Terbit: 1 October 2020 | Diperbarui: 8 February 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Perimenopause adalah masa transisi wanita sebelum menopause (berakhirnya masa menstruasi). Ketahui apa itu perimenopause, gejala, penyebab, cara mengatasi, dll.

Perimenopause: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Perimenopause?

Perimenopause adalah masa peralihan antara menstruasi rutin bulanan menuju menopause (tidak menstruasi lagi). Perimenopause terjadi beberapa tahun sebelum akhirnya resmi menopause. Setiap wanita memulai masa peralihan menopause berbeda-beda namun umumnya di usia 40 tahunan. Selama masa transisi menopause ini, kandungan hormon utama wanita -hormon estrogen- mengalami naik turun tidak menentu. Wanita tersebut mungkin memiliki siklus menstruasi yang panjang atau pendek. Anda mungkin juga mengalami siklus menstruasi namun sel telur tidak melakukan pembuahan atau ovulasi. Anda juga mungkin sudah mengalami gejala menopause seperti vagina kering, masalah tidur, atau hot flashes (sensasi terbakar) selama periode transisi menopause. Wanita mengalami masa menopause bila telah mengalami 12 bulan berturut-turut tanpa menstruasi.

Gejala Perimenopause

Wanita akan mengalami perubahan secara perlahan di masa transisi menopause, termasuk:

  • Menstruasi Tidak Teratur: Wanita tersebut memiliki jadwal menstruasi tidak terduga dengan gejala pendarahan ringan atau berat. Siklus menstruasi mungkin juga tidak terjadi dalam 60 hari.
  • Penurunan Kesuburan: Wanita mengalami penurunan kesuburan karena ovulasi terjadi secara abnormal atau tidak teratur. Kehamilan tetapi mungkin terjadi bila Anda masih menstruasi walaupun tidak teratur.
  • Perubahan Fungsi Seksual: Anda akan mengalami perubahan gairah dan hasrat seksual selama transisi menopause. Anda mungkin menginginkan keintiman seksual atau mungkin tidak.
  • Perubahan Suasana Hati: Anda mengalami perubahan emosional seperti lekas marah dan tidak terduga.
  • Hot Flashes: Gejala menopause yang paling umum berupa sensasi rasa panas di kulit, memerah, kesemutan, dan berkeringat.
  • Gangguan Tidur: Gejala hot flashes di malam hari akan memengaruhi kualitas tidur.
  • Perubahan Kadar Kolesterol: Penurunan kadar hormon estrogen memicu penurunan kadar kolesterol baik. Akibatnya, kadar kolesterol jahat meningkat dan berisiko mengembangkan penyakit jantung.

Gejala masa transisi menopause lainnya adalah sering buang air kecil, kelelahan, nyeri payudara, dan kebocoran urine saat batuk atau bersin.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Masa transisi menopause memiliki gejala yang berkembang perlahan dan kadang perubahannya tidak kentara. Anda mungkin tidak menyadari gejalanya sehingga banyak wanita yang tidak membutuhkan pertolongan medis. Anda disarankan konsultasi ke dokter bila mengalami gejala, sebagai berikut:

  • Jarak antara dua siklus menstruasi terlalu dekat.
  • Menstruasi sangat berat.
  • Mengalami pembekuan darah saat menstruasi.
  • Timbul bercak setelah hubungan seksual.
  • Memiliki gejala menstruasi yang menyakitkan dan tidak biasa.

Penyebab Perimenopause

Semakin usia bertambah, produksi estrogen dan progesteron tubuh tidak stabil. Produksinya mungkin naik atau turun. Perubahan hormon tersebut berpengaruh pada siklus menstruasi dan kesuburan. Masa transisi menopause ini bisa berlangsung selama beberapa bulan atau 4 tahun sebelum masa menopause benar-benar terjadi.

Faktor Risiko Perimenopause

Menopause akan terjadi pada setiap wanita menjelang usia 40-an atau 50-an, rata-rata terjadi di usia 51 tahun. Beberapa wanita mungkin mengalami masa transisi menopause lebih cepat akibat beberapa faktor, meliputi:

  • Merokok
  • Riwayat keluarga
  • Histerektomi, prosedur pengangkatan rahim
  • Efek dari pengobatan kanker.

Diagnosis Perimenopause

Transisi menuju masa menopause bertahap dan mungkin berlangsung lama. Tidak ada prosedur khusus untuk menentukan masa transisi menopause, namun dapat diperkirakan dari usia, riwayat menstruasi, perubahan tubuh, dan gejala terkait kesuburan lainnya. Dokter mungkin akan menyarankan beberapa tes, termasuk:

  • Tes darah untuk memeriksa kadar hormon.
  • Tes fungsi tiroid juga untuk mengevaluasi kadar hormon.

 

Cara Mengatasi Gejala Perimenopause

Masa perimenopause atau menopause tidak dapat dihindari oleh setiap wanita, namun Anda dapat mengontrol gejalanya dengan beberapa cara, yaitu:

  • Terapi Hormon: Menggunakan terapi estrogen sistemik yang tersedia dalam bentuk krim, gel, atau pil. Dokter mungkin akan memberi resep terapi hormon progestin selain estrogen.
  • Antidepresan: Obat antidepresan tertentu dapat membantu mengontrol gejala hot flashes di masa transisi menopause hingga menopause.
  • Hormon Estrogen Vagina: Wanita dalam masa transisi menopause akan mengalami gejala vagina kering. Obat topikal yang mengandung hormon estrogen dapat membantu melembapkan vagina.
  • Gabapentin: Obat antikejang yang jugadapat mengurangi gejala hot flashes dan migrain. Obat ini digunakan oleh wanita yang tidak menggunakan terapi hormon.

Anda juga harus memperbaiki gaya hidup agar tetap fit dan sehat di masa menopause:

  • Olahraga secara teratur.
  • Jangan merokok.
  • Tidur yang cukup.
  • Makan sehat.
  • Wujudkan berat badan ideal sesuai usia.
  • Konsumsi makanan tinggi kalsium untuk kesehatan tulang.
  • Minum multivitamin bila perlu.
  • Kelola stres dengan meditasi, yoga, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan lainnya.

Anda beberapa opsi pengobatan untuk mengurangi gejala di masa transisi menopause, namun sebaiknya konsultasikan pada dokter. Anda mungkin mengalami gejala yang berbeda setiap tahun dan harus meninjau ulang pengobatan yang Anda gunakan.

Komplikasi Perimenopause

Salah satu gejala perimenopause adalah siklus menstruasi tidak teratur. Terdapat komplikasi yang perlu dikhawatirkan, termasuk:

  • Pendarahan sangat berat hingga Anda harus mengganti pembalut setiap dua jam sekali.
  • Siklus menstruasi lebih dari 7 hari.
  • Siklus menstruasi terjadi kurang dari 21 hari setelah siklus terakhir.

Komplikasi tersebut terkait dengan masalah sistem reproduksi. Selain tanda-tanda tersebut, masa transisi menopause tidak menimbulkan komplikasi hanya gejala umum saja. Itulah pembahasan lengkap tentang apa itu perimenopause. Perimenopause adalah masa transisi menuju menopause dengan gejala-gejala seperti menopause. Masa transisi ini pasti terjadi pada setiap wanita dewasa namun beberapa di antaranya mengalami gejala lebih awal atau lebih berat. Konsultasikan pada dokter bila ada pertanyaan lain seputar siklus menstruasi, masa menopause, atau masalah kesehatan sistem reproduksi lainnya.  

  1. Cherney, Kristeen. 2020. Premenopause, Perimenopause, and Menopause. https://www.healthline.com/health/menopause/difference-perimenopause. (Diakses pada 30 September 2020).
  2. Mayo Clinic. 2019. Perimenopause. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/perimenopause/symptoms-causes/syc-20354666. (Diakses pada 30 September 2020).
  3. WebMD. 2020. Perimenopause. https://www.webmd.com/menopause/guide/guide-perimenopause#1-5. (Diakses pada 30 September 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi