DokterSehat.Com – Bagi kaum hawa, pembalut adalah salah satu hal yang tidak boleh ditinggalkan, khususnya jika mereka sedang mengalami menstruasi yang memang rutin datang setiap bulan. Sayangnya, ada sebagian wanita yang sangat menderita saat menggunakan pembalut ini karena terkena iritasi pada sekitar organ intimnya. Untuk menghindari iritasi yang disebabkan oleh pembalut ini, ada baiknya kita mengetahui tips memilih dan menggunakan pembalut yang benar seperti sebagai berikut.
Jangan mudah terpancing harga yang murah
Pakar kesehatan menyarankan wanita untuk memilih pembalut yang nyaman untuk dipakai, berkualitas, memiliki daya tamping yang cukup besar, dan tidak mudah bergeser saat aktif bergerak. Jangan mudah terpancing pembalut yang memiliki harga yang murah atau tertarik dengan bonus dan diskon jika pembalut tersebut belum jelas kualitasnya. Dengan menggunakan pembalut yang tepat, maka kita pun akan nyaman untuk melakukan berbagai aktifitas.
Pembalut non-perfume baik untuk kulit sensitif
Beberapa wanita ternyata memiliki masalah kulit sensitif sehingga harus lebih teliti dalam memilih pembalut. Beberapa jenis pembalut ternyata memiliki kandungan parfum tertentu yang bisa membuat area organ vital mengalami masalah kulit kemerahan atau gatal-gatal. Demi menghindari hal ini, pilihlah pembalut yang tidak mengandung pewangi atau berlabel non-perfume.
Gantilah pembalut 4 jam sekali
Pakar kesehatan merekomendasikan kaum hawa untuk selalu mengganti pembalutnya setiap empat jam. Sementara itu, andai darah yang keluar sedang cukup banyak, kita bisa menggantinya setiap dua jam. Jangan menggunakan pembalut terlalu lama atau bahkan hingga seharian karena dikhawatirkan memicu perkembangan bakteri di organ vital yang pada akhirnya menyebabkan iritasi pada organ vital.
Hindari bedak tabur atau sabun
Beberapa wanita menambahkan sabun atau bedak tabur dengan harapan mencegah iritasi. Padahal, penggunaan sabun atau bedak tabur ini justru akan membuat area organ vital menjadi terlalu kering dan iritasi justru bisa menjadi semakin parah.