Terbit: 2 July 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.com – Makanan tertentu, kondisi kesehatan dan kebiasaan sehari-hari menjadi penyebab bau mulu atau dalam bahasa kedokteran disebut halitosis. Pada banyak kasus, Anda dapat memperbaiki bau mulut dengan kebersihan gigi dan mulut yang tepat. Tapi, jika teknik perawatan diri sendiri secara sederhana tidak menyelesaikan masalah, Anda dapat menemui dokter gigi untuk meyakinkan apa ada kondisi yang lebih serius yang menyebabkan Anda terkena napas tak sedap.

Halitosis (Bau Mulut) – Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, & Pencegahan

Apa Itu Halitosis?

Bau mulut atau halitosis adalah masalah yang biasa dialami orang dan dapat menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan. Ada sejumlah penyebab halitosis dan penanganannya yang potensial yang tersedia. Siapa pun dapat mengalami bau mulut. Diperkirakan 1 dari 4 orang mengalami bau mulut secara teratur.

Halitosis adalah alasan paling sering ketiga bahwa orang mencari perawatan gigi, setelah mengalami kerusakan gigi dan penyakit gusi.

Perawatan rumahan yang sederhana dan perubahan gaya hidup, seperti meningkatkan kesehatan gigi dan berhenti merokok, biasanya dapat menghilangkan masalah tersebut. Namun, jika bau mulut terus berlanjut, disarankan periksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebab yang mendasarinya.

Penyebab Halitosis

Bau mulut atau halitosis biasanya berasal dari dalam mulut. Penyebab napas bau tak sedap bermacam-macam, berikut adalah penyebab halitosis:

1. Makanan

Partikel makanan yang tersangkut di gigi dapat menyebabkan bau mulut. Beberapa makanan seperti bawang merah dan bawang putih juga bisa menjadi penyebab halitosis atau bau mulut. Setelah dicerna, produk pemecahannya dibawa dalam darah ke paru-paru di mana ini dapat memengaruhi napas.

2. Mulut kering

Air liur secara alami dapat membersihkan mulut. Jika mulut secara alami kering karena penyakit tertentu, seperti xerostomia, bau dapat menumpuk.

3. Kebersihan gigi

Menyikat gigi dan membersihkan gigi dengan benang memastikan sisa makanan yang yang tersangkut di gigi dapat menumpuk dan perlahan terurai, yang menyebabkan bau.

Bakteri yang disebut plak menumpuk jika tidak menyikat gigi secara teratur. Plak ini dapat mengiritasi gusi dan menyebabkan peradangan di antara gigi dan gusi yang disebut periodontitis. Gigi palsu yang tidak dibersihkan secara teratur atau semestinya juga dapat menampung bakteri penyebab halitosis.

4. Diet buruk

Puasa dan diet rendah karbohidrat dapat menybebkan halitosis. Ini disebabkan oleh pemecahan lemak yang memproduksi bahan kimia yang disebut keton. Keton ini memiliki aroma yang kuat.

5. Tembakau

Produk tembakau menyebabkan bau mulut jenis mereka sendiri. Selain itu, mereka meningkatkan kemungkinan penyakit gusi yang juga dapat menyebabkan bau mulut.

6. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat mengurangi air liur sehingga menyeabkan mulut kering, karenanya, meningkatkan bau. Obat-obatan lain dapat menghasilkan bau ketika mereka memecah dan melepaskan bahan kimia dalam napas.

Contohnya termasuk nitrat yang digunakan untuk mengobati angina, beberapa bahan kimia kemoterapi, dan beberapa obat penenang, seperti fenotiazin. Seseorang yang mengonsumsi suplemen vitamin dalam dosis besar juga rentan terhadap bau mulut.

7. Kondisi mulut, hidung, & tenggorokan

Terkadang, batu kecil yang tertutup bakteri dapat terbentuk di amandel di bagian belakang tenggorokan dan menghasilkan bau. Juga, infeksi atau peradangan pada hidung, tenggorokan, atau sinus dapat menyebabkan halitosis.

8. Benda asing

Bau mulut dapat disebabkan jika mulut memiliki benda asing bersarang di rongga hidung, terutama pada anak-anak.

9. Penyakit

Beberapa kanker, gagal hati, dan penyakit metabolisme lainnya dapat menyebabkan halitosis, karena campuran spesifik bahan kimia yang dihasilkan. Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dapat menyebabkan bau mulut karena refluks asam lambung.

Gejala Halitosis

Banyak orang yang mengalami bau mulut yang mungkin tidak disadari telah mengalaminya, atau tanda dan gejala bau mulutnya hanya bersifat sementara. Bau mulut sering tergantung pada sumber atau penyebab bau mulut.

Beberapa gejala holitosis yang sering dialami termasuk:

  1. Bau mulut
  2. Rasa tidak enak di mulut, rasa asam, atau perubahan rasa
  3. Mulut kering
  4. Lidah berkerak.

Diagnosis Halitosis

Biasanya dokter gigi hanya akan mencium bau napas pasien yang dicurigai mengalami halitosis dan menilai bau pada skala intensitas enam poin. Dokter gigi dapat mengerik bagian belakang lidah dan menciumnya karena daerah ini sering menjadi sumber bau mulut.

Ada berbagai detektor canggih yang dapat menilai bau dengan lebih tepat. Berikut beberapa tes yang dapat mendeteksi bau mulut:

  1. Halimeter. Ini dapat mendeteksi tingkat sulfur yang rendah.
  2. Kromatografi gas. Tes ini mengukur tiga senyawa sulfur yang mudah menguap: Hidrogen sulfida, metil merkaptan, dan dimetil sulfida.
  3. Tes BANA. Ini mengukur kadar enzim spesifik yang diproduksi oleh bakteri penyebab halitosis.
  4. Tes beta-galactosidase. Kadar enzim beta-galactosidase telah ditemukan berbubungan dengan bau mulut.

Dokter gigi kemudian akan dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebab bau mulut.

Pengobatan Halitosis secara Alami

Kebersihan mulut adalah hal penting dari kebanyakan masalah bau mulut. Berikut cara mengatasi halitosis dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan, di antaranya:

1. Sikat gigi

Cara mengatasi halitosis yang pertama adalah memastikan menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, lebih disarankan setelah makan.

2. Mengunakan benang

Benang gigi atau flossing dapat mengurangi penumpukan partikel atau sisa makanan dan plak dari sela-sela gigi. Karena menyikat gigi hanya membersihkan sekitar 60 persen permukaan gigi.

3. Bersihkan gigi palsu

Apa pun yang ada di mulut Anda, termasuk gigi palsu atau pelindung mulut, harus dibersihkan sesuai anjuran setiap hari. Membersihkan dapat mencegah bakteri penyebab halitosis menumpuk di mulut. Mengganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali juga penting karena alasan yang sama.

4. Sikat lidah

Bakteri penyebab halitosis, makanan, dan sel-sel mati sering menumpuk di lidah, terutama pada perokok atau mereka yang mulutnya sangat kering. Cara mengatasi halitosis dapat dilakukan menggunakan scraper lidah atau sikat lidah, yang mampu membersihkan kerdak di lidah.

5. Hindari mulut kering

Minumlah banyak air. Hindari minum alkohol dan tembakau, yang keduanya dapat mengeringkan mulut. Mengunyah permen karet lebih didisarankan yang bebas gula, karena dapat membantu merangsang produksi air liur. Jika mulut Anda kering secara kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat yang dapat merangsang air liur.

6. Diet

Cara mengatasi halitosis yang berikutnya dengan menghindari makan bawang merah, bawang putih, dan makanan pedas. Makanan manis juga dapat menyebabkan bau mulut. Serta kurangilah minum kopi dan alkohol. Sementara makan sarapan yang kasar dapat membantu membersihkan bagian belakang lidah.

Jika bau bulut tetap ada meskipun sudah melakukan beberapa cara mengatasi halitosis ini, disarankan Anda memeriksakan diri ke dokter untuk tes lebih lanjut.

Pengobatan Halitosis secara Medis

Sebagian besar penyebab bau mulut adalah karena masalah kebersihan mulut yang buruk dan kabar baiknya jarang mengancam jiwa. Jika sudah menjaga kebersihan mulut dengan baik, namun tidak menghilangkan bau mulut, segera periksakan ke dokter gigi. Dalam kebanyakan kasus, dokter gigi akan mencari tahu penyebab halitosis dan penanganannya.

Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosa jika mengalami kondisi mulut berikut ini:

  1. Mulut kering yang persisten (berkelanjutan)
  2. Luka di mulut
  3. Rasa sakit saat mengunyah atau menelan makanan
  4. Bintik-bintik putih pada amandel
  5. Demam
  6. Gejala lainnya yang menjadi perhatian.

Bagi mereka yang memiliki bau mulut dan baru memulai pengobatan atau yang baru saja menjalani operasi gigi harus berkonsultasi dengan dokter.

Sementara bau mulut pada bayi atau anak kecil mungkin merupakan tanda infeksi atau masalah medis yang tidak terdiagnosis. Konsultasikanlah dengan dokter anak atau dokter gigi jika bayi atau anak memiliki bau mulut.

Pencegahan Halitosis

Bau mulut atau halitosis dapat dikurangi atau dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Menjaga kebersihan mulut yang benar

Sikatlah gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan plak. Sikat gigi setelah makan (simpan sikat gigi di kantor atau sekolah untuk mengyikat gigi setelah makan siang). Jangan lupa menyikat lidah juga. Ganti sikat gigi setiap 2 hingga 3 bulan sekali.

Gunakan benang atau pembersih celah gigi untuk menghilangkan partikel (sisa makanan) dan plak makanan antar-gigi sekali sehari. Bilaslah dengan obat kumur antibakteri dua kali sehari. Sementara gigi palsu harus diangkat pada malam hari dan dibersihkan secara menyeluruh sebelum digunakan keesokan paginya.

2. Periksa ke dokter gigi secara teratur

Memeriksakan gigi setidaknya dua kali setahun. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan oral, pembersihan gigi secara profesional dan akan dapat mendeteksi dan mengobati penyakit periodontal, mulut kering, atau masalah lain yang mungkin menjadi penyebab bau mulut yang buruk.

3. Berhenti merokok

Berhentilah merokok jika Anda perokok aktif, dan mengunyah produk berbasis tembakau. Mintalah tips kepada dokter gigi untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

4. Minum banyak air

Cara ini akan membuat mulut Anda tetap lembap. Mengunyah permen karet (tanpa gula) juga dapat merangsang produksi air liur, yang membantu membersihkan sisa makanan dan bakteri. Mengunyah permen karet dan mint yang mengandung xylitol adalah yang terbaik.

_

Sumber:

https://www.medicalnewstoday.com/articles/166636.php, [diakses 2 Juli 2019]

https://www.webmd.com/oral-health/guide/bad-breath#1 [diakses 2 Juli 2019]

https://www.emedicinehealth.com/bad_breath_halitosis/article_em.htm#what_is_the_prognosis_for_bad_breath [diakses 2 Juli 2019]


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi