Terbit: 3 July 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Banyak sekali kaum pria yang mengkhawatirkan munculnya penyakit pada organ vitalnya. Bagaimana tidak, jika penis pria mengalami masalah, Ia bisa mengalami penderitaan yang sangat hebat dan bahkan bisa berpotensi mengalami gangguan seksual dan reproduksi. Salah satu penyakit pada organ vital pria yang cukup mengkhawatirkan adalah balanitis atau yang disebut juga peradangan pada ujung penis pria.

Mengenal Balanitis, Peradangan Pada Ujung Penis Pria

Pakar kesehatan menyebutkan jika balanitis akan menyerang semua pria tanpa mengenal usia, khususnya pada mereka yang tidak disunat. Seringkali, balanitis memberikan peradangan yang sangat parah pada bagian kulup atau kulit penutup penis yang cenderung longgar dan menutupi kepala penis. Penyebab dari penyakit ini sendiri adalah adanya infeksi jamur candidiasis, kuman atau bakteri, iritasi kulit, hingga infeksi yang diakibatkan oleh hubungan seksual. Namun, seringkali faktor kurangnya kebersihan pada bagian kulup yang menyebabkan munculnya jamur hingga bakteri atau kuman yang berkembang biak di ujung penis menjadi penyebabnya.

Untuk mencegah munculnya penyakit balanitis, pakar kesehatan menyarankan pria untuk menjaga kesehatan organ vitalnya dengan baik, khususnya saat mandi dan setelah buang air kecil demi menghindari iritasi atau infeksi. Sebagai contoh, jangan sisakan busa sabun di kulup saat kita mandi. Selain itu, pastikan bahwa kita mencuci kepala penis hingga bersih setelah melakukan buang air kecil dan jangan biarkan area penis lembab karena kita belum mengeringkannya setelah buang air kecil.

Jika kita terkena penyakit balanitis ini, kita bisa melakukan pengobatan alamiah dengan cara merendam bagian penis yang mengalami peradangan dengan air yang hangat. Selain itu, kita juga bisa menemukan krim antibiotik yang bisa meredakan balanitis ini. Hanya saja, jika balanitis terlihat sangat parah, mau tidak mau kita tentu harus memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan obat-obatan antibiotik atau krim khusus untuk mengatasinya. Biasanya, pengobatan ini bisa berlangsung dalam 5 hingga 10 hari.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi