif yang didapatkan, Jane mengatakan hidup melajang menyajikan tantangan tersendiri. Pada beberapa kasus, ia tetap membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan sejumlah pekerjaan yang tidak bisa diselesaikannya sendiri.

Seperti dikutip dari Life Advancer dan Psychology Today berikut adalah tujuh alasan mengapa orang lebih memilih untuk hidup lajang, antara lain:

  1. Tidak perlu orang lain untuk bahagia

Meski hal ini terdengar klise, namun pernyataan ini ada benarnya juga. Diri sendiri adalah satu-satunya hal yang dapat membuat hidup Anda bahagia sepenuhnya. Pada intinya, orang lain bukanlah penentu satu-satunya kebahagiaan. Jadi, nikmatilah kesendirian Anda.

  1. Tidak hanya bergantung pada satu orang

Memutuskan untuk hidup melajang berarti membuat Anda bisa memiliki hubungan lebih dari satu orang. Tentunya ini membuat tidak ada hubungan khusus dengan satu orang saja. Hal itu tidak akan menimbulkan rasa cemburu atau marah karena Anda memiliki hubungan dengan banyak orang.

  1. Mendapatkan pengalaman seks yang lebih menantang

Beberapa orang yang memutuskan hidup berpasangan, pada umumnya rutin melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Seks yang dilakukan berulang sering kali menimbulkan kebosanan.

Sedangkan mereka yang memutuskan hidup lajang tentu memiliki pengalaman seks yang lebih ‘baik’ karena mereka akan melakukan hubungan seks jauh lebih banyak ketimbang mereka yang berpasangan.

  1. Anda tidak harus ‘bekerja keras’

Beberapa hubungan bisa menyita pekerjaan dan semua hubungan membutuhkan setidaknya sejumlah upaya tambahan. Dengan memilih untuk melajang, Anda hanya perlu mengkhawatirkan diri sendiri.

Daripada membeli hadiah atau memasak makanan untuk orang yang Anda cintai, mengapa tidak melakukannya semuanya sendiri?

  1. Memengaruhi sisa hidup Anda

Beberapa orang enggan untuk cari jodoh karena memiliki hubungan yang buruk dan sulit untuk memisahkannya dari kehidupan sehari-hari. Hal ini dilandasi karena ketika Anda memutuskan berpasangan, sering kali kehidupan kerja dan pertemanan dapat terkena imbas akibat dari argumen dan kesulitan membina hubungan dengan pasangan.

  1. Melakukan apapun sesuai keinginan Anda

Ketika menjadi lajang Anda dapat memenuhi semua gairah yang Anda inginkan tanpa takut mengganggu hubungan dengan pasangan. Beberapa orang justru terjebak dengan pasangan yang tidak ingin bersosialisasi atau melakukan hal-hal menantang lainnya.

  1. Trauma

Hal-hal buruk yang terjadi di masa lalu bisa memengaruhi tingkat emosional seseorang. Anda mungkin pernah mengalami pelecehan seksual baik itu fisik atau non fisik, atau peristiwa traumatis seperti kecelakaan atau perang.

Mungkin sesuatu terjadi pada seseorang yang Anda cintai atau Anda telah secara langsung atau bahkan tidak langsung dipengaruhi oleh peristiwa tersebut. Trauma itu berbahaya dan dapat memengaruhi hidup Anda dari waktu ke waktu.

Jika trauma tidak segera diatasi, hal itu dapat memengaruhi harapan Anda untuk masa depan. Trauma Anda mungkin membuatnya sesuatu tampak ‘lebih aman’ untuk menghindari hubungan emosional dengan orang lain daripada mempertaruhkan hidup dengan menjalin hubungan.

  1. Sifat alami manusia

Ada orang yang secara intelektual memahami ide mengenai komitmen, tetapi tidak tertarik untuk mengejar keintiman emosional dalam hidup berpasangan. Hal itu membuat Anda tidak tertarik atau segan untuk untuk menjalin keintiman dengan orang lain.

Pengalaman ini bisa sangat alami dan juga sangat mendalam. Anda mungkin tidak tertarik pada hubungan dan mungkin menikmati untuk menumbuhkan sifat individualitas. Dalam hal ini, Anda terus meningkatkan kesadaran diri tentang kecenderungan untuk lebih nyaman dalam kesendirian.

Menemukan Apa yang Sesungguhnya Anda Cari

Meski begitu, sejumlah para ahli tidak mengklaim melajang lebih baik ketimbang menikah. Pasalnya, yang terpenting bukan apa yang orang lain katakan atau pikiran terhadap hidup Anda.

Namun, ini adalah soal apakah Anda bisa menemukan tempat, ruang, serta orang-orang yang sesuai dengan diri Anda sebenarnya—sehingga mendukung sepenuhnya jalan hidup yang menjadi pilihan Anda.

Jadi, pilihan hidup untuk melajang bukanlah sebuah musibah atau kutukan, melainkan sebuah keinginan pribadi. Anda sendirilah yang bisa dan berhak untuk memutuskan apa yang benar-benar membuat Anda paling bahagia dan nyaman dalam menjalani hidup.


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi