Terbit: 13 May 2018 | Diperbarui: 20 October 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Sebagian orang malas mengonsumsi sayuran karena mengalami gejala berupa perut kembung setelah mengonsumsinya. Meskipun terasa tidak nyaman, munculnya sensasi perut kembung ini ternyata baik bagi kesehatan tubuh lo.

Berbahayakah Jika Perut Terasa Kembung Setelah Makan Sayur?

Purna Kashyap dari Mayo Clinic, Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa beberapa sayuran memang bisa memicu produksi gas berlebihan di dalam perut. Yang menarik adalah, sayuran-sayuran ini bisa menjadi sumber nutrisi bagi mikroba baik yang ada di dalam perut.

Keberadaan molekul yang muncul akibat dari produksi gas karena mengonsumsi sayuran in ternyata juga bisa meningkatkan sistem imun tubuh, menyehatkan usus, sekaligus mencegah datangnya infeksi. Bahkan, semakin banyak kita mengonsumsi serat dari sayuran, maka semakin banyak jumlah bakteri baik yang menyehatkan di dalam usus.

Penyebab perut terasa kembung setelah mengonsumsi sayuran adalah munculnya gas seperti karbondioksida, hydrogen dan methane. Hanya saja, muncul juga kandungan sulfur yang bisa membuat aroma gas dari tubuh kita menjadi lebih menyengat.

Beberapa jenis sayuran yang dikenal luas sebagai penyebab munculnya produksi gas dalam perut adalah brokoli dan kubis. Meskipun bisa membuat bau kentut semakin menyengat, kandungan sulfarophane dalam sayuran-sayuran ini juga bisa membuat risiko terkena kanker menurun dengan signifikan.

Keberadaan bakteri baik yang bisa membuat perut kembung ini ternyata juga bisa melancarkan pencernaan dan membuat proses penyerapan vitamin menjadi lebih maksimal. Bahkan, para peneliti dari Louisiana State University menyebutkan bahwa beberapa bakteri baik seperti bifidobacterium mampu membantu proses penyerapan polifenol yang mampu mencegah datangnya peradangan sekaligus menurunkan tekanan darah.

Jangan ragu untuk sering-sering makan sayur, meski bisa memicu perut kembung, hal ini sangat baik bagi kesehatan kok.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi