Terbit: 20 January 2018
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Kasus influenza A (H3N2) di Australia, Amerika, Inggris dan beberapa negara lainnya mengalami peningkatan hingga mengkhawatirkan, Kementerian Kesehatan pun mulai mengaktifkan sistem peringatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang ada di bandara dan pelabuhan sebagai gerbang Indonesia.

Cegah Virus Influenza A(H3N2), Kemenkes Aktifkan Sistem Peringatan di Seluruh Gerbang RI

Influenza A(H3N2), seperti dilansir dari depkes.go.id, merupakan salah satu flu musiman, virus ini biasa bersirkulasi di belahan bumi utara dan selatan. Flu ini pernah menjadi pandemi (penularan penyakit meluas) pada tahun 1968 dengan perkiraan jumlah kematian 1 juta jiwa di seluruh dunia, dengan angka kematian tertinggi pada usia di atas 65 tahun.

Diketahui bahwa strain virus influenza A (H3N2) cenderung mengakibatkan angka kematian lebih tinggi dibandingkan virus influenza musiman lain yang bersirkulasi pada saat bersamaan di suatu tempat.

Selama musim flu, ketika virus influenza A (H3N2) predominan, maka kematian secara keseluruhan akibat influenza musiman meningkat 2,7 kali lipat dibandingkan jenis virus influenza musiman lainnya.

Perangkat global surveilans influenza berbasis web, mengutip FluNet, secara umum setiap tahun terdapat kecenderungan peningkatan kasus influenza A(H3N2) dunia pada 3 waktu, yaitu awal triwulan I, akhir triwulan II hingga awal triwulan III, dan pada akhir triwulan IV.

Peningkatan kasus di Australia cenderung terjadi pada triwulan III, sementara di Amerika, Inggris, dan Irlandia Utara terjadi pada triwulan I.

Menurut pakar kesehatan, kejadian ini sesuai pola tahunan yang telah diketahui. Sementara di Indonesia, pola peningkatan influenza A(H3N2) tidak sama dengan negara-negara tersebut. Peningkatan kasus dapat terjadi pada rentang waktu semester pertama setiap tahunnya.

Kementerian Kesehatan Australia tahun 2017 mencatat peningkatan kasus ini mulai terjadi pada minggu ke-17 dan berakhir pada minggu ke-41 dengan jumlah sebesar 2,5 kali lipat dibandingkan dengan jumlah kasus pada tahun 2016. Kasus influenza didominasi oleh influenza A(H3N2) sebesar 55 persen, diikuti influenza A(H1N1) pdm09 8 persen  dan influenza B 37 persen.

Selain itu, telah terjadi penambahan periode musim influenza dibandingkan tahun sebelumnya dan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit juga meningkat sebesar 2,3 kali lipat dibandingkan 2016. Peningkatan jumlah pasien yang dirawat lebih diakibatkan karena peningkatan kasus secara umum, bukan karena perubahan tingkat keparahan penyakit.

Hasil pemeriksaan virus pada kasus konfirmasi tidak menunjukkan adanya mutasi virus, menurut pakar kesehatan.

Influenza A H3N2 bisa dicegah. Meski hingga saat ini Organisasi Kesehatan Dunia WHO belum membuat pernyataan kewaspadaan secara resmi, Kementerian Kesehatan RI menilai bahwa masyarakat Indonesia, terutama WNI yang hendak pergi ke Australia maupun yang akan kembali dari Australia, baiknya telah memiliki informasi yang cukup mengenai virus influenza A.

Secara umum, kata pakar kesehatan, influenza dapat dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), membiasakan cuci tangan pakai sabun (CTPS), perhatikan etika batuk dan bersin, serta gunakan masker bila sedang sakit. Secara khusus bagi para pelaku perjalanan dari atau yang akan pergi ke negara terjangkit, disarankan untuk melakukan imunisasi influenza.

Saat ini tersedia vaksin influenza dengan komponen vaksin mengikuti jenis virus influenza yang bersirkulasi di bagian utara dan selatan. Komponen virus pada vaksin dapat berubah sesuai dengan sirkulasi virus, perubahan biasanya dilakukan sekali dalam setahun.

Rekomendasi untuk komponen vaksin influenza bagian utara setiap Februari atau Maret, sementara untuk komponen vaksin influenza bagian selatan setiap September. Tingkat seroproteksi (kekebalan) vaksin influenza dapat berbeda menurut jenis virus influenza, waktu, dan tempat yang berbeda.

Tingkat seroproteksi vaksin influenza terhadap virus influenza A(H3N2) di Australia pad 2017 diketahui sebesar 10 persen, sementara di Amerika sebesar 34 persen.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi