Terbit: 16 October 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Seorang pria dengan small penile syndrome memiliki kekhawatiran berlebih soal ukuran penisnya. Tak jarang, hal ini memicu kecemasan berlebih hingga menurunkan kepercayaan diri. Apakah kondisi ini sesuatu yang berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Small Penile Syndrome, Kondisi di Mana Pria Malu pada Ukuran Penisnya

Apa itu Small Penile Syndrome?

Small penile syndrome adalah gangguan psikologi yang dialami oleh pria. Seorang pria dengan kondisi ini memiliki kekhawatiran yang berlebihan soal ukuran penisnya.

Orang dengan gangguan ini biasanya tidak benar-benar memiliki ukuran penis yang kecil. Terkadang, ukuran penis bahkan sudah termasuk besar dan panjang.

Sayangnya, perasaan minder yang dialami ini bisa membuat pria tidak percaya diri lagi dengan ukuran penis yang dimiliki.

Jadi, small penile syndrome tidak berkaitan dengan ukuran penis kecil alias mikropenis. Pria dengan ukuran penis di atas rata-rata juga masih bisa mengalaminya.

Sekilas, sindrom yang menyerang pria ini sekilas tidak terlihat berbahaya. Namun, kalau sudah parah, seorang pria bisa mengalami banyak gangguan, mulai dari kecemasan berlebihan, depresi, takut bercinta dengan pasangan, bahkan keinginan untuk bunuh diri.

Baca JugaUkuran Penis Normal dan Berbagai Faktor yang Memengaruhinya

Apa Saja Gejala Small Penile Syndrome?

Secara umum, orang dengan small penile syndrome akan mengalami kekhawatiran soal ukuran penisnya dan menganggap ukuran penisnya tidak cukup besar.

Kekhawatiran yang dirasakan cenderung parah dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Beberapa gejala yang dapat diamati, antara lain:

  • Terus-menerus membandingkan ukuran penis sendiri dengan milik orang lain, termasuk yang ada di video porno.
  • Memiliki keyakinan bahwa ukuran penisnya sangat kecil, padahal faktanya tidak demikian.
  • Mempunyai persepsi yang menyimpang tentang ukuran penis.
  • Memiliki standar berlebihan tentang ukuran penis.
  • Merasa malu dengan ukuran penis sendiri.
  • Sulit berhubungan seks dengan pasangan karena kekhawatiran berlebihan tentang ukuran penisnya.
  • Mengalami penurunan fungsi seksual, termasuk sulit ereksi atau ejakulasi.

Pria dengan gangguan ini juga dapat mengalami gejala gangguan dismorfik tubuh alias body dysmorphic disorder (BDD). Sejumlah gejala yang dapat dialami, yaitu:

  • Terobsesi dengan penampilan.
  • Memiliki perilaku kompulsif yang berhubungan dengan penampilan, misalnya dandan berlebihan atau sering berbelanja pakaian.
  • Memiliki tekanan berlebih tentang penampilan.
  • Mempunyai kecemasan berlebihan terhadap penampilan.

Baca JugaBeragam Cara untuk Meluruskan Penis yang Bengkok

Berapa Ukuran Penis yang Normal?

Sebenarnya perkiraan soal ukuran rata-rata penis seseorang sangat bervariasi. Namun, secara umum penis memiliki panjang sekitar 15 sentimeter atau 6 inci.

Menurut penelitian yang melibatkan 15.521 responden, beberapa hal yang dapat diketahui tentang ukuran penis adalah sebagai berikut:

  • Ukuran rata-rata penis yang tidak sedang ereksi adalah sekitar 9.16 sentimeter.
  • Penis yang sedang ereksi memiliki ukuran rata-rata sekitar 13.12 sentimeter.
  • Ukuran penis yang lebih panjang dari 15 sentimeter jarang mengalami ereksi.

Penis dikatakan kecil kalau ukurannya berada di bawah 7 cm saat relaks dan ereksi. Ukuran penis di bawah rata-rata dikenal sebagai mikropenis. Meski begitu, kondisi ini adalah sesuatu yang jarang terjadi. 

Baca Juga6 Cara Memperbesar Penis Secara Alami, Efektifkah?

Bagaimana Cara Mengatasi Small Penile Syndrome?

Small penis syndrome adalah salah satu gangguan mental yang perlu ditangani dengan serius. Perasaan minder akan terus meningkat dan mengubur kepercayaan diri pria. Gangguan tidak hanya muncul pada hal-hal yang berbau seks saja, tapi juga kehidupan sehari-hari.

Meski cukup berbahaya, bukan berarti gangguan ini tidak bisa diatasi atau diminimalkan dampaknya. Beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya:

  • Komunikasikan dengan pasangan. Pria selalu ingin tampak sempurna di depan pasangannya, terutama dalam hal berbau seks. Padahal, tidak semua wanita menuntut kondisi penis harus sempurna.
  • Dukungan pasangan diperlukan. Beritahu pasangan bahwa ukuran penisnya bukan masalah karena bisa berfungsi dengan maksimal. Hal ini akan membantu pria untuk tidak terlalu memikirkan hal yang memang tidak perlu dipikirkan.
  • Konsultasikan ke profesional seperti psikiater atau terapi seks. Dengan begitu, pasangan akan diberi arahan tentang cara mengatasi sindrom ini.
  • Hindari menonton video pornografi. Terkadang pria yang terobsesi punya penis besar atau mendapatkan seks hebat dipicu oleh hal ini.

Nah, itulah penjelasan seputar small penile syndrome, mulai dari gejala hingga cara menanganinya. Jika Anda merasakan salah satu gejala kondisi ini, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat.

 

  1. Anonim. 2022. Micropenis. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17955-micropenis#. (Diakses pada 23 Agustus 2023).
  2. Benisek, Alexandra. 2022. Micropenis: Causes, Symptoms, Treatments. https://www.webmd.com/men/what-is-micropenis. (Diakses pada 23 Agustus 2023).
  3. Villines, Zawn. 2019. Small Penis Syndrome: Everything You Need to Know. https://www.medicalnewstoday.com/articles/324569#what-is-small-penis-syndrome. (Diakses pada 23 Agustus 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi