Terbit: 29 December 2019 | Diperbarui: 30 May 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Di Indonesia, air dingin seringkali dianggap sebagai minuman yang menyegarkan. Apalagi jika dikonsumsi saat suhu udara sedang sangat panas. Hanya saja, mereka yang menderita masalah maag atau asam lambung mengaku takut untuk minum air dingin karena menganggap minuman ini bisa membuat gejala kesehatannya kambuh. Apakah anggapan ini memang benar?

Punya Riwayat Maag, Tak Boleh Minum Air Dingin?

Kaitan Antara Konsumsi Air dengan Maag

Pakar kesehatan menyebut lambung sebagai organ yang memproduksi asam dan berbagai macam enzim yang sangat dibutuhkan untuk mengolah makanan sekaligus membunuh berbagai macam bakteri. Hanya saja, karena beberapa alasan, produksi asam lambung ini bisa berlebihan. Hal inilah yang kemudian dikenal luas sebagai gejala maag atau masalah asam lambung tinggi.

Masalahnya adalah terkadang asam lambung ini bisa mencapai kerongkongan atau pangkal mulut. Hal ini tentu akan menyebabkan gejala tidak nyaman, panas, dan perih. Kita juga seperti merasakan sensasi mual dan sering bersendawa.

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah asam lambung adalah dengan memperbanyak asupan air putih. Air putih dianggap bisa membantu menetralkan asam ini sehingga saat mencapai kerongkongan, kita tidak akan merasakan gejala perih, panas dan tidak nyaman.

Bagaimana dengan Air Dingin?

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, air dingin dianggap bisa memicu atau memperparah gejala maag. Padahal, minum air seharusnya bisa membantu mengatasi masalah pencernaan ini. Pakar kesehatan pun menyebut ada efek yang bisa didapatkan jika penderita maag mengonsumsinya.

Meski bisa memberikan sensasi segar, air dingin bisa mempengaruhi fungsi pencernaan karena membuat lambung harus bekerja lebih keras demi menyeimbangkan suhunya dengan suhu internal tubuh. Hal ini bisa membuat makanan tidak diolah dengan baik di dalam lambung.

Selain itu, minum air dingin tidak akan mudah mengatasi haus dan membuat kita seperti ingin terus meminumnya. Jika kita menuruti hal ini, tentu akan memicu masalah perut kembung. Masalahnya adalah perut kembung bisa saja berlanjut menjadi kenaikan asam lambung.

Melihat fakta ini, sebaiknya memang penderita masalah maag tidak sembarangan minum air dingin demi mencegah gejalanya.

Beberapa Minuman Lain yang Sebaiknya Dihindari Penderita Maag

Selain air dingin, pakar kesehatan menyarankan penderita maag untuk tidak sembarangan mengonsumsi beberapa jenis minuman lainnya demi mencegah datangnya gejala dari masalah kesehatan ini.

Berikut adalah minuman-minuman tersebut.

  1. Susu

Bagi sebagian penderita maag yang sudah cukup parah, mengonsumsi susu yang tinggi kandungan nutrisi ini bisa menyebabkan datangnya gejala maag atau kenaikan asam lambung. Hal ini disebabkan oleh kandungan lemaknya yang cukup tinggi sehingga bisa membuat lambung bekerja dengan jauh lebih keras.

Demi mencegahnya, pakar kesehatan menyarankan kita untuk mengonsumsi susu rendah lemak.

  1. Minuman dengan Kandungan Kafein

Penderita maag juga sangat tidak disarankan untuk minum minuman dengan kandungan kafein tinggi seperti teh atau kopi. Meski memiliki rasa yang nikmat, minuman ini bisa merangsang produksi asam lambung dan akhirnya memperparah gejala maag.

Kita juga sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman bersoda atau minuman berenergi. Tak hanya tinggi kandungan kafein, minuman ini biasanya juga tinggi kandungan asam yang bisa memperburuk masalah asam lambung.

  1. Alkohol

Minuman beralkohol akan memicu iritasi pada lambung dan akhirnya memperburuk gejala asam lambung. Dampak dari minuman ini juga sangat buruk bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

  1. Jus Dari Buah-Buahan Asam

Jus jeruk, lemon, atau minuman dari buah-buahan dengan sifat asam lainnya dikhawatirkan bisa memicu iritasi pada lambung dan membuat gejala maag menjadi semakin parah.

 

Sumber:

  1. Watson, Kathryn. 2018. What Are the Risks and Benefits of Drinking Cold Water?. healthline.com/health/is-drinking-cold-water-bad-for-you (Diakses pada 22 Desember 2019).

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi