DokterSehat.Com– Belakangan ini suhu udara di berbagai daerah di Indonesia cenderung sangat panas. Bahkan, banyak warganet yang mengunggah suhu udara di areanya yang sudah melebihi 36 derajat Celcius. Banyak orang yang mengantisipasinya dengan minum air dingin yang menyegarkan. Hanya saja, hal ini dianggap bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan.
Dampak Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas
Di media sosial atau aplikasi percakapan ponsel pintar, tersebar pesan yang menyarankan kita untuk tidak minum air dingin atau air es saat suhu udara sedang sangat panas. Jika kita nekat melakukannya, dikhawatirkan akan memicu heatstroke atau membuat pembuluh darah pecah. Padahal air dingin tentu jauh lebih menyegarkan untuk mengatasi suhu udara yang sangat menyengat, bukan?
Beruntung, pakar kesehatan menyebut pesan ini tidaklah benar. Kita tetap bisa menikmati air dingin atau air es untuk menghilangkan sensasi panas dan gerah tanpa perlu khawatir berlebihan. Dampaknya bagi kesehatan, termasuk bagi pembuluh darah ternyata tidak sebesar yang kita pikirkan.
Sebagai informasi, air dingin akan masuk ke dalam kerongkongan dan mencapai perut. Suhu air kemudian dinetralkan oleh lambung agar sesuai dengan suhu internal tubuh. Hal yang berbeda terjadi pada heatstroke yang sebenarnya berlangsung pada kulit.
Hal ini berarti, jika kita minum air dingin, efeknya biasanya hanya sensasi tubuh yang tidak nyaman atau kembung, namun tidak akan memicu dampak kesehatan yang mengerikan, apalagi sampai memicu pecah pembuluh darah.
Sebagai informasi, heat stroke adalah kondisi yang membuat tubuh tidak mampu mendinginkan tubuh akibat paparan suhu udara yang sangat panas. Biasanya, tubuh melakukannya dengan cara berkeringat. Jika tidak segera ditangani dengan baik seperti dengan membasahi tubuh dengan air dingin, bisa jadi korbannya akan hilang kesadaran.
Minum air, apapun suhunya, sangatlah cocok untuk dilakukan saat suhu udara sangat panas seperti sekarang ini demi mencegah dehidrasi. Selain itu, kita juga bisa mandi air dingin saat tubuh sudah terasa sangat gerah atau memberikan kompres dengan es batu di beberapa bagian tubuh demi membuat tubuh terasa lebih nyaman.
Waspadai Gejala Dehidrasi
Pakar kesehatan menyebut suhu udara yang panas bisa memicu dehidrasi. Beberapa gejala dari masalah kesehatan ini yang bisa kita rasakan adalah mulut atau bibir yang terasa kering, rasa haus berlebihan, pusing dan sakit kepala, tubuh yang terasa lesu dan kurang bertenaga, hingga perubahan warna urine saat buang air kecil yang cenderung lebih keruh dari biasanya.
Dehidrasi bisa mempengaruhi fungsi organ-organ dalam tubuh dengan signifikan sehingga sebaiknya segera diatasi agar tidak memberikan dampak kesehatan yang lebih buruk.
Mengatasi Dehidrasi
Terdapat beberapa cara yang bisa kita lakukan demi mengatasi dehidrasi. Berikut adalah cara-cara tersebut.
-
Mengonsumsi Air
Air putih jauh lebih direkomendasikan untuk dikonsumsi saat dehidrasi karena bisa membantu mengembalikan cairan tubuh. Kita juga bisa meminum air kelapa, jus buah murni, atau minuman rasa buah. Pakar kesehatan tidak merekomendasikan minuman botolan atau minuman bersoda yang tinggi gula karena biasanya kurang baik dalam mangatasi dehidrasi.
-
Mengonsumsi Makanan dengan Kandungan Air Tinggi
Buah-buahan tinggi air seperti semangka, anggur, atau melon sangat direkomendasikan untuk dikonsumsi saat cuaca sedang sangat panas atau merasakan gejala dehidrasi. Selain itu, kita juga bisa mengonsumsi es krim yang menyegarkan.
-
Memakai lip balm
Lip balm bisa membantu mengatasi bibir kering dengan efektif. Kita tidak akan lagi mengalami masalah bibir pecah-pecah atau terkelupas yang membuat tidak nyaman.
-
Memakai Kipas Angin atau Membahasi Tubuh
Kipas angin bisa membuat suhu udara menjadi lebih nyaman. Jika perlu, kita bisa membasahi tubuh atau mengompres beberapa bagian tubuh dengan es batu demi mengatasi suhu panas.
Sumber:
- Rezkisari, Indira. 2019. Dokter Terangkan Mitos Bahaya Minum Dingin Saat Cuaca Panas. com/id-id/kesehatan/health/dokter-terangkan-mitos-bahaya-minum-dingin-saat-cuaca-panas/ar-AAJfQBm. (Diakses pada 25 Oktober 2019).