Terbit: 26 January 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Pakar kesehatan dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSCM menyarankan orang yang sedang mengalami diare akibat dari keracunan makanan untuk tidak minum susu dan mengkonsumsi makanan berat untuk sementara waktu. Apa alasan dari rekomendasi ini?

Saat Diare Tidak Boleh Makan Serat?

Saat sedang diare, usus berada dalam kondisi yang sangat lemah sehingga tidak bisa menghasilkan kotoran dengan kondisi normal. Jika kita mengkonsumsi susu atau makanan berat, kondisi usus akan menjadi lebih parah karena harus mencerna kandungan lemak dan asam pada susu. Usus yang masih lemas ini akhirnya dipaksa untuk bekerja dengan lebih keras dan akhirnya membuat diare menjadi semakin parah. Hal yang sama akan terjadi jika kita mengkonsumsi makanan berat layaknya daging yang susah dicerna.

Bagaimana dengan makanan berserat?
Banyak orang yang berpikir jika makanan berserat seperti sayuran dan buah sebaiknya dihindari terlebih dahulu saat diare karena kemampuan serat dalam memperlancar pencernaan dikhawatirkan bisa membuat diare semakin parah. Padahal, menurut pakar kesehatan, hal ini belum tentu benar.

Serat ternyata terbagi dua, yakni serat larut air dan serat tak larut air. Saat diare, ada baiknya kita menghindari serat tak larut air dan lebih banyak mengkonsumsi serat larut air yang bisa mengatasi diare. Serat larut seperti oligosakarida dan polisakarida bisa membantu penyembuhan diare karna fungsinya yang mirip seperti spons yang menyerap kelebihan cairan dalam usus. Hal ini justru akan membuat kotoran menjadi lebih padat.

Serat larut air ternyata juga memiliki peran yang sama dengan prebiotic, yakni memberikan nutrisi bagi bakteri baik di dalam usus sehingga jumlahnya pun akan semakin meningkat dan mampu melawan kuman pemicu infeksi di dalam usus dan diare.

Beberapa jenis makanan yang kaya akan serat larut dan direkomendasikan saat diare adalah oat, kentang, ubi, singkong, serta buah pisang.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi