DokterSehat.Com – Setiap orang memiliki tinggi badan yang bervariasi meskipun dalam realitanya, beberapa jenis ras memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ras lainnya. Sebagai contoh, bangsa kulit putih dari benua Eropa memiliki kecenderungan lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat dari Indonesia. Di Amerika Serikat sendiri, akan sangat wajar melihat seseorang dengan tinggi di atas 180 cm. Namun, ada sebuah kasus yang berasal dari Negara bagian Michigan, Amerika Serikat, yang menimpa seorang remaja berusia 19 tahun yang bernama Broc Brown. Bagi anak seusianya, memiliki tinggi badan yang menjulang tentu menjadi keuntungan tersendiri. Namun, yang terjadi pada Broc berbeda, Ia terus tumbuh tinggi tanpa henti. Apa yang sebenarnya terjadi padanya?
Broc ternyata menderita sebuah gangguan genetik langka yang disebut sebagai sindrom sotos. Sindrom langka ini membuatnya terus bertambah tinggi semenjak usianya 5 tahun. Sejak kecil memang Ia dikenal selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Namun, kini Ia sudah memiliki tinggi 220 cm dan diperkirakan akan melampaui manusia tertinggi di dunia yang memiliki tinggi sekitar 2,5 meter.
Sindrom sotos sendiri hanya akan menyerang 1 dari 15 ribu orang di seluruh dunia. Biasanya, penderita sindrom ini tidak akan mampu hidup lebih lama dari usia remajanya. Namun, yang terjadi pada Broc sangatlah berbeda karena Ia bisa hidup normal layaknya orang pada umumnya. Sayangnya, pertumbuhan tingginya yang luar biasa ini membuatnya mengalami masalah dalam belajar mengingat ia juga terkena gangguan lengkungan tulang belakang dan juga penyempitan pada tulang belakangnya. Broc juga menderita attention-deficit hyperactivity disorder atau ADHD yang akan membuatnya cenderung lebih agresif dari orang normal. Tak hanya itu, Broc juga terlahir hanya dengan satu ginjal.
Karena adanya masalah pada tulang belakang, Ia mengaku kerap mengalami sakit punggung yang luar biasa. Ia pun berharap ada dokter yang mampu mengatasi masalah kesehatan yang Ia alami ini meskipun Ia tidak yakin pertumbuhan tingginya akan berhenti sebagaimana orang pada umumnya.
Photo Source: Facebook/BrocBrown