Terbit: 18 November 2020 | Diperbarui: 25 October 2021
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Hidung meler adalah kondisi yang setiap orang pasti pernah mengalaminya dan hal ini terjadi karena sejumlah penyebab. Apa saja penyebab hidung meler dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasinya!

11 Penyebab Hidung Meler selain Flu yang Perlu Diketahui

Penyebab Hidung Meler selain Flu, Apa Saja?

Hidung meler biasanya terjadi ketika kita sedang mengalami pilek dan flu. Ini akibat adanya infeksi oleh virus yang mana virus tersebut menyebabkan peradangan pada lapisan selaput lendir hidung. Nah, kondisi inilah yang kemudian berujung pada produksi lendir secara berlebihan.

Namun, hidung meler juga bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi medis lainnya. Apa sajakah itu?

1. Alergi

Penyebab yang pertama adalah alergi. Alergi adalah suatu kondisi ketika sistem imun ‘salah’ dalam mendeteksi benda atau zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Padahal tidak berbahaya, sistem imun justru menganggap benda atau zat asing tersebut sebagai suatu ancaman.

Alhasil, sistem imun bereaksi dengan cara melepaskan senyawa histamin. Senyawa inilah yang lantas menimbulkan reaksi alergi yang mana salah satu gejalanya berupa hidung meler.

Pada kasus ini, zat atau benda asing yang menjadi pemicu—disebut sebagai alergen—antara lain meliputi:

  • Debu
  • Serbuk sari
  • Bulu hewan

Cara mengatasi alergi dan meredakan gejala hidung berair ini adalah dengan menghindari alergen-alergen tersebut. Setelah itu, Anda bisa mengonsumsi obat antihistamin yang bisa dikonsumsi tanpa resep dokter. Kecuali jika reaksi alergi tidak kunjung sembuh dan semakin parah, barulah Anda perlu memeriksakan diri ke dokter sekaligus mendapatkan resep obat alergi yang lebih efektif.

2. Sinusitis

Sinusitis (infeksi sinus) adalah komplikasi dari flu. Ini terjadi ketika rongga di sekitar saluran hidung mengalami peradangan. Peradangan yang terjadi pun lantas memicu peningkatan produksi lendir di hidung sehingga menyebabkan hidung meler.

Selain hidung meler, sinusitis juga membuat penderitanya merasakan gejala lain berupa:

  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat
  • Nyeri di area wajah

Penanganan untuk sinusitis biasanya dengan memberikan obat pereda nyeri, kortikosteroid hidung (untuk menghentikan peradangan), hingga antibiotik jika telah terjadi infeksi bakteri.

3. Rhinitis Nonalergi

Rhinitis nonalergi (rinitis vasomotor) ditandai dengan peradangan pada saluran hidung sehingga gejalanya juga bisa berupa hidung meler. Penyebab dari kondisi ini tidak diketahui dan tidak dipicu oleh histamin atau alergen seperti pada kasus alergi.

Akan tetapi, ada sejumlah faktor yang kabarnya dapat memicu bentuk rhinitis ini, seperti perubahan suhu, paparan sinar matahari, atau masalah kesehatan tertentu. Gejala hidung berair pada akibat rhinitis nonalergi dapat diredakan dengan semprotan nasal. Bicarakan hal ini terlebih dahulu dengan dokter Anda.

4. Deviated Septum

Penyebab hidung meler selanjutnya yakni deviated septum, yakni kondisi ketika dinding di antara saluran hidung mengalami pergeseran atau bengkok di satu sisi. Beberapa orang terlahir dengan kondisi ini, tetapi bisa juga terjadi akibat adanya cedera pada hidung.

Deviated septum atau septum yang bergeser dapat menyebabkan infeksi sinus berulang dan peradangan di sekitar saluran hidung. Inilah mengapa kemudian masalah ini juga memicu hidung meler.

Pada kasus yang ringan, dokter mungkin hanya akan meresepkan antihistamin atau semprotan steroid hidung untuk mengatasi gejala ini. Jika tidak berhasil, tindakan operasi untuk memperbaiki septum menjadi solusinya.

5. Perubahan Hormon

Ketidakseimbangan hormon juga dapat menyebabkan peradangan dan pembesaran pembuluh darah hidung, yang menyebabkan rinitis nonalergi. Ini bisa terjadi selama masa pubertas dan jika Anda mengonsumsi pil KB atau terapi penggantian hormon.

Perubahan hormon saat hamil pun menjadi alasan mengapa ibu hamil kerap mengalami kondisi hidung berair. Guna mengatasi hal ini, Anda dapat menggunakan obat antihistamin hidung atau semprotan saline.

6. Polip Hidung

Polip adalah kondisi ketika selaput lendir pada lapisan dalam hidung membengkak akibat peradangan. Akibat adanya polip, produksi lendir menjadi berlebihan hingga menyebabkan pilek dan hidung meler.

Gejala lain dari polip hidung meliputi:

  • Penciuman hilang
  • Tekanan pada sinus
  • Mendengkur saat tidur
  • Sakit kepala

Guna mengatasi masalah ini, dokter akan meresepkan semprotan kortikosteroid hidung untuk mengecilkan polip. Selain itu, pasien akan diberikan obat antibiotik untuk mengobati infeksi sinus yang biasanya turut menyertai.

7. Infeksi Virus Syncytial

Infeksi virus syncytial adalah penyebab lainnya dari hidung meler. Pasalnya, virus ini menyebabkan peradangan pada paru-paru dan juga saluran pernapasan. Selain hidung berair, gejala umum lainnya dari gangguan medis ini adalah sebagai berikut:

  • Hidung tersumbat
  • Batuk kering
  • Demam ringan
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit kepala

8. Rokok

Asap merupakan bahan iritan yang juga dapat memicu selaput lendir menghasilkan lendir berlebih. Anda mungkin mengalami pilek jika berada di sekitar perokok atau di ruangan yang dipenuhi asap rokok.

Tidak ada cara lain yang bisa Anda lakukan untuk meredakan gejala pilek—termasuk hidung meler—akibat paparan asap rokok selain menjauhi asap tersebut. Bagi Anda yang merokok, menghentikan kebiasaan ini mungkin akan membantu mencegah gejala yang sama muncul kembali di kemudian hari.

9. Obat-obatan

Meskipun obat-obatan berfungsi untuk membantu mengatasi gejala pilek termasuk hidung berair, nyatanya pada sebagaian orang hal ini justru berpotensi meningkatkan produksi lendir. Obat-obatan yang dimaksud yaitu:

  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dan aspirin
  • Antidepresan
  • Sedatif
  • Antihipertensi

Bacalah label obat untuk mengetahui daftar efek samping yang umum. Ketika obat memicu pilek, ini biasanya terjadi karena rinitis nonalergi. Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai hal ini, sekaligus mencari alternatif obat yang lebih aman untuk digunakan.

10. Udara Kering

Udara kering tidak hanya membuat kulit kering, tetapi juga dapat mengeringkan saluran hidung. Ini mengganggu keseimbangan cairan hidung, hingga menyebabkan peradangan dan akhirnya memicu munculnya gejala pilek seperti hidung meler.

Ini bisa terjadi saat ada udara kering karena cuaca yang sedang panas, atau cuaca dingin sekalipun. Guna membantu mengelola udara kering di dalam rumah, pasang humidifier untuk menambah kelembapan udara. Anda juga sebaiknya mengenakan syal untuk menutupi mulut dan hidung saat keluar rumah ketika musim dingin.

11. Makanan Pedas

Makanan pedas juga bisa menjadi penyebab hidung meler. Ini termasuk ke dalam rhinitis nonalergi yang atau rhinitis gustatori. Alih-alih histamin atau alergen, kondisi ini terjadi akibat stimulasi berlebihan pada saraf sinus saat Anda makan atau menghirup sesuatu yang pedas.

Selaput lendir hidung lantas mengira aroma pedas tersebut sebagai penyebab iritasi, hingga kemudian melakukan semacam mekanisme perlindungan. Aktivitas ini pun memicu saluran hidung untuk menghasilkan lendir ekstra dan menghilangkan iritan.

Kendati demikian, tidak perlu khawatir karena respons ini bersifat sementara dan akan segera mereda ketika Anda sudah selesai makan atau menghirup aroma pedas.

 

  1. Anonim. Runny Nose. https://www.mayoclinic.org/symptoms/runny-nose/basics/causes/sym-20050640 (acccessed on 18 November 2020)
  2. Higuera, V. 2019. Causes of Runny Nose. https://www.healthline.com/health/runny-nose-causes#common-cold (accessed on 18 November 2020)
  3. Huzar, T. 2019. What to do about a runny nose. https://www.medicalnewstoday.com/articles/325248 (accessed on 18 November 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi