Terbit: 2 March 2018 | Diperbarui: 7 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Selain bertambahnya usia dan gaya hidup yang bisa memengaruhi tingkat kesuburan, menurut sebuah penelitian terbaru, kesehatan gusi ternyata juga berperan besar dalam memengaruhi peluang seorang wanita untuk hamil.

Kesehatan Gusi dan Menurunnya Tingkat Kesuburan Wanita

Photo Credit: Flickr.com/dentist878

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Helsinki menemukan, salah satu bakteri dari penyakit periodontitis (infeksi gusi) bisa memengaruhi kesuburan wanita.

Untuk menguji hipotesis ini, para periset melakukan penelitian pada 259 wanita sehat (yang baru menjalankan program kehamilan) dengan usia rata-rata 29 tahun.

Sebelum dilakukan penelitian, para periset melakukan pemeriksaan oral dan ginekologi terlebih dahulu untuk menguji bakteri dan antibodi yang terdapat di dalam tubuh.

Dua belas bulan kemudian, para wanita itu diteliti kembali untuk mengecek apakah mereka hamil atau tidak. Hasilnya penelitian itu menemukan, bahwa wanita yang tidak hamil memiliki tingkat Porphyromonas gingivalis yang lebih tinggi. Porphyromonas gingivalis adalah flora normal di rongga mulut dan berperan dalam perkembangan penyakit mulut.

Meski begitu, para peneliti mengakui bahwa hasil penelitian ini tidak melihat faktor-faktor lain penyebab ketidaksuburan, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai efek dari infeksi gusi masih diperlukan.

Penyakit Gusi dan Kehamilan

Bagi wanita yang ingin memiliki anak, mengetahui masa subur adalah sesuatu yang sangat penting. Seorang wanita memiliki memiliki peluang terbaik untuk hamil antara usia 20 dan 35 tahun. Setelah melewati usia 35 tahun biasanya kesuburannya akan menurun dan mengalami kesulitan untuk hamil.

Untuk diketahui, kesuburan seorang wanita adalah ritme biologis yang cukup rumit. Terdapat banyak faktor fisik dan hormonal yang memengaruhi kehamilan. Oleh karena itu, cara termudah untuk mencegahnya berkembangnya infeksi gusi adalah dengan menyikat gigi dua kali sehari dengan benar.

Penyakit gusi bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda jadi terlalu reaktif. Atau sebaliknya, sistem kekebalan tubuh yang terlalu reaktif justru bisa meningkatkan risiko penyakit gusi.

Dalam beberapa penelitian, wanita dengan sistem kekebalan tubuh yang terlalu reaktif ditemukan mengalami peningkatkan risiko ketidaksuburan, keguguran, serta kegagalan implantasi embrio selama proses bayi tabung.

Penyebab umum ketidaksuburan wanita–khususnya endometriosis dan sindrom ovarium polikistik (PCOS), juga dikatikan dengan peningkatan risiko penyakit gusi.

Tidak Hanya Wanita

Seperti dikutip dari Access Dental, dampak kesehatan gusi yang buruk tidak hanya memengaruhi kesuburan wanita, tetapi hal ini juga bisa memengaruhi kesuburan pria.

Sebuah studi mengungkapkan, bahwa kesehatan mulut terkait dengan jumlah sperma. Mereka yang menderita penyakit gusi lebih cenderung memiliki jumlah sperma abnormal dibanding mereka yang memiliki gigi sehat.

Pria dengan kesehatan mulut yang buruk juga lebih cenderung menderita disfungsi ereksi. Tidak hanya itu, pria yang memiliki masalah infeksi gusi juga tiga kali lebih mungkin mengalami masalah ereksi dan 80 % pria yang menderita periodontitis kronis didiagnosis mengalami disfungsi ereksi.

Meski tidak ada hubungan secara langsung, infeksi gusi bisa menyebabkan masalah pembuluh darah dan masalah pembuluh darah bisa menyebabkan masalah pada fungsi ereksi.

Risiko Anda terkena penyakit gusi bergantung pada berbagai faktor, seperti kebersihan gigi dan mulut, penyakit tertentu hingga faktor genetik. Meski faktor genetik adalah sesuatu yang tidak bisa diubah, tapi kebiasaan baik untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah sesuatu yang bisa diusahakan.

Jangan lupa, rutin konsultasi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk melakukan pembersihan dan cek gigi secara keseluruhan.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi