Terbit: 21 June 2017 | Diperbarui: 7 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Hampir semua orang tentu pernah mengalami diare. Saat penyakit ini datang, kita bisa sangat kerepotan karena harus bolak-balik ke toilet demi buang air besar. Tak hanya itu, diare juga akan membuat perut terasa sangat tidak nyaman dan tubuh menjadi lemas.

Diare Ternyata Muncul untuk Mencegah Kerusakan Pada Saluran Pencernaan

Ada cukup banyak faktor yang menyebabkan diare ini muncul, salah satunya adalah jika kita mengonsumsi makanan yang kurang bersih atau higienis sehingga membuat perut terkena serangan bakteri.

Namun, tahukah Anda jika bukan bakteri tersebut yang memicu munculnya diare? Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Brigham and Women’s Hospital, diare ternyata justru disebabkan oleh sistem pertahanan tubuh kita sendiri.

Salah seorang pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, Jerrold Turner, MD, PhD, menduga bahwa diare ternyata adalah cara alami yang dilakukan oleh sistem pertahanan tubuh agar saluran pencernaan aman dari serangan bakteri atau virus.

Dengan membuat tubuh terkena diare, maka tubuh akan membersihkan patogen pada saluran pencernaan. Memang, dugaan ini masih menjadi perdebatan banyak pakar kesehatan. Karena alasan inilah penelitian ini pun kemudian dilakukan.

Turner dan timnya kemudian menggunakan tikus percobaan untuk melakukan eksperimen kecil. Tikus ini diberi bakteri citrobacter rodentium, bakteri yang memiliki efek yang sama layaknya bakteri E.Coli pada tubuh manusia.

Setelah bakteri ini masuk ke dalam tubuh tikus, tubuh tikus langsung memproduksi protein yang memicu kebocoran mikroskopis pada saluran cerna. Kebocoran inilah yang kemudian menyebabkan cairan memasuki usus dan membuat kotorannya lebih cair. Kondisi ini justru meminimalisir tingkat infeksi pada bakteri.

Dalam penelitian yang hasilnya kemudian dipublikasikan dalam jurnal berjudul Cell Host and Microbe ini, Turner dan timnya yakin jika hal yang sama juga akan terjadi pada tubuh manusia meskipun memang hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi