Terbit: 20 October 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Dibandingkan dengan wanita, pria memang jarang sekali memperhatikan kondisi kesehatan dari kulit wajahnya. Bagi pria, asal sudah mandi atau cuci muka saja cukup. Selain itu, pria sering menganggap kulitnya lebih tebal dari wanita sehingga perawatan yang spesifik tidak perlu dilakukan. Kalau nanti muncul jerawat, barulah diatasi dengan benar.

Penyebab Gatal di Jenggot dan Cara Mengatasinya

Penyebab Gatal di Jenggot

Akibat sifat menggampangkan inilah pria jadi sering sekali mendapatkan serangan di wajah. Mungkin jerawat tidak selalu muncul. Namun, gatal-gatal sering muncul khususnya di area jenggot atau janggut yang dipenuhi rambut tebal. Rasa gatal yang terjadi ini tidak muncul begitu saja. Beberapa hal di bawah ini bisa menjadi penyebabnya.

  1. Eksim Seboroik

Eksim seboroik adalah kondisi kulit yang sering dan sangat mengganggu. Kulit yang kering ini menyebabkan terjadinya gatal, kulit kasar, dan bersisik. Kondisi ini membuat pria sering mendapati semacam ketombe di janggutnya ketika digaruk. Kalau memakai pakaian hitam, akan terlihat jelas sisa kulit yang jatuh.

Eksim seboroik ini harus diatasi dengan melembabkan kulit yang terlalu kering. Pria disarankan untuk mengonsumsi makanan tertentu yang menutrisi kulit dan juga menggunakan salep untuk meningkatkan kelembaban.

  1. Gangguan Pertumbuhan Rambut

Setelah mencukur janggut, ada kalanya beberapa folikel rambut mengalami gangguan. Rambut yang harus tumbuh dan menembus kulit justru tumbuh sebaliknya atau tidak tumbuh sama sekali dan menyebabkan bisul.

Kondisi ini menyebabkan janggut terasa gatal. Sayangnya saat disentuh, area itu justru sakit dan bisa menyebabkan terjadinya perdarahan. Gunakan obat anti peradangan kalau ingin mengatasi kondisi ini.

  1. Kulit di Jenggot Kering

Kulit kering di sekitar jenggot bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama karena pengaruh udara yang ada di sekitar. Semakin tinggi udara di luar, semakin kering kulit di jenggot. Kondisi ini akan semakin parah kalau kulitnya sering berkeringat dan menyebabkan rasa gatal yang lebih besar. Beberapa pria yang tidak tahan sering menggaruknya.

Selain karena udara sekitar, mencuci muka dengan air yang terlalu panas juga bisa menyebabkan kondisi kulit kering di jenggot. Terakhir dan yang paling sering terjadi adalah tidak cocok dengan sabun, sampo, atau produk untuk mandi lainnya. Alergi dengan bahan sabun juga menyebabkan kulit jadi kering.

  1. Adanya Infeksi Bakteri

Kebiasaan buruk pria yang tidak mau menjaga kebersihan wajahnya menyebabkan bakteri mudah menempel dan melakukan infeksi. Bakteri ini tidak hanya menyebabkan jerawat saja, tapi juga rasa gatal di jenggot dan menyebabkan Anda merasa tidak nyaman serta ingin menggaruknya setiap saat.

Infeksi ini bisa muncul dalam bentuk peradangan dan rasa gatal yang disertai sakit. Pria yang sudah memiliki kondisi ini disarankan untuk segera mencukur jenggotnya. Setelah itu segera lakukan. Perawatan agar tidak terus menyebabkan gatal yang mengganggu.

  1. Luka dan Infeksi Akibat Alat Cukur

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan pria yang sebabkan gatal di jenggot adalah tidak menggunakan alat cukur dengan benar. Alat cukur menggunakan pisau tertentu yang bisa saja karatan kalau digunakan berkali-kali. Oleh karena itu, menggunakan alat cukur yang masih baru wajib dilakukan oleh pria.

Kalau Anda tidak mau mengalami infeksi pada jenggot, ada baiknya segera memberikan krim anti peradangan setelah melakukan grooming. Saat mencukur juga usahakan menggunakan busa atau pelicin sehingga mata pisau cukur tidak mengenai kulit dan menyebabkan iritasi atau luka cukup serius di sana.

Mengatasi Jenggot yang Gatal

Jenggot yang sangat gatal memang mengganggu dan menyebabkan pria merasa tidak nyaman. Kalau Anda sering mengalami gatal yang berlebihan, coba lakukan beberapa hal di bawah ini.

  • Sebisa mungkin mengetahui apa penyebab dari gatal yang terjadi. Kalau penyebabnya adalah iritasi akibat gesekan dengan pisau cukur, segera obati lukanya dan sembuhkan iritasinya dengan obat oral atau oles.
  • Kalau gatal disebabkan oleh kotoran yang sangat banyak pada jenggot, ada baiknya untuk segera membersihkan kotorannya. Kotoran bisa memicu area jenggot berkeringat dan akhirnya kulit yang ada di sana rusak.
  • Melembabkan kulit di sekitar jenggot kalau pemicu gatalnya merupakan kulit yang kering. Pelembab bisa dilakukan dengan menggunakan krim.
  • Rapikan jenggot agar tidak terlalu tebal dan berlebihan.

Mencegah Gatal di Jenggot

Pencegahan juga harus dilakukan untuk membuat jenggot jadi tidak mengalami gatal. Pencegahan bisa dilakukan dengan beberapa hal di bawah ini.

  • Sebisa mungkin untuk mengeramasi jenggot kalau terlalu tebal. Apalagi Anda mudah sekali berkeringat. Jenggot yang selalu bersih tidak akan jadi sarang bakteri.
  • Kalau terbiasa mencukur jenggot dengan menggunakan pisau sampai habis, lakukan dengan menggunakan krim untuk melicinkannya. Dengan menggunakan krim Anda tidak akan mengalami terluka saat salah menggerakkannya.
  • Jaga kesehatan kulit wajah setiap harinya dan bila perlu menggunakan krim tertentu dari dokter. Rutin menjaga kelembaban kulit akan membuat sel mati hilang dan mencegah rambut sulit tumbuh.

Inilah lima hal yang menyebabkan gangguan di jenggot. Gangguan ini bisa muncul pada siapa saja yang tidak mau menjaga sanitasi wajahnya. Semoga ulasan di atas bisa Anda gunakan untuk menjaga kesehatan kulit di wajah khususnya area jenggot.

 

 

Sumber:

  1. Hall, Jason. 2018. How To Stop Beard Itch In 6 Easy Steps – Complete Guide. https://wisebeards.com/beards/stop-beard-itch/. (Diakses pada 20 Oktober 2019)
  2. Cadman, Bethany. 2018. What are some itchy beard remedies?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321014.php. (Diakses pada 20 Oktober 2019)
  3. Jewell, Tim. 2017. Common Causes of an Itchy Beard. https://www.healthline.com/health/itchy-beard. (Diakses pada 20 Oktober 2019)
  4. Hrovatin, Domen. 2016. 6 Ways How to Stop The Beard Itch. https://www.baldingbeards.com/how-to-stop-beard-itch/. (Diakses pada 20 Oktober 2019)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi