Benturan atau pukulan keras pada kepala dapat menyebabkan cedera kepala yang dapat menyebabkan gegar otak. Kondisi ini termasuk ke dalam cedera otak ringan, bahkan sering kali tidak disadari kehadirannya. Kenali lebih jauh tentang kondisi ini mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga penanganannya!
Apa Itu Gegar Otak?
Gegar otak adalah cedera otak traumatis yang memengaruhi fungsi otak. Umumnya kondisi ini disebabkan oleh pukulan atau benturan keras di kepala. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, masalah konsentrasi, memori, dan gangguan keseimbangan, namun umumnya efek ini hanya terjadi sementara.
Kondisi ini pada dasarnya cukup umum terjadi, terutama pada seseorang yang melakukan olahraga kontak, seperti sepak bola. Kebanyakan kasus dapat pulih kembali dalam waktu beberapa hari.
Penyebab Gegar Otak
Secara umum penyebab gegar otak adalah pukulan atau benturan keras di kepala, leher, atau bagian tubuh bagian atas lainnya yang menyebabkan otak cedera. Luka-luka akibat cedera ini dapat memengaruhi fungsi otak dan menghasilkan berbagai tanda dan gejala gegar otak.
Faktor Risiko Gegar Otak
Berbagai aktivitas yang mungkin dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kodisi ini adalah seperti:
- Berpartisipasi dalam olahraga berisiko tinggi seperti sepak bola, hoki, tinju, atau olahraga kontak lainnya.
- Berolahraga dalam olahraga berisiko tinggi tanpa menggunakan peralatan keselamatan dan pengawasan yang memadai.
- Mengalami tabrakan kendaraan bermotor.
- Mengalami kecelakaan pejalan kaki atau sepeda
- Terlibat dalam sebuah pertempuran
- Menjadi korban pelecehan seksual
- Memiliki riwayat gegar otak.
Gejala Gegar Otak
Umumnya gejala muncul beberapa menit atau beberapa jam setelah cedera kepala terjadi. Terkadang ciri-ciri gegar otak tidak terlihat jelas selama beberapa hari, maka dari itu Anda sebaiknya memerhatikan berbagai perubahan yang terjadi setelah cedera kepala.
Gejala gegar otak meliputi:
- Sakit kepala yang tidak dapat hilang meskipun dengan obat penghilang rasa sakit
- Pusing
- Mual dan muntah
- Kehilangan memori (tidak ingat apa yang terjadi sebelum atau sesudah cedera)
- Masalah keseimbangan tubuh
- Perilaku tidak biasa seperti perubahan suasana hati tiba-tiba atau menjadi mudah marah
- Linglung dan bingung
- Gangguan pada penglihatan seperti penglihatan ganda atau penglihatan kabur
- Bicara tidak jelas
- Gangguan tidur
- Sensitivitas terhadap cahaya dan kebisingan meningkat
- Gangguan rasa dan bau
Gejala Gegar Otak pada Anak
Gejala pada bayi dan anak biasanya lebih sulit untuk dideteksi. Padahal banyak kemungkinan cedera kepala terjadi pada anak. Berikut adalah ciri-ciri gegar otak pada anak yang harus orang tua waspadai:
- Tampak bingung
- Lesu dan mudah lelah
- Lekas marah dan rewel
- Kehilangan keseimbangan dan berjalan tidak stabil
- Menangis berlebihan
- Perubahan pada pola makan atau tidur
- Menurunnya minat terhadap permainan yang sebelumnya disukai.
Apabila anak mengalami cedera kepala dan menunjukkan gejala seperti di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisinya.
Kapan Harus ke Dokter?
Gejala ringan setelah cedera kepala yang tidak bertahan lama biasanya tidak memerlukan perawatan medis. Apabila Anda mengalami cedera kepala kemudian sakit kepala yang dapat hilang dengan obat penghilang rasa sakit, sedikit pusing, tidak enak badan, dan sedikit linglung, Anda mungkin tidak mengalami gegar otak.
Anda dapat cukup beristirahat dan melakukan perawatan untuk cedera kepala ringan di rumah.
Namun jika muncul gejala lainnya yang lebih serius, Anda harus segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Berikut adalah gejala cedera kepala yang mengharuskan Anda untuk memeriksakan diri ke dokter:
- Mengalami pingsan
- Masalah dengan memori (kesulitan mengingat atau konsentrasi)
- Sakit kepala yang tidak hilang
- Muntah setelah cedera
- Perubahan perilaku seperti mudah marah
- Pernah menjalani operasi otak di masa lalu atau menggunakan obat pengencer darah
- Memiliki riwayat minum alkohol atau menggunakan narkoba.
Dokter mungkin akan menyarankan tes pencitraan untuk memastikan apakah Anda mengalami gegar otak.
Anda juga sebaiknya segera menghubungi ambulans apabila menemukan seseorang yang mengalami cedera kepala dan memiliki gejala seperti:
- Pingsan atau tidak sadarkan diri
- Masalah dengan pemahaman, berbicara, menulis, berjalan, atau keseimbangan
- Mati rasa atau kelemahan di bagian tubuh tertentu
- Mengalami masalah penglihatan
- Keluar cairan bening dari telinga atau hidung
- Keluar darah dari telinga atau mengalami memar di belakang satu atau kedua telinga
- Mata menghitam tapi tidak terlihat kerusakan jelas di sekitar mata
- Kejang
- Mengalami cedera kelapa dalam kecelakaan serius seperti kecelakaan mobil.
Diagnosis Gegar Otak
Dokter akan mengevaluasi tanda dan gejala serta menanyakan tentang riwayat kesehatan Anda. Dokter kemungkinan juga akan melakukan pemeriksaan neurologis untuk mendiagnosis gegar otak.
Berikut adalah tes yang mungkin dilakukan atau direkomendasikan oleh dokter untuk memastikan diagnosis gegar otak:
1. Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan neurologis dilakukan setelah dokter menanyakan secara terperinci tentang cedera kepala yang Anda alami. Evaluasi yang termasuk ke dalam pemeriksaan neurologis adalah seperti:
- Penglihatan
- Pendengaran
- Kekuatan dan sensasi
- Keseimbangan
- Koordinasi
- Refleks
2. Pengujian Kognitif
Pengujian kognitif dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan berpikir (kognitif) Anda selama pemeriksaan neurologis. Faktor yang dievaluasi selama pemeriksaan ini meliputi:
- Ingatan
- Konsentrasi
- Kemampuan mengingat informasi
3. Tes Pencitraan
Tes pencitraan otak akan disarankan oleh dokter apabila seseorang memiliki gejala seperti sakit kepala parah, kejang, muntah berulang, atau gejala lain yang lebih buruk. Tes pencitraan dapat menentukan tingkat keparahan cedera dan untuk mendeteksi adanya pendarahan atau pembengkakan pada tengkorak.
CT (computerized tomography) scan adalah tes standar yang biasanya dilakukan untuk menilai otak segera setelah cedera. Tes ini menggunakan serangkaian sinar-X untuk mendapatkan gambar penampang tengkorak dan otak Anda.
Tes lain yang mungkin dilakukan adalah MRI (magnetic resonance imaging), yaitu tes menggunakan magnet dan gelombang radio yang kuat untuk menghasilkan gambar detail otak. Tes ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi perubahan pada otak dan dapat mendiagnosis komplikasi yang mungkin terjadi setelah gegar otak.
4. Observasi
Umumnya seseorang yang mengalami gegar otak akan disarankan untuk tinggal di rumah sakit paling tidak selama satu malam. Apabila dokter mengizinkan Anda untuk dirawat di rumah, dokter akan menyarankan seseorang untuk tetap bersama Anda paling tidak selama 24 jam. Tujuannya adalah untuk memastikan gejala Anda tidak memburuk.
Penanganan Gegar Otak
Penanganan yang paling tepat untuk kondisi ini adalah bed rest atau istirahat total. Umumnya gejala gegar otak akan membaik dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu saja. Pemulihan pada anak-anak sering kali membutuhkan waktu yang lebih lama.
Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan selama pemulihan gegar otak:
- Memperbanyak istirahat dan menghindari situasi yang dapat membuat stres
- Meminta seseorang untuk tetap bersama Anda paling tidak selama 48 jam untuk mengawasi jika Anda mengalami perubahan perilaku.
- Minum obat penghilang rasa sakit seperti Paracetamol atau Ibuprofen untuk mengatasi sakit kepala. Penggunaan aspirin tidak disarankan karena dapat menyebabkan cedera berdarah.
- Hindari konsumsi alkohol.
- Ketika gejala telah membaik, tingkatkan aktivitas harian secara bertahap.
- Jangan kembali ke rutinitas sebelum merasa pulih.
- Hindari olahraga berat paling tidak selama satu minggu.
Apabila gejala kembali, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
- Anonim. 2019. Concussion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/concussion/symptoms-causes/syc-20355594. (Diakses 21 Agustus 2019).
- Anonim. 2017. Concussion. https://www.nhs.uk/conditions/concussion/. (Diakses 21 Agustus 2019).
- Healthline Editorial Team. 2017. Concussion – https://www.healthline.com/health/concussion. (Diakses 21 Agustus 2019).