Terbit: 23 November 2019 | Diperbarui: 31 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Banyak kaum hawa yang khawatir akan mengalami masalah osteoporosis atau pengeroposan tulang di usia tua. Masalahnya adalah hal ini bisa jadi disebabkan oleh gaya hidup wanita yang kurang sehat. Salah satunya adalah kebiasaan kurang tidur.

Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Osteoporosis pada Wanita

Dampak Kurang Tidur bagi Risiko Osteoporosis

Sebuah penelitian yang dilakukan di Buffallo University, New York, Amerika Serikat yang melibatkan lebih dari 11 ribu wanita yang sudah melewati fase menopause menghasilkan fakta tentang bahaya dari kebiasaan kurang tidur pada kesehatan tulang. Hal ini ternyata bisa membuat risiko osteoporosis semakin meningkat.

“Penelitian yang kami lakukan membuktikan bahwa kualitas tidur yang buruk memberikan dampak negatif bagi kesehatan tulang, khususnya pada kaum hawa yang memang memiliki risiko osteoporosis lebih besar dibandingkan dengan kaum pria,” ungkap pemimpin penelitian, Heather Ochs-Baclo, PhD.

Meskipun bentuknya padat dan keras, dalam realitanya tulang adalah jaringan hidup. Organ ini mengalami pembentukan dan resorpsi terus-menerus. Hal ini berarti, terus terjadi pergantian sel-sel pada tulang sekaligus proses penggantian jaringan yang lama dengan yang baru di dalamnya. Jika kita terbiasa kurang tidur, maka proses regenerasi ini akan terganggu dan membuat risiko terkena osteoporosis semakin meningkat.

Selain itu, kurang tidur juga terbukti bisa membuat kepadatan mineral di dalam tulang semakin menurun. Hal ini akan membuat tulang menjadi semakin rapuh dan rentan terkena masalah patah tulang.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa wanita yang tidur kurang dari lima jam setiap malam cenderung memiliki kepadatan tulang yang buruk. Kondisi ini terjadi di hampir seluruh tulang yang ada di dalam tubuh seperti di pinggul, leher, hingga di tulang belakang. Penurunan kepadatan tulang ini bahkan seperti membuat orang tersebut lebih tua satu tahun dari umur aslinya.

Pakar kesehatan pun menyarankan siapa saja untuk tidur minimal 7 atau 8 jam setiap malam demi mencegah masalah osteoporosis adau dampak kesehatan lainnya.

Berbagai Faktor yang Bisa Menyebabkan Datangnya Osteoporosis

Gaya hidup bisa memberikan pengaruh besar bagi risiko osteoporosis seseorang. Karena alasan inilah pakar kesehatan menyarankan kita untuk menjaga gaya hidup sehat demi mencegah kedatangannya. Selain itu, kita juga harus mengecek berbagai faktor yang bisa mempengaruhi risiko osteoporosis.

Berikut adalah faktor-faktor tersebut.

  1. Perubahan Hormon

Faktor yang paling sering menyebabkan osteoporosis pada kaum hawa adalah osteoporosis. Karena alasan inilah wanita memiliki risiko terkena masalah tulang ini empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan kaum pria. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan wanita mengalami perubahan hormon semenjak fase menopause, tepatnya perubahan pada hormon estrogen.

  1. Genetik

Jika keluarga kita memiliki riwayat terkena masalah osteoporosis, maka risiko untuk terkena masalah kesehatan ini juga cenderung tinggi. Kita pun harus lebih cermat dalam menjaga kesehatan tulang demi mencegah kedatangannya.

  1. Usia

Wanita yang sudah berusia lanjut lebih rentan terkena masalah osteoporosis karena sudah mengalami perubahan hormon dengan signifikan.

  1. Pola Makan

Jika kita menerapkan pola makan yang buruk, maka risiko terkena osteoporosis semakin meningkat. Sebagai contoh, jika kita kekurangan asupan kalsium, maka kepadatan tulang pun akan semakin menurun dan bisa menyebabkan datangnya masalah kesehatan ini. Karena alasan inilah sebaiknya kita rutin mengonsumsi makanan tinggi kalsium atau susu demi mencegahnya.

  1. Ras

Wanita kulit putih dan yang berasal dari Asia seperti wanita Indonesia cenderung memiliki risiko lebih besar terkena osteoporosis. Hal ini didasari oleh kebiasaan masyarakat Asia yang kurang mengonsumsi makanan berkalsium setiap hari.

 

Sumber:

  1. Paddock, Catharine, 2019. Short sleep may harm bone health in older women. medicalnewstoday.com/articles/327076.php#1 (Diakses pada 23 November 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi