Terbit: 15 February 2022 | Diperbarui: 29 September 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Sheila Amabel

Gangguan tidur adalah masalah yang umum terjadi pada penderita stroke. Kualitas tidur yang buruk dapat memperlambat pemulihan, menyebabkan depresi, hingga menimbulkan masalah memori. Untungnya, terdapat berbagai cara mengatasi susah tidur pada penderita stroke. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

7 Cara Mengatasi Susah Tidur pada Penderita Stroke

Tidur dan Kaitannya dengan Pemulihan Stroke

Sebelum menjelaskan mengenai cara mengatasi susah tidur pada penderita stroke, penting untuk diketahui bahwa salah satu faktor terpenting dalam mendukung pemulihan dari serangan stroke adalah tidur.

Tidur yang berkualitas memiliki banyak manfaat, terutama bagi penderita stroke. Tidur nyenyak mendukung neuroplastisitas—kemampuan otak untuk merestrukturisasi dan membuat koneksi saraf baru di bagian otak yang sehat—sehingga memungkinkan penderita stroke untuk mempelajari kembali gerakan dan fungsi.

Sementara itu, kualitas tidur yang buruk dapat berdampak negatif pada pemulihan pasca stroke. Insomnia, sindrom kaki gelisah, dan gangguan tidur sering dikaitkan dengan pemulihan yang lebih lambat dan kurang efektif secara keseluruhan.

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua tantangan dalam perjalanan menuju pemulihan dari stroke dapat diperbaiki dengan tidur. Beberapa kelelahan pasca stroke mungkin disebabkan oleh faktor lain di mana penderita mungkin merasa lesu, sehingga tidak peduli berapa banyak tidur yang ia dapatkan.

Baca Juga: Gejala Stroke Ringan yang Harus Diwaspadai dan Pencegahannya

Cara Mengatasi Sulit Tidur pada Penderita Stroke

Pada umumnya penderita stroke mengalami insomnia, sleep-related breathing disorder, atau sleep-wake cycle disorder. Berbagai langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut, di antaranya:

1. Relaksasi Pikiran dan Tubuh

Insomnia bisa diatasi dengan berbagai cara, mulai obat resep hingga mengubah rutinitas sebelum tidur. Metode alternatif lain yang bisa Anda coba untuk mengatasi insomnia adalah latihan relaksasi, meditasi, latihan pernapasan, dan perhatian penuh pada aktivitas sehari-hari.

2. Meningkatkan Aliran Udara dan Pernapasan

Pada kasus sleep-related breathing disorder seperti sleep apnea, continuous positive airway pressure (CPAP) adalah perawatan umum dan efektif. Terapi CPAP memberikan semburan udara kecil yang mencegah penyumbatan yang dapat menghalangi jalan napas.

Namun, jika CPAP tidak memberikan manfaat, pilihan lainnya adalah menggunakan mouthpiece untuk mencegah gigi mengatup dan menjaga lidah agar tidak menghalangi.

Dalam kasus ekstrem, operasi yang memperlebar jalan napas dapat membantu meringankan masalah pernapasan terkait tidur.

3. Menggunakan Bright Light Therapy

Bright light therapy adalah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk mengatasi sleep-wake cycle disorder. Terapi ini biasanya digunakan untuk memperbaiki ritme sirkadian agar kembali normal.

Biasanya, terapi ini dilakukan di pagi hari dengan memaparkan diri pada cahaya terang sekitar 30 menit. Paparan sinar matahari dapat membantu mengatur ritme sirkadian sehingga menghasilkan tidur yang berkualitas.

4. Suplemen Melatonin

Melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal di otak yang membantu mengontrol jam internal dan siklus alami tidur-bangun. Sebagai suplemen, melatonin terkadang digunakan untuk mengurangi sakit kepala cluster kronis, mengatasi jet lag, gangguan afektif musiman, atau masalah tidur seperti insomnia.

Penting diketahui, konsultasi dengan dokter diperlukan sebelum Anda mengonsumsi suplemen ini guna mengurangi risiko interaksi buruk dengan obat lain yang sedang dikonsumsi.

5. Mengubah Kebiasaan dan Rutinitas

Terdapat beberapa kebiasaan yang dapat meningkatkan kualitas tidur dan membantu mencegah stroke berulang, antara lain:

  • Cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini akan menciptakan kebiasaan dan membantu Anda tidur secara konsisten.
  • Perbanyak waktu berolahraga.
  • Dapatkan paparan sinar matahari setiap hari.
  • Jika Anda tinggal di tempat yang bising di malam hari, cari cara untuk mencegah kebisingan atau menghindarinya dengan menggunakan headphone peredam bising atau white noise machine.
  • Jaga ruang tidur gelap dan sejuk.
  • Ciptakan rutinitas yang baik sebelum tidur, misalnya, membaca buku atau mandi air hangat. Hindari penggunaan gadget 30 menit sebelum tidur.

6. Terapi Kognitif Perilaku

Terapi kognitif perilaku atau CBT (cognitive behavioral therapy) dapat digunakan oleh pasien stroke untuk mengatasi insomnia yang dialaminya. CBT dapat diterapkan pada pasien yang membutuhkan penanganan insomnia kronis jangka panjang.

 7. Akupuntur

Sebuah studi mengungkapkan bahwa akupunktur adalah metode yang bisa digunakan untuk mengobati insomnia setelah serangan stroke. Meski begitu, klaim ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi kemanjuran akupuntur mengobati insomnia pasca stroke.

Nah, itulah berbagai cara mengatasi susah tidur pada penderita stroke yang bisa Anda coba.

 

  1. Cai, Hongxia, Xiao-Ping Wang, dan Guo-Yuan Yang. 2021. Sleep Disorders in Stroke: An Update on Management. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7990374/. (Diakses pada 15 Februari 2022).
  2. Hoffman, Henry. 2017. Sleep After A Stroke The Key To Faster Recovery. https://www.saebo.com/blog/sleep-stroke-key-faster-recovery/. (Diakses pada 15 Februari 2022).


DokterSehat | © 2025 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi