Terbit: 6 June 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Kemacetan bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Selain bisa membuat tingkat stres meningkat, sering terjebak macet ternyata bisa meningkatkan risiko kanker paru. Bagaimana keduanya saling berkaitan? Simak penjelasannya dalam ulasan berikut.

Sering Terjebak Macet Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Paru-paru

Mengapa Kemacetan Bisa Sebabkan Kanker Paru?

Meski kasus kanker paru-paru lebih sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok, perlu diketahui bahwa kanker paru bisa juga terjadi pada seseorang yang tidak merokok.

Polusi udara tidak melulu karena gas buang kendaraan. Paparan polusi dalam ruangan seperti asap rokok, asbes, hingga gas radon juga bisa menyebabkan kanker paru.

Sebagai contoh, jika Anda sering terjebak kemacetan dan terpapar polusi kendaraan bermotor, risiko untuk terkena penyakit kanker paru-paru ini akan meningkat. 

Berdasarkan penelitian yang terbit di jurnal Environmental Science: Processes and Impact, sering terjebak kemacetan bisa meningkatkan risiko kanker paru dengan drastis.

Penyebabnya adalah peningkatan kadar polusi di dalam mobil yang mencapai angka 40 persen atau sekitar 29 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi lalu lintas normal.

Saat terjebak kemacetan, Anda cenderung tidak membuka jendela kendaraan karena menggunakan air conditioner (AC). Masalahnya, AC tidak benar-benar menyaring polusi udara di luar kendaraan; udara yang kotor dapat masuk ke dalam kendaraan.

Baca JugaBeragam Jenis Pemeriksaan untuk Mendeteksi Kanker Paru-paru

Kondisi tersebut diperparah dengan sirkulasi udara di dalam mobil yang cenderung buruk sehingga menyebabkan kualitas udara menurun. Bila hal ini sering terjadi, risiko terkena gangguan pernapasan dan kanker paru bisa mengalami peningkatan.

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa gas buangan kendaraan bermotor menyumbang hingga sekitar 25-40 persen dari polusi udara secara keseluruhan.

Gas buangan kendaraan mengandung nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan berbagai polutan berbahaya lainnya. Jika sering terpapar polutan tersebut, risiko untuk terkena kanker akan semakin meningkat.

Lantas, bagaimana jika membuka jendela saat macet melanda? Ternyata, dampak kesehatannya bisa jauh lebih parah dari menutup jendela.

Dampak Buruk Terjebak Kemacetan Lainnya

Setelah mendapat penjelasan bahwa macet lalu lintas terkait dengan masalah kesehatan yang serius seperti kanker paru-paru, kemacetan juga bisa menyebabkan masalah kesehatan lain. Bahkan, World Health Organization (WHO) menghubungan polusi udara dengan penyebab kematian dini.

Sebuah penelitian mengungkapkan, terdapat sekitar 8 persen kasus serangan jantung berkaitan dengan kemacetan. Salah satu faktor yang diduga menjadi pencetusnya adalah polusi udara dan suara knalpot. Namun, bisa jadi stres juga ikut andil dalam kejadian ini.

Bahkan, penelitian di Denmark mengungkapkan, paparan terhadap polusi udara jangka panjang bisa meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Risiko meningkat pada orang yang sudah menderita asma dan diabetes.

Baca JugaWaspada, Polusi Udara Bisa Sebabkan Penyakit Diabetes!

Bukan hanya polusi udara, kebisingan lalu lintas juga turut andil dalam peningkatan tekanan darah di dalam darah. Pada akhirnya, hal ini bisa berujung pada kejadian stroke.

Selain menyerang fisik, terjebak macet juga bisa berdampak terhadap kesehatan mental. Terjebak dalam kemacetan bisa memunculkan rasa tidak berdaya yang akhirnya bisa berdampak pada masalah psikologis.

Nah, itulah penjelasan lengkap seputar terjebak macet dan kaitannya dengan peningkatan risiko terkena kanker paru. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk meminimalkan paparan polusi adalah menggunakan masker atau menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan bila memungkinkan.

 

  1. Anonim. 2022. Living Near Highways and Air Pollution. https://www.lung.org/clean-air/outdoors/who-is-at-risk/highways. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  2. Anonim. Is Traffic a Public Health Problem? https://www.hsph.harvard.edu/news/hsph-in-the-news/is-traffic-a-public-health-problem/. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  3. Anonim. 2020. Not Just Air Pollution, Sitting in Traffic Jams Could Cause Lung Cancer Too; Here’s How. https://indianexpress.com/article/lifestyle/health/world-cancer-day-lung-cancer-air-pollution-traffic-jam-6241366/. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  4. Anonim. 2022. What You Can Do to Reduce Pollution from Vehicles and Engines. https://www.epa.gov/transportation-air-pollution-and-climate-change/what-you-can-do-reduce-pollution-vehicles-and. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  5. Anonim. Actions You Can Take to Reduce Air Pollution. https://www3.epa.gov/region1/airquality/reducepollution.html. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  6. Brazier, Yvette. 2016. How Sitting in Traffic Jams Can Harm Your Health. https://www.medicalnewstoday.com/articles/312570. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  7. DeNoon, Daniel J. 2009. Traffic Triples Heart Attack Risk. https://www.webmd.com/heart-disease/news/20090313/traffic-triples-heart-attack-risk. (Diakses pada 8 Maret 2023).
  8. Le Net, Solen. 2022. Stroke: Exposure to Traffic Noise May Increase Risk – Millions Exposed to Unhealthy Levels. https://www.express.co.uk/life-style/health/1586573/stroke-traffic-exposure-increases-risk. (Diakses pada 8 Maret 2023).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi