Terbit: 25 January 2018 | Diperbarui: 28 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Saat terkena sembelit, badan akan terasa sangat tidak nyaman dan tak karuan. Tak hanya kembung, ada sensasi sesak pada perut yang bisa mengganggu suasana hati serta semangat untuk beraktifitas. Kita pasti akan berusaha untuk sesegera mungkin mengatasi masalah susah buang air besar ini. Namun, apakah hal ini berarti kita harus mengkonsumsi obat pencahar?

Haruskah Minum Obat Pencahar Saat Terkena Sembelit?

Pakar kesehatan di bidang gastroenterology bernama Will Bulsiewicz, MD menyebutkan bahwa obat pencahar ternyata tidak harus selalu diminum saat kita terkena sembelit. Hanya saja, jika sembelit sudah sangat parah, tidak ada salahnya mengkonsumsi obat pencahar untuk mendorong kontraksi yang lebih kuat pada usus besar sehingga kotoran pun bisa segera dikeluarkan.

Will menyarankan kita untuk tidak mengkonsumsi obat pencahar sembarangan karena bisa menyebabkan ketergantungan. Jika sampai hal ini terjadi, usus besar akan tidak lagi sensitif dan mampu melakukan kontraksi demi mengeluarkan kotoran di kemudian hari meskipun kita sudah mengkonsumsi makanan berserat yang seharusnya sudah cukup melancarkan pencernaan. Bahkan, ada kasus dimana seseorang membutuhkan dosis obat pencahar yang lebih tinggi demi membantunya buang air besar secara normal.

Lantas, seberapa sering kita masih boleh mengkonsumsi obat pencahar. Will menyarankan kita untuk memakainya tidak lebih dari sekali dalam sebulan. Jika sampai lebih, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang lebih tepat dan aman atau mengkonsumsi suplemen serat yang membantu melancarkan buang air besar. Selain itu, cobalah cek kembali pola makan sehari-hari yang membuat kita mengalami susah buang air besar. Konsumsilah lebih banyak makanan berserat seperti sayuran dan buah dan pastikan untuk memperbanyak asupan air putih.

Jangan lupa untuk aktif bergerak atau berolahraga agar membantu usus besar lebih baik dalam melakukan kontraksi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi