DokterSehat.Com – Saat seseorang terkena penyakit peradangan hati atau yang kerap disebut sebagai hepatitis, orang pun cenderung akan langsung menghindari makanan dengan kadar lemak tinggi. Hal ini dikarenakan ada mitos yang menyebutkan jika konsumsi makanan berlemak bisa membuat hati tidak bisa benar-benar beristirahat dan justru membuat peradangan menjadi semakin parah. Apakah mitos ini benar adanya?
Pakar kesehatan Irsan Hasan menyebutkan jika mitos ini ternyata tidak sepenuhnya benar. Memang, hati adalah organ yang memiliki pengaruh besar dalam sistem metabolisme tubuh, khususnya metabolisme lemak. Namun, bukan berarti kita perlu berhenti mengkonsumsi makanan berlemak saat mengalami hepatitis. Menurut beliau, sistem metabolisme yang terjadi pada hati tidak hanya metabolisme lemak saja, namun juga metabolisme lainnya layaknya protein ataupun karbohidrat. Hal ini berarti, andaipun kita berhenti mengkonsumsi makanan berlemak, hati tetaplah dalam kondisi bekerja keras untuk memastikan sistem metabolisme berjalan dengan lancar.
Irsan Hasan menayrankan para pasien hepatitis untuk jauh lebih memperhatikan asupan yang sehat berupa sayuran yang kaya serat yang akan membantu proses metabolisme, khususnya jika penderita hepatitis ini juga mengalami sirosis atau pengerasan hati. Memang, makanan layaknya gorengan atau sayuran bersantan bisa saja dikurangi, namun, makanan berlemak sehat layaknya dari ikan, alpukat, atau kacang-kacangan sebaiknya tetap dikonsumsi karena makanan ini juga dibutuhkan oleh tubuh.
Sebagaimana diketahui, peradangan hati atau hepatitis adalah penyakit yang banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini termasuk dalam penyakit yang mematikan mengingat setidaknya 1,4 juta masyarakat tanah air meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Hepatitis sendiri bisa sembuh dengan sendirinya, namun, jika tidak ditangani dengan benar, hepatitis dikhawatirkan akan berkembang menjadi sirosis hati atau bahkan kanker hati yang tentu saja sangat sulit untuk disembuhkan.