Semua wanita pasti pernah mengalami vagina gatal. Meski rasa gatal bukanlah masalah yang serius, namun bukan berarti Anda bisa menganggap gatal pada kemaluan adalah masalah yang sederhana. Bila mengalami gajalanya, segera cari cara mengatasi vagina gatal dan hindari penyebab vagina gatal, karena jika tidak ditangani dapat menyebabkan penyakit kulit yang berbahaya. Selain itu selalu menjaga kebersihan pada area kemaluan agar tidak dapat menimbulkan beberapa penyakit kulit dan gatal-gatal pada area yang sensitif ini.

Penyebab Vagina Gatal
Berikut berbagai kondisi yang mungkin menjadi penyebab gatal pada vagina yang bersifat ringan hingga berbahaya:
1. Keringat
Ini adalah penyebab vagina gatal yang terkadang disepelekan. Area kemaluan dan lipat paha adalah daerah yang lembap karena selalu tertutup pakaian dan terpapar oleh keringat dibandingkan dengan kulit di bagian tubuh lain. Kondisi ini membuat area kelamin menjadi tempat yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh.
Padahal, area kelamin adalah area yang cenderung sangat lembap karena pakaian dalam yang selalu digunakan sepanjang hari. Selain itu, area kelamin adalah area yang paling sering terkena air dibanding area tubuh yang lain. Kondisi ini membuat area kelamin menjadi tempat yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh.
2. Tinea cruris
Infeksi jamur di area kelamin, paha bagian dalam, atau bokong disebut tinea cruris. Kondisi ini menyebabkan ruam berbentuk cincin pada area yang terinfeksi. Tempat yang panas dan lembap adalah tempat yang paling sering menjadi penyebab vagina gatal karena tinea cruris.
Selain itu, tinea cruris juga bisa terjadi pada orang-orang yang banyak mengeluarkan keringat, seperti penderita diabetes, obesitas atau atlet. Mereka yang gemar menggunakan pakaian ketat, terganggunya sistem kekebalan tubuh hingga keringat berlebihan berisiko tinggi mengalami tinea cruris.
3. Candidiasis
Infeksi jamur Candida albicans adalah penyebab candidiasis. Candidiasis sendiri bisa memengaruhi area mulut, kelamin dan darah. Penyebab candidiasis lainnya adalah kondisi kesehatan dan konsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan jamur tumbuh.
Normalnya, kulit manusia ditinggali oleh bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis bakteri dan fungi bahkan dapat membantu kulit untuk melakukan fungsinya. Namun, jika fungi dan bakteri dan berkembangbiak tanpa terkontrol, maka dapat menimbulkan infeksi, yang menjadi penyebab vagina gatal.
4. Infeksi eritrasma
Penyakit eritrasma bisa terjadi karena adanya Corynebacterium minutissimum. Penyakit ini juga bisa disertai infeksi kulit lain seperti Candida albicans. Infeksi eritrasma menimbulkan kulit kering, muncul warna merah muda atau kehitaman.
Sebenarnya, Corynebacterium minutissimum adala flora normal di kulit, namun bisa menjadi agen utama penyebab eristrasma. Bakteri ini bersifat lipofilik, gram positif, tidak membentuk spora, aerobik, dan katalase positif. Bakteri ini akan memfermentasi glukosa, dekstrosa, sukrosa, maltosa dan mannitol.
Beberapa faktor predisposisi dan risiko yang bisa memicu eritrasma antara lain: hiperhidrosis, obesitas, diabetes, usia, menurunnya imunitas, iklim panas, dan tidak menjaga kebersihan kulit.
5. Lichen planus
Lichen planus ditandai dengan munculnya ruam kecil merah keunguan yang terkadang menimbulkan gatal. Sementara pada daerah mukosa seperti vagina dan mulut, penyakit ini menimbulkan rasa nyeri dan bercak putih.
Perlu diketahui, ruam bisa muncul di bagian tubuh mana pun, namun lebih sering muncul di lengan bagian dalam, tungkai bagian dalam, atau punggung. Selain itu, lichen planus juga dapat menimbulkan bercak putih di vulva dan vagina. Bercak putih ini kadang disertai gatal dan menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual.
6. Penyakit kulit
Beberapa penyakit kulit, seperti eksim dan psoriasis, dapat menjadi penyebab vagina gatal dan kemerahan.
Selain itu, eksim atau dermatitis atopik, merupakan ruam yang terjadi pada penderita asma atau alergi. Ruam ini tampak kemerahan, bersisik, dan terasa gatal. Kondisi ini dapat menjalar ke vagina pada beberapa wanita yang menderita eksim.
Begitu pun psoriasis, kondisi kulit yang sering menyebabkan bercak merah bersisik, gatal, dan terbentuk di kulit kepala dan persendian. Terkadang, gejala ini juga dapat terjadi pada vagina.
7. Vaginosis bakteri
Bacterial vaginosis (BV) adalah kondisi yang umum menjadi penyebab vagina gatal lainnya. Seperti infeksi jamur vagina, BV disebabkan oleh ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat yang berada di vagina.
Gatal pada vagina akibat bacterial vaginosis tidak selalu menimbulkan gejala. Ketika gejala muncul, biasanya ditandai dengan vagina terasa gatal dan munculnya cairan yang berbau tidak sedap. Kotoran mungkin tampak tipis dan abu-abu kusam atau terkadang putih, bahkan berbusa.
8. Stres
Meskipun tidak biasa, stres fisik dan emosional mungkin menjadi penyebab vagina gatal dan iritasi. Kondisi ini mungkin terjadi ketika stres melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi yang menyebabkan gatal.
9. Penyakit menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual (PMS) dapat ditularkan saat melakukan hubungan seksual tanpa kondom, dan menyebabkan rasa gatal pada vagina. Penyakit menular seksual ini di antaranya, klamidia, kutil kelamin, gonorea, bulu kemaluan, dan trikomoniasis.
Penyakit kelamin tersebut juga dapat menyebabkan gejala lainnya, termasuk pertumbuhan massa abnormal, keputihan hijau atau kuning, dan nyeri saat kencing.
10. Menopause
Wanita yang menjelang menopause atau yang sudah menopause lebih berisiko mengalami gatal-gatal pada vagina.
Vagina terasa gatal karena berkurangnya kadar estrogen selama menopause, yang mengarah pada atrofi vagina. Ini adalah penipisan mukosa yang dapat menyebabkan kekeringan yang berlebihan. Kekeringan dapat menyebabkan gatal dan iritasi jika tidak segera ditangani.
11. Kanker vulva
Meski jarang terjadi, gatal pada vagina mungkin salah satu gejala kanker vulva. Ini jenis kanker yang berkembang di vulva, bagian eksternal pada vagina –termasuk bibir vagina bagian dalam dan luar, klitoris, dan pembukaan vagina.
Kanker vulva mungkin tidak selalu menimbulkan gejala. Gejala yang muncul mungkin ditandai dengan gatal, perdarahan abnormal, atau rasa sakit di daerah vulva.
Kanker vulva dapat diobati jika didiagnosisnya pada tahap awal. Jadi, pemeriksaan ginekologis secara rutin setiap tahun sangat penting.
12. Kutu Kemaluan
Kutu kemaluan adalah sejenis serangga kecil yang berbentuk seperti kepiting dan menginfeksi area rambut kemaluan. Kutu rambut kemaluan ini juga akan menebarkan telurnya di sekitar rambut kemaluan Anda.
Cara penularan atau penyebaran kutu rambut kemaluan yang umum terjadi adalah melalui kontak seksual. Selain melalui kontak seksual, kutu rambut kemaluan juga dapat menyebar melalui benda yang digunakan oleh orang yang telah terinfeksi, seperti handuk, pakaian, atau seprai.
Meski begitu, kutu rambut kemaluan ini tidak dapat menular melalui penggunaan toilet, karena tidak memiliki kaki yang dapat bertahan di permukaan yang licin dan tidak dapat hidup jauh dari hangatnya tubuh manusia.
Vagina terasa gatal yang ditimbulkan oleh kutu rambut kemaluan umumnya terjadi pada malam hari. Biasanya, rasa gatal akan muncul selama 2–4 minggu setelah terinfeksi atau bahkan segera setelah kutu menginfeksi area rambut kemaluan.
Selain rasa gatal, gejala lain yang bisa muncul yaitu luka gigitan di sekitar organ intim, luka bekas garukan, atau kulit yang berubah warna menjadi abu-abu kebiruan. Parasit ini hidup dengan cara menghisap darah melalui kulit, dan dapat menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.
Tidak hanya pada rambut kemaluan, kutu kemaluan juga bisa mendiami bulu kaki, ketiak, kumis, janggut hingga bulu dada. Kutu kemaluan lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibanding pada rambut kulit kepala yang cenderung lebih halus.
Cara Mengatasi Vagina Gatal
Gatal pada vagina dapat diatasi menggunakan bahan herbal secara topikal atau oral, berikut di antaranya:
1. Cuka Sari Apel
Cuka sari apel adalah antibiotik alami yang bersifat asam, guna membantu pH terlalu basa.
Gunakan cuka sari apel pada menu makan Anda, seperti salad atau makanan lainnya yang cocok dipadukan. Anda juga dapat meminum campurkan cuka sari apel dengan air hangat dan madu.
Ingat, jangan mengoleskan cuka sari apel ini pada permukaan kulit vagina Anda ya!
2. Yogurt
Yogurt dikenal mengandung lactobacillus, bakteri baik yang membantu melawan bakteri jahat di usus dan vagina, bahkan dapat membantu vagina tetap pada kisaran pH optimal.
Yogurt juga mengandung probiotik yang dapat meningkatkan sistem imun atau kekebalan, yang pada akhirnya membantu tubuh melawan infeksi.
Rutin mengonsumsi yogurt dapat menjadi cara mengatsi vagina gatal, dengan khasiatnya yang menghilangkan bakteri jahat dan meningkatkan jumlah bakteri baik pada vagina.
3. Bawang putih
Bawang putih sangat dikenal sebagai antijamur alami. Ketika bawang putih dioleskan kulit yang berjamur, beberapa penelitian telah menemukan bahwa beberapa senyawa dalam bawang putih dapat membantu mengatasi jamur yang menyebabkan gatal pada vagina.
Ketika ingin membantu mengatasi pH vagina yang berlebih, jangan mengoleskan bawang putih pada bagian dalam vagina, ya!
Cara mengatasi vagina gatal yang terbaik adalah dengan mengonsumsi makanan yang ditambahkan satu atau dua siung bawang putih.
4. Baking soda
Soda kue yang biasa digunakan sebagai bahan kue ini memiliki sifat antijamur. Penelitian menunjukkan baking soda adalah pengobatan yang efektif untuk berbagai kondisi kulit berjamur, yang dapat menyebabkan vagina terasa gatal.
Anda dapat mencampurkan seperempat baking soda ke dalam satu bak air hangat. Alternatif lainnya bisa mencampurkan soda kue dengan sedikit air hingga menjadi pasta, kemudian dioleskan pada aera yang gatal.
5. Minyak Kelapa
Minyak kelapa mengandung unsur-unsur antibakteri, antivirus, dan antijamur. Penelitian pada 2007 menemukan bahwa minyak kelapa efektif untuk mengatasi Candida, spesies ragi yang menyebabkan infeksi jamur.
Mengoleskan minyak kelapa dingin mungkin akan terasa menenangkan pada vagina yang terinfeksi jamur, tetapi sebelum menggunakannya pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika gejalanya tidak kunjung hilang.
6. Kompres dingin
Cara mengatasi vagina gatal yang terbaik lainnya adalah dengan menerapkan kompres dingin atau es yang dibalut kain ke area kulit yang gatal selama 5-10 menit. Pendinginan dapat membantu mengurangi peradangan yang mungkin meredakan gatal.
Menaruh krim atau lotion pelembap di dalam lemari pendingin menjadi pilihan lainnya. Cara ini akan memastikan krim memiliki efek pendinginan langsung ketika menerapkannya pada kulit.
7. Kompres hangat
Cara mengatasi vagina gatal berikutnya mandi air hangat untuk menghilangkan kelembapan pada kulit, yang membuatnya (lembap) lebih rentan terhadap kekeringan, kemerahan, dan gatal-gatal pada kulit. Mengurangi suhu air beberapa derajat bahkan dapat membantu menghilangkan gatal pada vagina.
Perawatan Vagina Gatal Lainnya
Perawatan secara medis tergantung pada penyebab gejala, dan mungkin termasuk obat atau krim yang diresepkan. Obat rumahan berikut ini juga dapat membantu meringankan gejala vagina gatal:
- Menjaga dan memastikan daerah genital tetap bersih dan kering
- Mengenakan pakaian longgar, celana dalam berbahan katun di siang hari, dan tidak menenakan celana dalam saat tidur untuk membantu vagina tetap “bernapas”
- Hindari menggunakan sabun, dan bilas vagina dengan air
- Berendam di air hangat (tidak panas)
- Menghindari douche (mencuci vagina dengan bahan cairan pembersih), karena menghilangkan bakteri sehat yang membantu melawan infeksi
- Tidak menggunakan semprotan antibakteri, wewangian, atau bubuk di area vagina
- Menggunakan pembalut jika mengalami infeksi
- Menyeka dari depan ke belakang setelah buang air kecil
- Menjaga kadar gula darah tetap terkendali jika menderita diabetes
Nah, itulah berbagai penyebab vagina gatal yang harus Anda tahu. Pada akhirnya, penanganan untuk kemaluan gatal perlu diatasi sesuai dengan penyebabnya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya, Teman Sehat!
- 8 Home Remedies For Vaginal Itch & Rebalancing Your pH (https://www.bustle.com/p/8-home-remedies-for-vaginal-itch-rebalancing-your-ph-3223507, diakses 1 Agustus 2019).
- How to relieve itching (https://www.medicalnewstoday.com/articles/323491.php, diakses 1 Agustus 2019).
- What to Know About Vaginal Itching (https://www.healthline.com/health/vaginal-itching#when-to-seek-help, diakses 1 Agustus 2019).
- What Is Vaginal Itching? (https://www.everydayhealth.com/vaginal-itching/guide/, diakses 1 Agustus 2019).