Terbit: 7 March 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Subur atau tidaknya wanita banyak ditentukan oleh kondisi tubuh, khususnya banyak atau tidaknya kadar lemak. Selain itu, kondisi hormonal dalam tubuh wanita juga menyebabkan kehamilan susah terjadi, meski pasangan sudah menikah lebih dari satu tahun.

Mengapa Penyakit Gusi Tingkatkan Risiko Infertilitas pada Wanita?

Selain masalah hormonal dan berat badan, kesehatan gusi pada wanita juga berpengaruh pada kesuburan wanita. Gusi yang tidak sehat bisa menunda kehamilan  wanita sehingga mereka susah hamil pada tahun pertama pernikahan atau tahun pertama program hamil.

Penyakit gusi menghambat kehamilan
Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia mengungkap kalau wanita dengan gusi yang sehat bisa hamil dengan tepat. Setidaknya dalam lima bulan pertama mereka bisa hamil dengan cepat ketimbang mereka yang memiliki gangguan pada gusi. Kehamilan wanita yang memiliki gangguan gusi bisa terjadi setelah 7 bulan atau lebih.

Penelitian ini juga menunjukkan kalau wanita Asia atau yang masih memiliki latar belakang Asia rentan alami kesulitan hamil. Dugaan sementara dari para peneliti adalah rendahnya sistem kekebalan tubuh pada wanita Asia ketimbang wanita dari ras lain seperti Kaukasia.

Penyakit gusi menyebabkan kekebalan tubuh jadi lebih reaktif dengan hal-hal yang dianggap mengganggu. Sistem kekebalan yang terlalu reaktif menyebabkan kesuburan menurun, keguguran, dan kegagalan implantasi embiro pada rahim.

Tidak Subur karena Endometriosis

Ketidaksuburan pada wanita yang terjadi akibat kekebalan tubuh yang reaktif terjadi karena munculnya PCOS dan endometriosis. Masih dari penelitian ini, wanita yang mengalami gangguan pada gusi berisiko mengalami ketidaksuburan hingga 57 persen.

Melihat fakta ini, wanita yang akan menjalani program kehamilan disarankan untuk memeriksakan gusi terlebih dahulu. Selanjutnya, kebersihan area mulut seperti gusi dan gigi juga harus dilakukan setiap hari agar tidak ada masalah pada gusi dan berdampak pada kehamilan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi