Terbit: 10 January 2019 | Diperbarui: 16 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Perempuan dapat mengalami berbagai masalah dengan organ intim mereka, salah satunya gangguan menstruasi atau haid. Gangguan tersebut seperti tidak mengalami menstruasi sama sekali hingga menstruasi berat dan berkepanjangan.

9 Jenis Gangguan Menstruasi pada Wanita! Pernah Mengalami yang Mana, Ladies?

Pola menstruasi boleh saja tidak teratur, tetapi jika jarak antar-menstruasi kurang dari 21 hari atau lebih dari 3 bulan, atau jika haid berlangsung lebih dari 10 hari maka Anda harus mewaspadai adanya masalah ovulasi atau kondisi medis lainnya.

Jenis Gangguan Menstruasi pada Wanita

Setiap wanita kemungkinan dapat mengalami salah satu atau lebih jenis gangguan haid. Berikut ini macam-macam gangguan menstruasi yang perlu Anda Ketahui:

1. Amenore

Amenore adalah belum mengalami menstruasi pada seorang wanita. Istilah gangguan menstruasi ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer). Selain itu wanita yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).

Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Sementara amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.

2. Sindrom pramenstruasi (PMS)

Sindrom pramenstruasi adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala PMS atau gangguan haid ini biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.

Berikut beberapa gejala PMS yang sering dirasakan wanita:

  • Payudara menjadi lembut dan bengkak
  • Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
  • Tidak tertarik seks (libido menurun)
  • Jerawat berkala
  • Perut kembung atau kram
  • Sakit kepala atau sakit persendian
  • Sulit tidur
  • Sulit buang air besar (BAB)

3. Dismenore

Dismenore adalah menstruasi yang menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri atau gangguan haid ini juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32-48 jam.

Jenis gangguan menstruasi yang dialami remaja wanita ini umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.

Dismenore primer dapat diatasi gejalanya dengan obat penghilang nyeri atau anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Obat alami seperti berolahraga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.

4. Menoragia

Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.

Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Gangguan haid jenis ini juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan atau infeksi vagina/ leher rahim.

  • Gejala menoragia

Gejala khas menoragia atau menorrhagia adalah ketika seorang wanita telah ‘membanjiri’ cukup banyak pembalut atau tampon sehingga perlu diganti setiap jam, dan / atau periode menstruasi wanita berlangsung lebih lama dari 7 hari. Gejala umum lainnya termasuk bercak atau pendarahan di antara periode menstruasi, atau bercak atau pendarahan selama kehamilan.

Diagnosis gangguan haid jenis ini hanya dapat dipastikan ketika dokter telah mengesampingkan gangguan menstruasi lainnya, kondisi medis atau obat-obatan yang dapat menyebabkan atau memperparah kondisi tersebut.

Prosedur diagnostik lainnya dapat meliputi:

  1. Tes darah
  2. Tes pap
  3. Ultrasonografi: Teknik pencitraan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk membuat gambar organ panggul.
  4. Magnetic resonance imaging (MRI): Prosedur diagnostik yang menggunakan kombinasi magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar rinci organ reproduksi.
  5. Laparoskopi: Prosedur bedah kecil di mana laparoskop, tabung tipis dengan lensa dan cahaya, dimasukkan ke dalam sayatan di dinding perut. Menggunakan laparoskop untuk melihat ke daerah panggul dan perut, dokter sering dapat mendeteksi pertumbuhan abnormal.
  6. Histeroskopi: Pemeriksaan visual saluran serviks dan bagian dalam rahim menggunakan histeroskopi yang dimasukkan melalui vagina.
  7. Biopsi (endometrium): Sampel jaringan diambil dari lapisan rahim dengan jarum atau selama operasi untuk menentukan apakah ada kanker atau sel abnormal lainnya.
  8. Dilation and curettage (D&C): Sebuah operasi ginekologi umum yang terdiri dari pelebaran saluran serviks dengan dilator dan mengikis rongga rahim dengan kuret – alat bedah berbentuk sendok yang digunakan untuk mengangkat jaringan.

Dokter mungkin menyarankan evaluasi psikiatris untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi lain, atau meminta Anda untuk melacak gejalanya dalam jurnal untuk menilai waktu, keparahan, onset (kecepatan) dan waktu gejala dengan lebih baik.

Rencana perawatan khusus untuk ganttuan haid ini akan ditentukan oleh dokter Anda berdasarkan faktor-faktor seperti:

  • Usia Anda, keseluruhan kesehatan dan riwayat medis
  • Sejauh mana kondisinya
  • Kemungkinan penyebab kondisi tersebut
  • Gejala saat ini
  • Toleransi terhadap obat, prosedur, atau terapi tertentu

5. Perdarahan abnormal

Perdarahan vagina abnormal atau di luar menstruasi. Berikut gejala gangguan menstruasi jenis ini, antara lain:

  • Pendarahan di antara periode menstruasi
  • Pendarahan setelah berhubungan seks
  • Perdarahan setelah menopause

Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal. Dokter mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah menstruasi serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.

Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.

6. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)

Gangguan dysphoric pramenstruasi jauh lebih parah daripada PMS. Wanita yang mengalami PMDD (sekitar 3 hingga 8 persen dari semua wanita) mengatakan itu secara signifikan mengganggu kehidupan mereka. Para ahli menyamakan perbedaan antara PMS dan PMDD dengan perbedaan antara sakit kepala tegang ringan dan migrain.

Gejala PMDD yang paling umum adalah meningkatnya iritabilitas, kecemasan dan perubahan suasana hati. Wanita yang memiliki riwayat depresi berat, depresi pascapersalinan, atau gangguan mood berisiko lebih tinggi terkena gangguan haid ini daripada wanita lain. Meskipun beberapa gejala PMDD dan depresi besar tumpang tindih, mereka berbeda:

  • Gejala terkait PMDD (baik emosional dan fisik) bersifat siklis. Ketika seorang wanita memulai menstruasi, gejala masalah menstruasi ini mereda dalam beberapa hari.
  • Gejala-gejala yang berhubungan dengan depresi, bagaimanapun, tidak berhubungan dengan siklus menstruasi. Tanpa pengobatan, gangguan mood depresi dapat bertahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Jika depresi berlanjut, Anda harus mempertimbangkan mencari bantuan dari terapis terlatih.

7. Fibroid rahim

Apa itu fibroid rahim? Fibroid rahim adalah pertumbuhan jinak (bukan kanker) di rahim. Juga dikenal sebagai leiomioma, fibroid memengaruhi sebagian besar wanita pada suatu saat dalam hidup mereka. Mereka umumnya tidak menimbulkan gejala atau masalah kesehatan dan jarang memerlukan perawatan. Ketika fibroid menyebabkan masalah menstruasi karena ukuran, jumlah, atau lokasi, pengobatan diperlukan.

Penyebab fibroid tidak diketahui. Sebagian besar masalah menstruasi janis ini terjadi pada wanita usia reproduksi. Hormon estrogen dan progesteron tampaknya berperan dalam pertumbuhannya.

Apa faktor risiko untuk fibroid? Anda lebih mungkin mengembangkan fibroid rahim jika Anda:

  • Berusia reproduksi
  • Orang Amerika keturunan Afrika
  • Punya riwayat keluarga fibroid
  • Obesitas

Sebagian besar fibroid tidak menyebabkan gejala masalah menstruasi jenis ini. Wanita yang memiliki gejala dapat mengalami:

  • Pendarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan
  • Anemia
  • Pendarahan antar-periode haid
  • Kram menstruasi yang parah
  • Perasaan kenyang di perut bagian bawah
  • Sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Nyeri punggung bawah atau sakit perut
  • Sembelit
  • Keputihan kronis
  • Infertilitas atau keguguran

Fibroid sering ditemukan selama pemeriksaan panggul secara rutin. Tes tambahan untuk mengonfirmasi atau mendapatkan informasi lebih lanjut tentang fibroid meliputi:

  • Tes darah.
  • Ultrasonografi. Untuk mengkonfirmasi diagnosis dan mendapatkan gambar dan pengukuran fibroid di rahim.
  • Histerosonografi. Ultrasonografi menggunakan garam steril untuk memperluas rongga rahim untuk pencitraan yang lebih mudah.
  • Histerosalpingografi. Tes sinar-X khusus ini menggunakan pewarna untuk membantu mendeteksi perubahan abnormal dalam ukuran dan bentuk rahim dan saluran tuba.
  • Histeroskopi. Prosedur kantor yang menggunakan teleskop kecil dan terang (hysteroscope) yang dimasukkan melalui vagina dan leher rahim untuk memeriksa area yang menjadi perhatian di dalam rahim.
  • Laparoskopi. Sebuah tabung tipis terang dengan kamera di ujungnya (laparoskop) dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil, yang memungkinkan dokter bedah melihat bagian dalam perut dan melihat fibroid di bagian luar rahim.
  • Tes pencitraan. Magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) scan.

9. Oligomenore

Oligomenore adalah suatu kondisi di mana Anda mengalami periode menstruasi yang jarang. Ini terjadi pada wanita usia subur. Beberapa variasi dalam menstruasi adalah normal, tetapi seorang wanita yang secara teratur berjalan lebih dari 35 hari tanpa menstruasi dapat didiagnosis dengan oligomenore.

Periode biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari. Diagnosis berubah menjadi oligomenore setelah lebih dari 90 hari tanpa haid.

Dalam sebuah studi 2013 terhadap wanita di perguruan tinggi, 17 persen mengatakan mereka sengaja menyimpang dari instruksi kontrasepsi hormonal mereka untuk secara sengaja mengurangi menstruasi mereka. Setengah dari mereka mengatakan bahwa mereka belajar cara melakukan ini dari sumber-sumber nonmedis. Ini menyoroti perlunya dokter dan pasien untuk berkomunikasi dengan lebih baik ketika pasien memulai rencana pengendalian kelahiran.

  • Gejala oligomenore

Temui dokter jika Anda menjalani lebih dari 35 hari tanpa menstruasi dan tidak sedang menjalani pengobatan KB. Jika siklus tiba-tiba berubah, hubungi dokter kandungan.

Beberapa wanita yang melewatkan menstruasi mungkin mengalami yang lebih berat di waktu berikutnya. Ini bisa normal dan tidak selalu mengindikasikan keguguran.

  • Penyebab oligomenore 

Gangguan haid jenis ini memiliki berbagai penyebab, di antaranya:

  1. Paling sering, kondisi ini merupakan efek samping dari pengendalian kelahiran hormonal. Beberapa wanita mengalami periode yang lebih ringan selama tiga hingga enam bulan setelah mereka mulai menggunakan kontrasepsi. Terkadang, haid mereka berhenti total.
  2. Wanita muda yang berpartisipasi dalam olahraga atau melakukan olahraga berat dapat mengembangkan masalah menstruasi ini.
  3. Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia, juga dapat menyebabkan kondisi ini.
  4. Oligomenore biasa terjadi pada remaja perempuan dan wanita perimenopause karena kadar hormon yang berfluktuasi.
  5. Masalah menstruasi jenis ini juga dapat terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau masalah tiroid.
  6. Ini juga umum terjadi pada wanita dengan kadar protein tinggi yang disebut prolaktin dalam darah mereka. Obat-obatan, seperti antipsikotik dan anti-epilepsi, dapat menurunkan menstruasi.

Penting untuk memastikan bahwa penyebab siklus menstruasi yang tertunda bukanlah kehamilan.

Ladies! Itu dia macam macam gangguan menstruasi yang perlu Anda kenali!


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi