Salain disebut-sebut bisa menimbulkan bisul, anggapan lain menyebutkan bahwa terlalu sering makan telur bisa sebabkan kanker prostat! Apakah anggapan ini sesuai dengan fakta medis? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Kaitan Telur dengan Risiko Kanker Prostat
Sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health, Boston, Amerika Serikat menyebutkan bahwa makan banyak telur berisiko mengembangkan kanker prostat. Ini adalah kanker yang berkembang di prostat, kelenjar kecil bagian dari sistem reproduksi dan terletak di bagian dasar kandung kemih.
Setelah mengecek kebiasaan mengonsumsi makanan dari 27 ribu partisipan selama 14 tahun, dihasilkan fakta bahwa kebiasaan makan tiga butir telur dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kematian bagi kaum pria akibat kanker prostat.
Berdasarkan penelitian ini, disebutkan bahwa pria yang mengonsumsi telur lebih dari 2,5 butir setiap pekannya mengalami peningkatan risiko terkena kanker prostat hingga 82 persen.
Para peneliti menduga jika hal tersebut terkait oleh adanya kandungan kolesterol dan kolin di dalam telur yang sepertinya memicu peningkatan risiko kanker.
Meskipun makan telur dianggap dapat sebabkan peningkatan risiko kanker prostat, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan kebenarannya secara klinis.
Perlukah Berhenti Mengonsumsi Telur agar Terhindar dari Kanker Prostat?
Para peneliti yang telah melakukan penelitian ini menyarankan untuk berhati-hati dalam porsi asupan telur yang mungkin diperlukan untuk pria dewasa.
Namun, mereka tidak merekomendasikan pria untuk mengurangi konsumsi telur guna mengurangi risiko kanker prostat sampai ada lebih banyak bukti.
Bagi pria – termasuk wanita – yang ingin mengurangi risiko kanker dapat melakukan perubahan gaya hidup lebih sehat yang sudah terdapat bukti kuatnya.
Baca Juga: Kanker Prostat: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan
Beberapa Mitos Mengenai Telur
Selain anggapan bahwa telur terkait dengan risiko kanker prostat, pakar kesehatan menyebut ada mitos lain yang berkembang di masyarakat terkait dengan telur.
Berikut ini adalah mitos-mitos yang telah beredar beserta faktanya:
1. Warna Cangkang Telur Lebih Cokelat Jauh Makin Sehat
Banyak orang yang berpikir jika semakin cokelat warna cangkang telur, akan semakin tinggi kandungan nutrisi di dalamnya. Sayangnya, hal ini sama sekali tidak terkait.
Telur dengan cangkang berwarna gelap ataupun terang memiliki kadar nutrisi yang setara. Hanya saja, jika ada produk telur yang memiliki label sudah diberi tambahan asam lemak omega 3, bisa jadi telur ini memang lebih baik untuk dikonsumsi.
2. Telur Tidak Baik bagi Kesehatan Jantung
Makan telur setiap hari dianggap bisa membahayakan kesehatan jantung karena terdapat kandungan lemak atau kolesterol di dalamnya. Padahal, hal ini belum tentu benar menurut pakar kesehatan.
Dalam satu kuning telur berukuran besar terdapat sekitar 186 miligram kolesterol. Sementara itu, kebutuhan kolesterol harian kita maksimal adalah 300 miligram.
American Heart Association pun menyarankan kita yang dalam kondisi sehat tanpa adanya risiko terkena penyakit jantung untuk mengonsumsi telur sekitar empat butir setiap minggunya. Sementara itu, bagi mereka yang sudah memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini, maka konsumsinya bisa dibatasi sekitar dua butir saja setiap minggu.
Baca Juga: Kanker: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
3. Telur Meningkatkan Berat Badan
Banyak orang yang menjalani program diet memilih untuk menghindari makan telur. Padahal, telur justru bisa membantu menurunkan berat badan.
Kandungan di dalam satu butir telur menyimpan 70 gram kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Mengonsumsinya justru akan membantu tubuh lebih mudah kenyang saat makan.
Hal demikian akan membuat kita tidak mudah tertarik untuk mengonsumsi camilan yang tidak sehat atau mencegah kita makan dengan berlebihan. Dengan begitu akan lebih mudah dalam menurunkan berat badan.
4. Telur Mentah Lebih Sehat Dibandingkan Telur Matang
Ada anggapan bahwa mengonsumsi telur mentah akan mendapatkan manfaat yang jauh lebih menyehatkan. Padahal, mengonsumsi telur mentah berpotensi meningkatkan risiko terkena keracunan akibat bakteri salmonella.
Memang, proses memasak telur mampu menurunkan kadar vitamin dan mineralnya. Namun, menurut pakar kesehatan ada perbedaan kadar vitamin dan mineral ini tidak terlalu besar.
Sebagai contoh, makan telur mentah akan mendapatkan 147 mg kolin dan 0,85 mikrogram vitamin B6. Sementara itu, telur matang memiliki 117 mg kolin dan 0,72 mikrogram vitamin B6. Apabila diperhatikan, perbedaannya sangat kecil.
Bahkan telur matang cenderung memiliki kadar protein yang lebih tinggi. Selain itu, kadar protein di dalam telur matang juga cenderung lebih mudah dicerna tubuh dibandingkan dengan protein di dalam telur mentah.
Itu dia penjelasan tentang mitos telur yang telah beredar di masyarakat beserta faktanya yang harus Anda ketahui.
- Anonim. 2011. Do eggs increase risk of prostate cancer?. https://www.wcrf-uk.org/our-blog/do-eggs-increase-risk-of-prostate-cancer/#:~:text=The%20findings%20of%20the%20study,prostate%20cancer%20%E2%80%93%20are%20certainly%20interesting. (Diakses pada 24 Februari 2023)
- Anonim. 2011. Do eggs raise prostate cancer risk?. https://www.nursingtimes.net/clinical-archive/cancer-clinical-archive/do-eggs-raise-prostate-cancer-risk-24-10-2011/ (Diakses pada 24 Februari 2023)
- Anonim. Tanpa Tahun. The Truth on Eggs, Choline & Prostate Cancer. https://drgeo.com/the-truth-with-eggs-choline-prostate-cancer/ (Diakses pada 24 Februari 2023)